Terimakasih bagi pembaca setia. Sekarang aku datang membawakan si cantik Nandira lagi ya :) :D
Ada yang nanya ke aku,
"Nandira itu ada sosok nyatanya, kan?"
"Yang jahat itu Devon, ya?"Hmm gimana ya. Nandira yang aku tulis ini ya pastinya hanya ada di dalam cerita 'I L Y' milikku. Tapi mungkin ada yang melihat kesamaan karakternya dengan manusia nyata, itu nggak sengaja. :D
Dan apakah Devon jahat? Yakin nih kalau yang kahat itu Devon? :D *authornya mulai gila* --"
Cukup sudah basa-basinya :3
Maaf bila typo berserakan/?HAPPY READING ALL ♥♥♥
BAB 11
Aku tidak pernah ingin menyakitimu. Jika aku melakukannya, itu adalah ketidaksengajaan. Aku tak pernah bermaksud menyakitimu...
Rosa terduduk lemas di salah satu bangku, dia tidak dapat membayangkan apa yang terjadi pada Nandira. Didengarkannya Lian dan pelayan tua itu masih melanjutkan pembicaraan.
"Apa anda tahu ciri-ciri temannya itu?" Lian tak menyerah untuk mendapatkan informasi sekecil apapun tentang Nandira.
Pelayan tua mengernyitkan dahinya, mencoba mengingat sesuatu. Lalu wajahnya cerah, "Ya," Dia berseru, Lian dan Rosa sudah siap pasang telinga dengan baik, "Sepertinya orang itu masih muda juga, dan tampan." Kata pelayan tua itu.
Rosa memberikan tatapan pada Lian, seolah berkata 'apa-ada-penculik-yang-tampan-?', Lian memutar bola matanya dan kembali menatap pelayan tua itu.
"Yang paling mencolok dari pemuda itu..... dia memiliki sebuah tato di punggung tangannya."
Rosa dan Lian tersentak, lalu bertatapan. Tatapan yang hanya dimengerti oleh mereka. Keduanya kemudian mengucapkan terimakasih dan bergegas keluar dari kedai itu.
Dengan setengah berlari, kedua gadis cantik itu berhasil masuk ke mobil. Lian yang sangat hebat dalam menyetir, sekarang berada di kursi kemudi. Sementara Rosa duduk di sampingnya.
Tangannya merogoh saku celana jeansnya, menghubungi Savana.
"Kak Savana! K-kami mendapatkannya. Kami tahu siapa orang yang membawa Nandira."
***
Devon merasakan kepalanya sangat sakit, dia memang belum makan malam dikarenakan masalah ini. Dia pun tak nafsu makan dibuatnya.
Astaga, Nandira...
Bagaimana keadaanmu, sayang? Baik-baik saja, kan? Aku akan menemukanmu lagi.
"Tuan..."
"Bagaimana? Ada petunjuk?"
Raut wajah Ronald, bawahannya itu terlihat merasa bersalah. Dan Devon tahu apa artinya.
Devon menghela nafas berat. Lalu memegangi kepalanya yang terasa nyeri. Ronald yang melihat langsung ingin membantu tuannya.
"Tidak," Devon menolak bantuan Ronald, "Aku hanya butuh air mineral dan obat sakit kepala."
"Anda harus istirahat, tuan." Ucap Ronald. Pria itu terlihat bingung.
Devon menggeleng tak ingin dibantah, "Lakukan apa yang kuperintahkan." Katanya lalu dengan letih Devon masuk ke dalam mobil.
Sementara Ronald dan bawahan Devon mencarikan tuannya makanan dan obat.
***
"AKU BILANG LEPASKAN AKU!!! KAU DENGAR HAH GILAA!!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You
Romance"Apakah mencintai seseorang itu adalah suatu kejahatan? Aku mencintainya, dan aku harus memilikinya!" *** "Aku mencintainya jadi aku melakukan apapun untuknya. Perasaan Cintaku lebih besar daripada keinginanku untuk memilikinya..."