BAB 17

536 26 2
                                    

~ 5 Bulan kemudian ~

"Dimana Dad dan Kak Savana?"

Nandira menatap pengurus rumah Bik Ina. Sekarang baru pukul enam pagi tetapi kedua orang yang disayanginya itu tidak ada di rumah.

"Tuan besar dan Nona Savana sudah pergi ke Bogor, nona."

Nandira mengangguk setelah mendapatkan informasi itu. Dia pikir Bryan dan Savana akan ke Bogor setelah sarapan bersama. Nandira tahu mereka akan berhizarah ke makam Ibu Nandira.

Gadis cantik itu duduk di meja makan. Menunggu masakan siap. Hanya diam dan termenung.

Sudah 5 bulan berlalu. Lama-lama kedua sudut bibir Nandira terangkat. Memunculkan senyuman yang manis. Dia mampu melewati ini. Ya, dia pasti bisa.

Bryan sudah sangat sehat. Dan Nandiralah yang begitu telaten dalam menjaga pola makan sang ayah. Beliau juga sudah masuk bekerja. Perusahaan mereka sudah seperti sedia kala.

Hubungan Nandira dengan Devon juga semakin dekat. Pria itu tidak berubah. Tetap baik dan mempesona bagi Nandira. Meski sibuk, Devon selalu menyempatkan untuk memberikan perhatian pada Nandira. Mereka akan menikah dua minggu lagi. Nandira sudah menyelesaikan kuliahnya sebulan yang lalu. Pernikahan mereka memang terkesan mendadak. Tetapi karna pengaruh keluarga Geovano dan Cholasta, persiapan pernikahan sudah siap 95 persen.

Dan tentang Arlan, Nandira sangat jarang bertemu dengannya. Pria itu sepertinya menyibukkan diri dalam pekerjaan. Tetapi ada saatnya dimana Arlan seolah mengingatkan Nandira pada masalalu mereka. Pernah dulu ada yang memberikan paket makanan pesan antar pada Nandira padahal tidak ada yang memesannya. Pizza jamur kesukaan Nandira, dan ada kartu yang menjelaskan itu dari Arlan. Meski Nandira masih mengingat itu, dia berusaha tidak menghiraukannya. Walau hatinya terasa terenyuh tetapi ditepisnya.

Dan satu minggu lagi adalah pernikahan Savana dan Alvin. Nandira tahu Dadnya dan Savana ke Bogor untuk berhizarah ke makam Ibunya. Itu untuk meminta izin dan berdo'a. Setelahnya, mulai besok Savana dan Alvin akan dipingit sampai ijab kabul mereka dilaksanakan.

Dalam dua minggu akan ada dua pernikahan yang megah di keluarga Cholasta. Ya meski mau tak mau Nandira dan Savana akan pergi dari kediaman keluarga Cholasta untuk mengikuti suami mereka. Tetapi ternyata Savana dan Alvin memilih tinggal sementara di rumah keluarga Cholasta selama rumah mereka selesai di buat. Pasangan itu memilih membuat rumah tepat di samping kediaman Bryan Cholasta. Sementara Nandira berjanji akan sering-sering berkunjung. Walau dia tahu pastinya Bryan yang hobi bekerja itu akan jarang di rumah juga. Tetapi Nandira bertekat akan tetap mengatur pola makan sang Ayah.

"Nona? Mau teh atau susu?" Bik ina bertanya dengan sopan.

Nandira menunduk melihat makanannya. Nasi goreng seafood yang masih hangat, "Aku ingin minum teh." Jawabnya langsung.

***

Nandira POV

Setelah sarapan, aku segera mandi. Hari ini aku sudah ada janji dengan calon ibu mertuaku, Mama Dona Geovano, untuk melihat persiapan gedung tempat berlangsungnya acara pernikahanku dan Devon.

Calon suamiku itu sangat sibuk untuk minggu ini. Dia bilang akan menyelesaikan pekerjaan sekaligus agar bisa lebih leluasa menghadapi hari H kami.

Setelah menggunakan dress simple berwarna coklat, aku memastikan penampilanku sekali lagi. Rambut coklat gelapku tergerai panjang. Dengan polesan make up sederhana kupikir sudah cukup.

Aku tersenyum dan segera melesat keluar kamar.

***

"Kemarin gaun pengantinmu sudah siap."

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang