Annual Celebration #1

139 25 31
                                    

Tik... tik... tik...

Jam menunjukkan pukul 13.30. Sebentar lagi adalah acara itu. Di detik-detik terakhir inilah Akutagawa mencari pakaian formal yang telah ia siapkan sejak 3 hari yang lalu.

"Tadaima—!" Seru Gin dari depan, "Aku pulang lebih cepat dari dugaan,", "Oh, okaerinasai, kau sudah punya pakaian formal yang akan kaupakai nanti?" Tanya Akutagawa menoleh ke arah adiknya itu. "Ha'i, sudah kok. Bagaimana perasaan kakak tentang acara ini? Gugup kah?", "Etto... agak sih," Tukas Akutagawa.

Gin tersenyum, "Duh tenang saja kak, pasti ada yang mendukung kakak kok di sini,", "Sou... arigatou, Gin-chan," Akutagawa tersenyum kecil melihat adiknya. Ah, siapa yang bisa membuat Akutagawa tersenyum? Tentu saja hanya adiknya. Faktanya saja Akutagawa tak pernah tersenyum benar-benar tulus. Di dunia luar, dunia penyanyi, ia tersenyum dengan harapan tidak terlihat palsu secara mencolok.

"Kak, tadi Chuuya-san berkunjung ya?" Tanya Gin tiba-tiba. "Eh? Iya, kau tahu dari mana?" Tanya Akutagawa keheranan. Apakah Chuuya berkata pada Gin? "Oh? Topinya tertinggal di sofa," Ucap Gin. Akutagawa yang mendengar hal itu langsung menoleh, "Topinya?", "Kakak yang simpan saja dulu, nanti Chuuya-san akan datang ke acara sore nanti kan?" Saran Gin. Akutagawa hanya mengangguk, "Yah, kau benar,"

Lagi-lagi Gin menyembunyikan senyumnya, "Kalau begitu, aku akan melanjutkan sedikit pekerjaanku,"

Mereka masuk ke kamar masing-masing. Gin yang sedaritadi mengerti perasaan kakaknya akhirnya tersenyum sendiri di kamarnya. "Mattaku... ternyata benar ya cinta bisa mengubah sifat,"

*

*

*

Opening Annual Celebration

Tamu-tamu mulai berdatangan. Gin dan Akutagawa sibuk menyambut tamu undangan mereka—tepatnya tamu undangan Mori. Ah, semua berjalan lancar. "Konnichiwa, Akutagawa-san, Gin-san!" Sapa Tachihara dan Higuchi. "Konnichiwa~selamat atas acara ini, Akutagawa-san," Ucap Kouyou yang juga diundang.

"Sumimasen, Gin-chan, aku ke toilet sebentar," Izin Akutagawa, "Tolong jaga penyambutan ini sebentar,"

"Ah? Ha'i, wakarimashitta!"

Gin berdiri di depan pintu untuk kembali menerima tamu undangan. Sampai akhirnya...

"Gin-chan, kenapa kau terdi—" Akutagawa yang tadinya akan kembali menerima tamu, kini melebarkan pandangan matanya, tidak bisa berbicara sedikitpun melihat siapa tamu undangan ini.

"Yo, konnichiwa, Akutagawa-kun," Pria bersurai cokelat gelap itu tampak tersenyum sinis, "Aku diundang oleh Mori-sama,", "D-Dazai-san... lebih baik jangan berbicara secara langsung seperti itu—" Ucap seorang laki-laki bersurai putih di sampingnya. "Maa maa Atsushi-kun! Santai saja," Tukas Dazai sambil menepuk-nepuk kepala Atsushi pelan, yang mana Akutagawa tak pernah rasakan sebelumnya. Tentu saja hal itu membuat Akutagawa harus menahan emosinya, yah sudahlah apa boleh buat.

"Masuklah," Ucap Akutagawa pendek, tidak berharap untuk berbicara lebih lama. "Chotto matte Akutagawa-kun. Aku mau bertanya satu hal," Ujar Dazai menghentikan langkah Akutagawa. "Nani?"

"Di mana Chuuya-kun? Aku ingin bertemu dengannya,"

Kalimat itu membuat Akutagawa langsung diam, bahkan Gin sampai memberi kode pada Dazai untuk berbicara. Tentu saja Dazai takkan menaruh perhatian penuh. Gin sendiri sebenarnya tidak bisa berkutik lebih lanjut. Karena... uhm... suatu alasan.

"Tidak ada jawaban kah? Yah sudah, tak apa, aku takkan membawa topik pembicaraan ini lebih lanjut," Ujar Dazai tertawa sinis. Akutagawa menghela napas, "Kita di sini bukan untuk mencari masalah, Dazai-san, melainkan hanya untuk merayakan,"

Dazai tersenyum, "Ha'i~ terserah kau saja. Etto, kalau Chuuya-kun datang, bilang ya?" Pesannya. Atsushi yang sedaritadi hanya ikut di samping Dazai, cuma bisa melirik ke arah Akutagawa yang memasang wajah masamnya itu.

"Cih, mana mungkin aku akan mengajak Dazai-san berbicara pertama kali," Gumam Akutagawa mendecih kesal. Apa daya toh, nggak bisa melawan? "Sudahlah kak, lupakan saja, nanti kalau Chuuya-san datang, terserah kakak mau melapor pada Dazai-san atau tidak," Ujar Gin menepuk pundak si surai hitam kakaknya. Sekali lagi Akutagawa menghela napas, "Yah, tak apalah..." Si surai hitam melirik ke arah Dazai yang berjalan ke ruang tempat acara berlangsung, "Pasti bos yang mengundangnya. Sekarang aku mengerti mengapa Chuuya-san menginginkan daftar tamu undangan dariku. Ternyata ia ingin mencaritahu apakah Dazai diundang atau tidak,"

Sejenak Akutagawa terhenyak sendiri, tatapannya jadi muram, karena terlintas di pikirannya satu hal.

"Bagaimana kalau ternyata Chuuya mengecek daftar hanya untuk mengetahui apakah Dazai diundang?"

"What if he doesn't love me back?"

Gaze Upon MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang