BAB 15

560 22 0
                                    

Next??

Vote & Comment :)

Happy Reading All ♡

***

"Kalian sangat menyebalkan!"

"Ini adalah kejutan untukmu, Nandira."

Nandira tertawa. Dia masih ada dirangkulan Bryan. Sangat manja dan tak ingin berpisah, "Aku bahkan melupakan hari ulangtahunku."

Pesta kecil ini ternyata direncanakan untuk Nandira, dan Dad nya ternyata sudah pulang tadi pagi. Itu membuat Nandira cukup kesal karna dia sangat merindukan sang ayah.

Di sini hanya ada kenalan-kenalan keluarga Cholasta. Ada Alvin, kedua sahabat Nandira, keluarga Geovano dan beberapa sahabat Bryan yang memang sudah mengenal Nandira, juga rekan bisnis perusahaan mereka.

"Nandira, makanlah. Kau belum sempat makan, kan?"

Devon bersuara untuk mengajak Nandira makan. Nandira tersenyum dan melihat pada Dad nya yang sangat tampan sekarang.

"Makanlah, dahulu." Bryan mengulum senyum. Dengan sedikit enggan Nandira menghampiri Devon. Dia masih ingin bersama Dad nya.

Bryan terlihat agak kurusan namun tampak segar. Kemarin Nandira sempat menchek apakah benar Dad nya sudah cukup pulih. Ini dikarenakan penyakit itu bisa sangat ganas dan mematikan. Namun untungnya penanganan cepat dan terbaik -yang pasti keinginian Tuhan- semua itu bagai sihir, Bryan sehat kembali.

Nandira sangat bersyukur, amat-sangat bersyukur.

"Silahkan duduk, Nandira." Devon tersenyum manis. Nandura ikut tersenyum dan duduk. Disamping kanannya sudah ada Rosa dan Lian. Dan Devon duduk di sisi kirinya.

"Hey, Nandira. Cepatlah makan. Lalu kita berfoto bersama dan membuka kado." Lian menyeringai lucu. Alisnya naik turun menggoda Nandira.

Nandira mengerucutkan bibirnya lucu, "Kalian ikut merencanakan ini." Gumamnya yang membuat kedua sahabatnya tertawa.

Nandira tersenyum dalam hati. Ini hari yang menyenangkan. Dilihatnya dekorasi ruangan yang dibuat sedemikian rupa. Juga para tamu yang meski tidak terlalu banyak. Savana dan Alvin nampak ikut bercakap-cakap dengan orang-orang bersama Bryan.

Mata Nandira langsung menyipit. Mengetahui Dad nya memakan sesuatu. Ah tidak boleh. Dad tidak boleh mengkosumsi makanan yang tidak sehat. batin Nandira bersuara.

"Kau ing-" Devon berhenti bersuara melihat ekspresi Nandira yang benar-benar menggemaskan menurutnya. Lalu dia ikut melihat ke arah pandangan Nandira.

"Ada apa?" Tanya Devon berusaha menyembunyikan nada gelinya, "Kau mau makanan yang dimakan tuan Bryan?"

Nandira menoleh pada Devon dan mengerjapkan matanya, "Itu apa?" Nandira penasaran.

"Itu hidangan penutup khas Italia, Nandira." Devon tersenyum lembut, "Panna Cotta. Dibuat dari susu, krim, dan gula, percampuran dengan gelatin yang dididihkan, lalu disajikan dengan keadaan dingin. Biasanya dilengkapi dengan ceri, karamel, saus coklat atau buah coulis." Devon menjelaskan.

Nandira meringis kecil, "Pasti sangat manis." komentarnya yang membuat Devon tertawa kecil. Sementara Rosa dan Lian diam sambil mendengarkan pasangan itu.

"Ya. Sangat pas dan menjadi penetralisir lidah setelah menikmati berbagai hidangan pasta." Jawab Devon.

Nandira tersenyum, Devon memang sangat baik padanya. Ya, dia pikir tak apa Dad memakan itu.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang