Do You?

126 25 22
                                    

"Akuta—" Panggilan terakhir Chuuya tetap tidak digubris si surai hitam. Chuuya melihat Akutagawa yang semakin menjauh, tidak mengetahui alasan yang pasti. "Kenapa kau mengawathirkannya, Chuuya-kun?" Tanya Dazai penasaran. Chuuya melirik tajam ke arah Dazai yang tersenyum itu, "Karena sudah cukup kau melakukan hal buruk padanya,"

***

"Are? Akutagawa-san? Kau ngapain? Biasanya akan mengobrol dengan klien lain atau kalau tidak, Chuuya-san? Doushita?" Tanya Mori yang sedang ada di meja camilan. Akutagawa menggeleng, "Etto... dia sedang sibuk,", "Sibuk? Soukka... yah bagaimana kalau kau mengobrol dengan tamu lain saja? Daripada kurang kerjaan di sini, ya?"

Kurang kerjaan katanya. Cih.

Akutagawa hanya mengangguk, "Ha'i, nanti saya akan keliling,"

Dari jauh Gin memperhatikan Chuuya dan kakaknya secara bergantian. Dia merasa harus melakukan sesuatu, tapi apa? "Hah... mana ada yang tahu akan jadi sesulit ini..." Gumam Gin, ia sendiri tidak menyangka Dazai akan jadi salah satu tamu undangan Mori. "Doushi yo..." Gin yang berempati itu bukannya mengobrol dengan Tachihara, koleganya, malah ikutan berpikir cara supaya Chuuya-san sendiri tidak salah paham atas pemikiran Akutagawa, apalagi tadi Akutagawa mengambil langkah yang salah, yaitu menolak ajakan berbicara Chuuya yang mungkin saja saat ini membuatnya jadi salah paham. Yah, wajarlah Akutagawa memang lack of social skill yang mana membuatnya canggung di pertemuan atau acara seperti ini. Gin juga memperhatikan bahwa Chuuya juga terlihat menolak untuk mengobrol dengan Dazai, which is a good news. "Gin-san? Kau memperhatikan apa?" Tanya Tachihara dari belakang. "Oh, etto... bukan apa-apa, hanya melamun,"

"Kau suka pada Chuuya-san?" Tanya Tachihara tanpa basa-basi pula. "HAA?? Bicara sembarangan. Sudah ada yang suka, dasar bodoh..." Tukas Gin, "Omong-omong, kau punya ide untuk menyatukan kembali dua orang yang... eng... salah paham?", "Salah paham? Hah... itu hanya mereka yang bisa betulkan, kita jangan ikut campur,"

*

*

*

"Dazai... biarkan aku pergi bodoh," Ucap Chuuya mengecilkan volume suaranya karena tidak ingin tamu lain mendengarnya. "Hm? Kau mau ke mana memangnya?" Tanya Dazai masih tersenyum, "Kau mau bertemu dengan Akutagawa-kun, ya?" Chuuya menunduk sedikit, "Kalau kujawab, janjilah kau berhenti mengikutiku,", "Yah soal itu, berdoalah," Ucap Dazai menyeringai lebar. Chuuya menarik napas, "Aku akan mencarinya,"

Chuuya langsung menjauh dari Dazai, tidak mau berbicara lebih jauh karena biasanya ia selalu menyangkut-pautkan semuanya ke ajakan bunuh diri. Ah siapa sih yang tidak mau bunuh diri? Tapi tentunya kita hidup untuk bertahan, bukan mendapatkan tantangan lalu menyerah dan mati.

Dazai hanya menatap Chuuya yang semakin lama menjauh dan masuk ke dalam kumpulan tamu-tamu lain, lalu tersenyum penuh arti.

"Aku akan berusaha,"

***

"Hah... ke mana sih anak itu?" Gumam Chuuya celingukan seperti orang hilang. Ia melirik ke kanan dan kiri mencari si surai hitam, namun ia sendiri tak menemukan jejaknya. Chuuya menghela napas, "Haah... apa aku ada salah bicara ya..." Sekilas ia melihat sepiring kue brownies berlumur cokelat wine dan di meja lainnya, ada berbagai macam jenis teh dan tentunya di ujung meja ada gelas berisi anggur merah. Tentu saja seorang Chuuya ingin mencobanya, kalau saja ia tidak dilanda kebingungan sekarang.

"Are, Chuuya-san? Doushita, apakah kau mencari Akutagawa-san?" Tanya Gin yang berpapasan dengan Chuuya. "Ha'i, benar, dia ke mana sih? Daritadi kucari entah ke mana dia menghilang,", "Ah! Dia ada di tengah ruangan, tenang saja, dia akan ke sini untuk memakan sepotong kue seperti yang kuminta. Seharusnya bisa bertemu," Jawab Gin tersenyum, "Kalau begitu aku permisi sebentar ya? Jaa!"

"Ah, iya, arigatou!" Tukas Chuuya melambaikan tangannya. Tepat setelah itu Akutagawa yang tidak menyadari keberadaan Chuuya hanya berjalan sambil menunduk, dan dengan itu saja Chuuya bisa mengetahui memang ada yang salah dengannya. "Akutagawa-kun?" Sapa si mata biru, membuat si pemilik nama yang disebut menoleh, lantas terkejut sendiri. "Ha—Ha'i?" Ucap Akutagawa agak gugup, "Doushita?", "Kau kenapa sih?" Tanya Chuuya yang keheranan. "Nandemonai—mungkin hanya gugup, tidak usah khawatir Chuuya-san," Ucap Akutagawa lagi. "Hah...? Oh, ya... untuk mengurangi kegugupan bagaimana kalau kau makan kue dan minum teh?", "Ano—aku tidak lapa—"

"Sudah, sudah, kuambilkan kue mau?" Ujar Chuuya menawarkan, dan Akutagawa langsung menggeleng, "Ii'e! Aku akan mengambilnya sendiri kalau begitu—kau mau kuambilkan juga?" Taya Akutagawa. Chuuya mengangguk, "Yah, boleh, tak usah pusing kue yang mana aku tak apa dengan semuanya kok,"

Gaze Upon MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang