25. GET PROBLEM

82 15 40
                                    

Chapter 25. Get Problem
Get Yours➺

Seperti hari-hari sebelumnya, hari ini aku sekolah seperti biasa. Namun ada sedikit perbedaan dengan hari-hari sebelumnya, tadi pagi aku sekolah dengan keadaan mata bengkak. Aku usai menangis semalaman karena bertengkar dengan Kak Jaehyun, dia marah besar karena aku tidak sengaja menghilangkan flashdisk yang dimana terdapat banyak file penting miliknya di dalam benda itu.

Kak Jaehyun tidak sepenuhnya marah, hanya saja aku yang merasa sangat bersalah sudah membuatnya kerepotan. Berbanding terbalik, dia yang meminta maaf padaku, ku akui perkataannya sedikit kasar kemarin tapi, kurasa itu wajar karena disini aku yang ceroboh. Dan sekarang semua sudah baik-baik saja.

Baru saja dari Kantin, aku menyedot susu kedelai di tanganku sambil berjalan menuju kelas. Sesekali saling sapa dengan anak kelas lain yang aku kenal. Hingga aku tepat sampai di depan kelas, aku membuang kotak susu yang sudah habis ke tong sampah yang disediakan di luar Kelas.

Masuk ke dalam, aku melihat Hyunjin yang bersiap menggendong tasnya. Aku pun memilih acuh dan melangkah menuju tempat dudukku. Kami berpapasan, yang membuatku kaget dan langsung menoleh adalah ketika Hyunjin tiba-tiba menepuk bahuku.

Kedua alisku terangkat disaat laki-laki ini menatapku dengan tatapan datarnya. "Bilang sama guru kalo gue permisi, ada urusan keluarga."

"Kalo mau permisi lo harus lapor ke ruang guru. Catet dibuku absensi," saranku, menatapnya.

"Gak penting!"

"Udah cukup lo bikin masalah terus, Hwang Hyunjin. Udah cukup lo bikin kelas kita jadi tercemar," tekanku.

Bisa kulihat rahang tegas Hyunjin yang mengeras. Aku pun hanya melenggang hendak duduk di bangkuku, namun sebelum hal itu terhajadi, Hyunjin menahan bahuku lalu menarik kerah seragamku. Membuatku sampai berjinjit karena itu.

Sorot matanya menajam, seakan menembus bola mataku. "Gue gak nyuruh lo buat banyak omong, tapi lo udah bikin gue emosi," gertaknya.

Jujur saja nyaliku sedikit menciut mendapat perlakuan seperti ini dari Hyunjin. Kedua tanganku diam-diam mengepal menahan gemetar.

"Lebih baik lo berubah sebelum terlambat," kataku yang sepertinya berhasil membuatnya tambah marah.

"Gue paling males berurusan sama cewek, terlebih lagi sama cewek kayak lo. Tapi, kayaknya gue harus ngasih lo sedikit pelajaran karena udah berani main-main sama gue," jelasnya semakin mengeratkan cengkraman pada kerah seragamku. Nyaris membuatku tercekik.

Aku masih tidak mengerti kenapa tiap kali melihat Hyunjin, aku mendadak sensi padanya. Aku benci dia.

Suara bel berbunyi. Itu tandanya para siswa akan masuk ke kelas. Dan kami berdua masih dalam posisi yang sama.

"Heh, Hyunjin!"

Dengan susah payah aku menoleh, itu Jihoon dengan keterkejutannya mendapati pemadangan ini.

"Lepasin Kenzi!" perintahnya namun tidak digubris sama sekali oleh Hyunjin.

Laki-laki ini hanya menoleh sekejap, lalu kembali menatapku dengan senyum remeh. Aku tidak tau sejak kapan kelas sudah ramai penghuni, yang jelas aku bisa mendengar suara teriakan yang kuyakini itu adalah Somi.

"Jangan lo apa-apain sahabat gue!" tegur Somi yang lagi-lagi tidak Hyunjin hiraukan.

"Kalian semua gak usah ikut campur," desis Hyunjin tajam.

Jihoon berusaha melepaskan cengkraman tangan Hyunjin pada kerah seragamku tapi, dengan mudahnya Hyunjin menepis laki-laki itu hingga terhempas beberapa senti.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang