22. INGKAR

71 14 27
                                    

Chapter 22. Somi Kenapa? 
Get Yours➺

Sambil menguap lebar aku berjalan ke dalam kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Aroma lezat masakan tercium hingga ke kamarku, sebentar lagi kami akan sarapan bersama. Sua masih tidur dengan lelap di kasurku sembari memeluk boneka- ekhem, pemberian Jeno. Singkat cerita kemarin dia merengek ingin tidur bersamaku padahal kata Tante Sohye, Sua tidak terbiasa jika tidur dengan orang lain.

Jadi kurasa tidak mengapa meninggalkannya disini sendirian. Lagi pula kamar mandiku berada dalam satu ruangan.

Menyikat gigi lalu keramas, ketika aku masih masih asik menikmati cucuran air dari shower di atasku, tiba-tiba aku mendengar suara Sua yang menangis meskipun samar-samar. Aku mematikan shower supaya bisa mendengarnya lebih jelas. Dan benar saja, Sua menangis kencang.

"Ck," berdecak, aku menyambar handuk dan melilitnya asal di tubuhku yang basah.

Begitu keluar, aku mendapati Kak Jaehyun meraih tubuh Sua dan menggendongnya sambil sesekali mencoba menenangkan. Dia menatapku yang baru keluar dari kamar mandi.

"Sua nya nangis nih malah ditinggal mandi, dasar gak becus," omelnya.

"Apaan orang tadi pas Kenzi mau mandi Sua masih tidur kok yee," elakku.

"Ush ush. Sua jangan nangis, ini Kak Jaehyun," kata Kak Jaehyun berusaha menenangkan.

"Emang siapa lagi kalo bukan Kak Jaehyun? Setan?" cibirku.

Dia terdiam sejenak. "Ya udah kalo kamu emang pinter nih tenangin biar gak nangis lagi."

"Kenapa gak langsung bawa ke Tante Sohye aja gitu Kak dari pada nangisnya makin kenceng." Sembari mengeringkan rambut dengan handuk aku memberikan saran itu.

"Gara-gara kamu nih!"

"Masih pagi jangan ngajak ribut!"

Akhirnya laki-laki berbadan tinggi itu membawa Sua keluar. Lalu tidak kudengar lagi suara Sua yang menangis. Aku menghela setelahnya lalu segera mamakai pakaian. Hari ini aku memilih untuk memakai celana training panjang dengan atasan kaos polos, mengingat bahwa hari ini aku tidak ada rencana keluar rumah.

Sejurus kemudian aku berlari kecil menuju ruang tamu. Semua orang sudah duduk di kursi yang mengelilingi meja makan, kulihat Sua sedang asik memainkan makananannya. Aku lantas ikut bergabung dan mulai menikmati makanan yang telah disajikan.

"Ayah-"

Ucapan Kak Jaehyun terpotong karena Paman Hoon tiba-tiba bersuara, "Jaehyun udah punya pacar?"

Air muka Kak Jaehyun langsung berubah masam. "Perasaan topiknya itu-itu mulu dah, bosen."

"Maklum om, tanda-tanda masih jomblo," ujarku.

"Widih, main-main kamu dek sama Kakak," katanya tak terima.

"Wle." Aku membalas dengan juluran lidah. Kudengar suara gelak tawa ayah menginterupsi. Sedangkan Bunda dan Tante Sohye hanya menyimak sambil menikmati sarapan mereka.

"Gak tau tuh, mungkin dia mau fokus kuliah dulu." Ayah kembali melahap makanannya.

"Akhirnya ada yang ngewakilin. Pacar boleh belakangan, siapa sih yang nggak mau sama orang sukses?" suara Kak Jaehyun.

"Wah iya, ya." -Paman Hoon.

"Papa, papa!"

"Iya sayang?" Paman Hoon mengalihkan perhatiannya pada Sua yang memanggilnya.

"Sua punya temen balu, namanya Kak Echan. Kak Echan baik banget sama Sua, Sua suka cama Kak Echan!"

Diam-diam aku tersenyum lalu menunduk, melanjutkan makanku. Sesekali aku tertawa kecil mendengar Sua bercerita.

Until I Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang