Heartwarming

150 23 9
                                    

Duh, siapa sih yang tak pernah merasa canggung? Pasti semuanya pernah baik itu sengaja ataupun tidak sengaja.

Itulah yang terjadi saat ini, yang membuat Akutagawa merah padam dengan Chuuya yang panik lalu buru-buru bangkit dari Akutagawa yang terhempas ke lantai karenanya, "Go—GOMEN!" Tukas Chuuya agak panik, "Apakah ada yang luka??"

"Ii'e—tak masalah..." Si surai hitam menutupi wajahnya yang memerah padam itu. Tentu saja, jarak wajah mereka tadi hanya sekitar beberapa senti saja. Chuuya langsung menjauh, lalu sejenak kemudian ia menyadari wajah si surai hitam yang merah itu. "A—Akutagawa-kun??"

"Ha—Ha'i?"

Chuuya kembali mendekatinya yang semakin kalang kabut, "Doushita? Kau sangat merah," Bukannya mengurangi wajah merahnya, malah bertambah.

"Etto—sudahlah—! Sudah pukul 22.00 dan seharusnya kita tidur—!" Tukas Akutagawa memalingkan wajahnya. Chuuya mengangguk kecil, "Ha'i ha'i, kau benar. Besok kau pasti banyak kerjaan,"

Hah... yokatta...

"Kau mau tidur di sisi mana?"

"A—Aku di mana saja boleh,"

"Soukka... kalau begitu aku tidur di sisi kanan ya?"

"Ha'i,"

***

Bukannya tidur, Akutagawa malah terjaga dan malah tidak bisa tidur. Salah satu penyebabnya adalah seorang pria bersurai oranye ini lah yang membuatnya terjaga. Melihatnya tidur saja sudah membuat si surai hitam merona sendiri. Apalagi melihatnya saat ia bangun?

Bukannya tidur, Akutagawa malah mengetik di handphonenya tengah malam.

"Matakku..." Gumam si surai hitam melirik kecil ke arah Chuuya. Ia tak bisa tidur.

"Sudahlah,"

Akhirnya ia berusaha membaringkan diri di sebelah si mata biru yang sudah terlelap. Cukup jelas dia lebih mudah tidur daripada si surai hitam.

Sekilas terlintas di pikirannya untuk keluar dan berjalan di malam hari. Sepertinya menghirup udara malam bisa menenangkan.

Akutagawa keluar kamar dan menutup pintunya pelan-pelan, namun ia tak sengaja berpapasan dengan Gin, "Kakak mau ke mana pakai syal segala?" Tanyanya. "Etto... hanya mencari udara. Sepertinya aku tak bisa tidur," Ucap Akutagawa sambil berlalu. Tidak membiarkan kakaknya pergi tanpa alasan yang lebih jelas, Gin meraih lengannya, "Ngapain keluar malam-malam? Bukannya Chuuya-san juga tidur di kamar ka—oh..." Ekspresi Gin langsung berubah ketika memahami apa yang terjadi. Ia mulai memperhatikan tanda apakah itu benar, "Kakak ini... sedang suka seseorang ya??"

Langsung saja si surai hitam meledak dalam kemerahan wajahnya, dan menggeleng, "Apa maksudmu—aku tidak suka siapapun,"

Gin hanya tersenyum kecil, "Soukka? Benarkah?", "Tentu saja, kenapa kau tanya begitu?" Tukas Akutagawa berusaha menyembunyikan wajahnya dari Gin. Namun, cara itu sepertinya tak berhasil, Gin sudah tahu tingkah kakaknya itu. "Sou... kalau begitu kenapa tidak tidur saja? Sudah pukul 12 malam dan kakak belum tidur? Yang benar saja?", "Itu bukan masalahmu dasar," Ucap Akutagawa seraya mencubit pipi adiknya secara pelan. "Huu... kak, kalau tak bisa tidur karena Chuuya-san akui saja," Tukas Gin tertawa kecil, menjahili kakaknya yang sudah semakin merah. "Mou..! Kau sendiri kenapa tak tidur heh???" Ucap Akutagawa berbalik tanya, "Kau ini juga seharusnya tidur, dasar, ayo sana tidur," Gin hanya tertawa kecil sambil berjalan ke kamarnya. "Kak, jangan sembunyikan perasaanmu dariku lagi lho, aku ini pintar,"

"Matakku..." Batin Akutagawa seraya menggelengkan kepalanya. Ah, sudahlah. Gin terlalu pintar untuk dihindari. Dia tahu Akutagawa akan keluar malam-malam, maka ia menyembunyikan kunci depannya. "Dasar..." Gerutu si surai hitam. Adiknya ternyata memang pintar.

Terpaksa Akutagawa kembali berjalan ke kamarnya, duduk di tepi kasur lalu tidak melakukan apa-apa. Di sampingnya adalah si mata biru yang tengah terlelap. Manis sekali.

Si surai hitam sangat ingin menyentuh pipi Chuuya yang tertidur itu. Ya siapa sih yang tidak mau? Apalagi ia tidur dengan cara yang sangat imut.

Mana ada yang tahu pria yang terlihat sangar bisa tidur dengan imut kan?

"Hm..." Tubuh kecil Chuuya sekilas terlihat menggigil. Ya suhu AC yang disetelnya adalah 18° C. Akutagawa dengan cepat menaikkan suhu AC menjadi 25° C dan membentangkan sebuah selimut lebar, lantas menutupi tubuh Chuuya dengan lembut menggunakan selimut itu.

Tak disangka, Chuuya malah tersenyum manis dengan posisi tengah tertidur, membuat Akutagawa jadi salah tingkah dan kaget sendiri. Pikirnya ia tak sengaja membangunkan Chuuya.

Namun, pikiran lain malah berkeliling di kepalanya. Suhunya memang dingin, selimut hanya satu. Si surai hitam tidak berani memakai selimut itu berduaan. "Aku tidur tanpa selimut saja," Batinnya seraya menatap Chuuya.

"Bagaimana aku akan tidur malam ini..."

Kalau di sampingku ada gula tengah tertidur?

Gaze Upon MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang