A rotten apple doesn't fall far from its tree, does it?
*
*
*
Jam menunjukkan pukul 14.35, sekitar setengah jam lagi acara sudah harus mulai. Akutagawa juga harus bersiap-siap untuk pidato, namun Chuuya tak kunjung datang juga.
"Akutagawa-senpai—kau diminta untuk segera bersiap pidato di depan," Ujar Higuchi dari belakang Akutagawa, menyodorkan selembar kertas naskah. "Hn—aku akan ke sana nanti,"
Pikiran bahwa Chuuya tidak menyukainya kembali terlintas, dan hampir saja Akutagawa mengurungkan niatnya untuk mendekati Chuuya, namun...
"Konnichiwa—! Gomenne, aku terlambat! Aku mencari sesuatu tetapi aku lupa apa itu," Ucap Chuuya tergesa-gesa di depan si surai hitam yang terkejut akan kedatangan mendadaknya. "Etto—tak masalah kok, acaranya belum mulai,"
"Soukka??? Haaaah—yokatta..." Chuuya berusaha mengatur napasnya. Wajar saja, ia berlari terus menerus. Mansion Akutagawa dengan milik Chuuya berdekatan. Untuk apa mobil, pikir Chuuya.
"Kau akan segera berpidato kan? Ayo cepat siap-siap!" Ujar Chuuya. Namun entah kenapa kali ini Akutagawa lebih masam dari biasanya, setelah ia melihat Dazai yang mengawasinya dari belakang, "Ha'i..."
Chuuya keheranan melihat tingkah Akutagawa yang berbeda itu, namun ia agak enggan bertanya.
*** Pukul 15.23 ***
Sebelum berpidato tentu saja perasaan tiap orang adalah gugup. Dari tadi Akutagawa sama sekali tidak bisa melepaskan keraguannya terhadap Dazai yang sedang berdiri bersama Atsushi yang memegang segelas jus. Chuuya sendiri? Ia terlihat menghindari Dazai meskipun dipanggil olehnya. Karena itulah Dazai melirik tajam ke arah Akutagawa yang bahkan tidak tahu apa-apa, akhirnya pidato berlangsung agak ragu.
"Konnichiwa—minnasan ga, saya di sini sebagai tuan rumah acara kali ini..."
Mori menyadari hal itu, namun memakluminya karena berpikir bahwa ini memang pertama kalinya si surai hitam harus berbicara depan banyak orang, terlepas dari pekerjaannya saat ini.
Dazai mendengarkan intonasi Akutagawa yang naik turun karena gugup, namun ia sendiri tidak terlalu memikirkannya.
***
"Maa Akutagawa-kun, kau bisa gugup ternyata—"
"Damare," Kalimat Dazai yang belum selesai itu langsung dipotong oleh si surai hitam yang menghindari percakapan dengannya. Dazai hanya tersenyum miring melihat sikapnya itu, "Kau akan ke Chuuya-kun kan?" Akutagawa diam tidak menjawab.
Kalau ia memang melarangku untuk mendekati Chuuya-san maka terserah dia saja sekarang.
Dari sudut matanya Akutagawa melihat Dazai dan Atsushi yang mendekati Chuuya. Meski si surai hitam ingin sekali melakukan sesuatu, ia tetap tidak bisa. Akhirnya dengan berat hati ia biarkan Dazai berbicara dengan orang yang ia sukai itu.
"Kak? Tadi pidato kenapa gugup? Apa karena..."
"Aku tak apa kok, tak perlu khawatir ya?" Tukas Akutagawa pada Gin yang menyadari kegugupannya. Terlihat dari sisi mata Gin bahwa Dazai tengah membuka percakapan dengan Chuuya. Gin langsung mengerti kegugupannya, lalu hanya bisa menghelanapas melihat kakaknya yang berlalu, berusaha menyembunyikan keadaannya yang sedang... bisa dibilang terintimidasi oleh salah satu tamu undangannya sendiri.
Tak disangka, Chuuya melihat si surai hitam lewat di sebelahnya dan langsung meraih tangannya tanpa memedulikan Dazai yang bahkan berada di depannya saat itu, "Hoi—! Doushita, mau ke mana kau?" Terkejut karena melihat Dazai di belakang Chuuya, ia refleks melepaskan tangannya, "Ma-maaf, aku pergi bertemu orang sebentar," Chuuya mengerenyitkan dahi, "Orang? Siapa?"
Akutagawa yang sudah ingin menjauh dari Dazai itu akhirnya pergi tanpa menjawab. "Hoi, Akutagawa-kun!" Seru si mata biru yang tidak digubris. "Maa maa, Akutagawa-kun memang keras kepala ya?" Komentar Dazai sambil menepuk pundak Chuuya yang tersentak kaget. "Jangan sentuh aku, Dazai, sudah kubilang berapa kali, aku-tidak-mau-bicara,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaze Upon Music
FanfictionKenapa aku jadi terseret ke dunia hiburan kayak begini? Siapa juga yang mau, aku hanya terseret karena seseorang yang entah kenapa harus kuakui sebagai orang yang kuhormati, membuatku harus menjadi sesuatu yang bukan mencerminkanku sama sekali. Kala...