"Cepat dimakan lho, mumpung masih hangat," Ujar Chuuya tanpa lelah membujuknya.
Akhirnya Si Surai Hitam pun terbujuk dan mau memakannya. "Iya iya, baiklah jika ini membuatmu senang—"
Akhirnya Chuuya tersenyum puas, "Baguslah,"
Dengan bantuan pisau dan garpu, Si Surai Hitam mulai memakan roti bakar mentega itu, untuk pertama kalinya lagi ia merasakan sarapan di pagi hari.
"Bagaimana?" Tanya Chuuya lagi.
"Enak kok," Jawab Akutagawa sambil kembali melahap makanannya itu.
Sekilas Akutagawa melihat Chuuya sedang menatap jam tangannya, lalu ia menundukkan kepala sambil melihat keluar kaca yang berembun itu.
"Doushita, Chuuya-san?" Tanya Akutagawa yang juga memperhatikannya.
Chuuya hanya menggeleng sambil tersenyum, "Ii'e, tak apa kok! Kukira sudah jam 8, ternyata masih jam 07.06. Kau makan saja,"
"Hm..." Respon Akutagawa sambil menghabiskan roti serta tehnya.
Jam menunjukkan pukul 07.25. Sudah saatnya untuk Akutagawa pergi ke technical meeting jam 8 nanti.
"Etto... arigatou, Chuuya-san," Pamit Akutagawa, "Bukankah kau ada tugas juga?"
"Ah, tak masalah. Aku bisa menyelesaikannya saat aku sampai di tempat tujuan!" Ujar Chuuya meyakinkan, "Sebaiknya kau buru-buru, bukankah ada meeting jam 8 nanti untukmu?"
"Oh iya, baiklah, aku duluan," Ujar Akutagawa lagi, "Jaa, sampai jumpa,"
Chuuya melambaikan tangan sambil tersenyum tulus.
Namun Akutagawa tidak tahu, setelah ia menaiki mobil pribadinya, Chuuya langsung berlari dari Cafè itu ke arah mobilnya juga.
***
"Sampai juga. Oh ya, perkenalkan, ini Kouyou Ozaki dari kepala bidang tata cahaya, ruang, dan tema serta latar. Ia bisa membantumu untuk menyukseskan tiap acara atau pertemuan yang kau akan adakan," Kata Mori langsung mengenalkan Akutagawa pada Kouyou yang terlihat anggun itu, tersenyum, "Ohayou, Akutagawa-san. Kau ini salah satu artis baru yang masuk ke agensi Yakuza kan?"
Akutagawa mengangguk, "Ha'i, yoroshiku onegaishimasu,"
"Sebelum rapat kali ini, kau mau makan sesuatu?" Tawar Mori seraya menunjukkan sebungkus nasi kepal dan onigiri. Akutagawa menolak dengan sopan, "Ii'e, arigatou, tadi aku sudah makan di Cafè dekat rumah,"
"Wah? Tumben sekali kau mau makan? Biasanya kau ke sini dengan keadaan tak pernah sarapan sama sekali. Makanya jadi sering terlihat pucat. Kali ini kau terlihat sehat," Kelakar Mori sambil terkekeh, "Kalau begitu, baguslah. Kau jadi bisa fokus mengikuti meeting ini kan,"
"Ha'i," Jawab Akutagawa seraya mencari tempat duduk untuk technical meeting kali ini.
"Akutagawa-san, kau kenal dengan Chuuya-san?" Tanya Kouyou tiba-tiba. "Ya, saya kenal," Jawabnya sambil menaruh perhatian penuh, "Doushita?"
"Tidak, dari pukul 07.00 pagi tadi ia dicari oleh manager agensi sebelah, Kunikida Doppo, untuk meluruskan suatu... ehm, masalah. Katanya ia ada suatu jurang pemisah antara salah satu kliennya," Jelas Kouyou, membuat Akutagawa yang tadinya tidak curiga, menjadi jelas semuanya. "Jadi... ia terlambat?" Tanya Akutagawa. "Kurang lebih? Ia diminta bertemu pukul 7 pagi, malah datang pukul 7 lewat 26 menit. Dasar anak itu, biasanya itu selalu terburu-buru. Tak pernah terlambat sekalipun," Celetuk Kouyou mengeluh.
Akutagawa sadar, sebelumnya Chuuya menatap jam tangannya karena ia tahu sudah pasti terlambat. Terlintas perasaan bersalah di batin Akutagawa yang langsung menunduk sambil terdiam.
"Baik, jam sudah menunjukkan pukul 8 lewat 5 menit, mari kita mulai techinal meeting kali ini,"
*
*
*
"Jangan lupa untuk melanjutkan album dan menata ruang, ingat, besok adalah hari besarmu!" Pesan Mori seusai meeting. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Sudah saatnya untuk lanjut bertugas di bidang musiknya.
"Ha'i, wakarimashitta," Jawab Akutagawa sambil pulang kembali ke rumahnya, lalu masuk ke ruang kerja pribadinya.
Gitar, piano, keyboard, semua alat musik ada di ruangan itu. Benar-benar surga bagi para pemusik.
Tok tok tok
"Masuk—?" Ujar Akutagawa merespon ketukan pintu ruang kerjanya.
"Kakak? Aku akan mengundang tamu untuk persiapan tata busana dan kostum nanti jam 12, kakak mau ikut juga atau tidak?" Tanya Gin meminta izin. "Apakah itu acara formal?" Tanya Akutagawa lagi. "Uhm, diadakan oleh rekan se-divisiku. Tapi jika kakak tidak mau ikut, tidak masalah, aku akan membuat suatu alasan kok. Aku tahu kakak sedang sibuk sekali. Besok acara tahunannya, kan?" Tambah Gin.
"Baiklah, aku akan lihat nanti," Jawab Akutagawa sambil merapikan kertas-kertas yang berserakan di sekitarnya.
"Arigatou, oh ya kak, ini kubelikan buah segar, dimakan ya, semoga bisa membuat kakak jadi segar," Ucap Gin tersenyum tulus sambil meletakkan sepiring potongan buah di meja kecil milik Akutagawa. "Oh, arigatou," Kata Si Surai Hitam sambil tersenyum kecil.
Gin menutup pintu ruang kerjanya pelan-pelan, dan Akutagawa melirik ke arah piring buah yang baru saja ditinggalkan oleh adiknya itu.
Selintas ingatan Akutagawa kembali tertuju pada Chuuya yang ternyata terlambat mengikuti pertemuan pentingnya itu, hanya untuk menemaninya sarapan.
Semburat merah tipis mulai merona di pipi Akutagawa, membuatnya segera menutup mulutnya, berusaha untuk tidak membuatnya semakin merah sendiri.
Apa yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaze Upon Music
FanfictionKenapa aku jadi terseret ke dunia hiburan kayak begini? Siapa juga yang mau, aku hanya terseret karena seseorang yang entah kenapa harus kuakui sebagai orang yang kuhormati, membuatku harus menjadi sesuatu yang bukan mencerminkanku sama sekali. Kala...