BAB 8

971 41 3
                                    

Author POV

Pagi ini sangat tenang. Tidak terlalu panas dan tidak mendung. Cukup cerah tidak seperti beberapa hari terakhir ini cuaca tidak bersahabat, selalu hujan.

Nandira sedang berada di halaman depan rumahnya. Gadis itu sudah terlihat santai dengan wajahnya yang segar. Tentu saja, dia baru saja berenang.

Kang Danu, supir pribadi keluarganya meliriknya dan tersenyum. Sudah sangat lama dia tidak melihat nona nya itu sebebas ini. Maksud bebas di sini adalah Nandira terlihat tanpa beban.

Kang Danu memilih untuk diam dan kembali melanjutkan aktifitasnya mencuci mobil. Dalam hati dia bersyukur melihat Nandira seperti ini. Nandira memang selalu terlihat murung dan tanpa semangat apalagi setelah kepergian Mom nya.

"Dad? Sungguh? Dad tidak bercanda, kan?!"

Suara Nandira melengking karna saking senangnya mendapatkan kabar ini. Kabar yang begitu dinantinya ini....

"Yeah, dear. Urusan Dad sudah hampir selesai di sini. Minggu ini Dad akan kembali ke Indonesia."

Suara Bryan terdengar meyakinkan putri kesayangannya itu. Ada senyum bahagia dibalik suaranya. Nandira tahu itu.

"Aku senang!!!" Nandira bersorak bahagia, "Aku sangat merindukanmu, Dad." katanya jujur. Pastilah dia sangat merindukan Dad nya yang tampan itu.

Ya meskipun usianya dikatakan tua, Bryan tetap tampan dan berwibawa. Oleh karna itu kedua sahabatnya, Rosa dan Lian memanggil Dad nya dengan sebutan 'Om tampan'.

"Dad juga merindukanmu, sayang." Balas Dad Nandira lembut, "Jaga kesehatan, nak." Lanjut Bryan lagi.

Nandira hampir menangis mendengar kalimat dari Dad nya itu, "Ya.." Suara Nandira tertahan sebentar, "Aku mencintaimu, dad."

***

Seorang wanita cantik melangkah dengan anggun di koridor kantor perusahaan ternama itu. Pandangan matanya tegas, dagunya terangkat menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi.

Dia begitu terlihat lebih dewasa. Bahkan cenderung berani dengan lipstik merah mencolok yang mengiasi bibir seksinya. Bulu matanya yang lentik ditambah kulit putih selembut satin menyempurnakan penampilannya.

Wanita itu menoleh pada pintu yang ada di hadapannya dan senyum sinis tercetak samar di sana. Lalu dia mengetuk pintu itu dan membukanya.

Di dalam ruangan itu terlihat seorang pria tampan tengah duduk di meja kerjanya yang besar.

Wanita tadi melangkah masuk dan menghempaskan sebuah map berisi banyak kertas ke meja kerja itu dengan agak kasar.

Pria itu terkekeh geli mendapatkan perlakuan seperti itu. Dia menatap tajam pada wanita di hadapannya ini.

"Kau sudah puas, brengsek?!" Bentak wanita itu murka. Wajahnya yang putih tiba-tiba saja memerah karna amarah.

Sambil tersenyum geli pria tampan itu mengiring si wanita untuk duduk di sofa yang ada di ruangannya.

"Jangan marah, sayang," Gumam si pria dengan tenang. Dia memberikan senyuman pada wanita cantik yang bersamanya ini, "Kau hanya perlu melaksanakan tugasmu dengan baik. Jangan membantah!" Katanya sambil tersenyum namun tak terbantahkan.

Wanita cantik itu memutar bola matanya malas, "Kau memang iblis."

"Terimakasih pujianmu."

Si wanita hanya mampu tertawa kesal mendapat balasan pria dihadapannya ini. Memang salah menghadapinya dengan emosi dan amarah yang mengebu-ngebu. Itu justru membuatnya terlihat lemah dan menyenangkan bagi musuhnya itu.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang