BAB 12

754 37 1
                                    

Saya melanjutkan cerita ini..... :)
Maaf bila lama dan banyak typo...

Happy reading all ♥

~~~

Dengan pelan, Devon keluar dari kamar Nandira. Rupanya dia tertidur di sana. Saat bangun, Devon melihat sekarang sudah pukul enam pagi.

Nandira masih tidur, mungkin gadis itu sangat kelelahan. Sebenarnya Devon juga lelah tapi dia harus bekerja hari ini. Dan melakukan hal yang sudah direncanakannya segera...

Sebelum pergi, Devon sudah memberikannya kecupan sayang di kening Nandira. Dan mengucapkan selamat tidur.

Devon berjalan menelusuri ruangan mewah di kediaman Cholasta itu. Setelah turun dari lantas atas -kamar Nandira- Devon melihat sekelilingnya.

"Devon..."

Pria itu berbalik dan mendapati Savana ada di sana. Rupanya Savana sudah bangun dan sepertinya sudah mandi. Dilihat dari rambutnya yang basah.

"Aku akan pulang. Nandira masih tidur." Kata Devon sambil tersenyum tipis.

Savana mengangguk, dia membuka mulutnya seolah akan berbicara. Namun sudah beberapa detik Savana belum juga bersuara.

"Ada apa?" Devon bertanya.

"Kau mencemaskannya?"

"Sangat. Tentu saja aku sangat mencemaskannya." Devon menjawab pertanyaannya sambil mengernyitkan dahi. Dia tentu heran dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Kakak sepupu gadis yang dijodohkan dengannya itu.

Savana terdiam dan tak lama gadis itu tersenyum, "Terimakasih sudah membantu mencarinya." Gumam Savana pelan.

Devon mengangguk dan tersenyum manis. Pria itu memang memiliki senyuman seperti malaikat. Senyumannya yang dapat membuat membuat kaum hawa leleh, tak terkecuali Savana. Namun tetap saja Savana sangat mencintai Alvin.

"Kau mau sarapan bersama? Alvin, Berlian dan Rosa menginap di sini."

Tawaran Savana dijawab oleh gelengan Devon, "Aku ingin sekali tapi maaf aku harus pulang. Aku ada urusan." Tolaknya sopan.

Savana mengangguk mengerti. Setelah berbasa-basi sedikit Devon pun pamit pergi. Meninggalkan Savana yang hatinya terlihat meragu...

Siapa yang harus kupercayai?

***

Nandira merasakan kepalanya pening. Cahaya matahari menyilaukannya. Dengan enggan, gadis itu membuka mata. Mendapati dirinya berada di kamarnya yang nyaman.

Seingatnya kemarin dia disekap, lalu pulang dan sesampainya bertemu dengan.... Arlan.

Ya, ingatan terakhirnya ketika Nandira dipeluk oleh mantan kekasihnya itu lalu..... mungkin Nandira tertidur.

Apa Arlan yang membawaku ke sini? Pipi Nandira seketika merona memikirkan hal itu.

Nandira duduk dan melihat sekelilingnya. Matahari sudah bersinar sangat cerah. Nandira melirik jam di meja nya, waktu menunjukkan pukul sembilan.

Nandira merasa kesal, tidak biasanya dia bangun siang seperti ini. Oh pastinya dia sangat kelelahan. Dia tidak tahu kapan dia pulang tapi yang gadis itu ketahui itu sangat malam.

Setelah cukup lama berdiam dan mencerna semuanya, Nandira memutuskan untuk mandi dahulu. Tubuhnya terasa lengket. Rasanya mandi adalah hal yang nikmat untuk dilakukan sekarang.

~~~

Nandira sudah selesai mandi. Dia berendam air hangat untuk merenggakan otot-ototnya. Semerbak harum mawar tercium dari aroma tubuh Nandira. Dan Rambut coklatnya basah mengeluarkan aroma strawberry yang menyenangkan.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang