BAB 22

624 17 2
                                    

Maaf baru muncul ._.
Maaf juga kalau banyak typo dan nggak sesuai yang diharapkan :')
Aku mau ngasih tahu kalau cerita ILY ini mau selesai, mungkin ada 4 Bab atau kurang dari itu :")

Makasih bagi pembaca dan pemvote yang baik hati ♥

HAPPY READING ALL ♥

***

"Seharusnya kau bunuh saja dia!" Pria itu mendesis berbahaya. Orang yang melihatnya akan tahu betapa menyeramkan dirinya saat ini. Namun kedua orang yang bersamanya kini hanya terdiam. Tenang. Seolah memang terbiasa menghadapinya.

Seorang wanita cantik bangun dari duduknya. Kemudian beranjak menuju telepon. Diraihnya ganggang itu kemudian memesan makanan.

Seorang pria lain masih tak bergeming dari singgasananya. Matanya memancarkan ketenangan yang luar biasa.

"Aku bersumpah akan memusnahkannya dengan tanganku sendiri!"

"Tenanglah." Suaranya mengintruksi dengan dingin. Tetapi itu justru membuat emosi pria yang lain menurun.

"Maafkan aku. Aku terlalu emosi."

Pria tampan itu tersenyum miring, "Aku yakin kita bisa mempertahankan kemenangan ini. Hanya menunggu sentuhan akhir." Lalu dia menyeringai.

Wanita tadi menggelengkan kepalanya kemudian kembali duduk di tempatnya tadi. Kakinya terangkat dan terlipat dengan anggun.

"Well, sebenarnya aku memiliki rencana lebih baik ketimbang peralihan bisnis yang akan menyita banyak hal ini."

Dua pria itu menoleh pada si wanita. Rencana lain? Itu cukup menarik jika memang pas. Karna harus diakui rencana yang menyangkut bisnis pastinya akan membutuhkan banyak waktu dan tenaga.

Sekarang giliran wanita itu yang menyeringai, "Dasar kalian para pria berotak jangkal!" Tundingnya yang membuat kedua pria itu menggeriling bosan. Mereka sudah serius untuk mendengarkan rencana milik wanita itu.

"Lepaskan mereka."

Kalimat itu menyulut emosi ke pria dihadapannya.

"Kau gila, heh?! Sampai sejauh ini tujuan kita memang untuk menjerat gadis itu!"

"Ya, dan kupikir itu akan membuat si bajingan kesenangan. Aku takkan membiarkannya."

Tak lama pintu diketuk. Ternyata pesanan pizza mereka sudah datang.

"Sepertinya kapasitas kecerdasan kalian menurun karna tak makan." Sahut si wanita dengan tenang. Dia mengambil potongan pertama dan memakannya. Menatap kedua pria dihadapannya dengan penuh perhitungan.

"Percayalah padaku. Ini-Sangat-Keren!"

***

"Aku senang kau sudah membaik." Nandira tersenyum lembut. Pancaran kebahagiaan terlihat jelas dari binar matanya. Gadis itu dengan gaun sederhana yang manis sekarang sudah duduk santai di dekat Savana.

"Terimakasih." Savana ikut tersenyum. Wajahnya lebih segar dari kemarin-kemarin. Dan dokter sudah bilang lusa nanti dia sudah bisa keluar karna kondisinya membaik.

Savana mengamati Nandira tanpa kedip, dan itu membuat Nandira salah tingkah.

"Apa yang kau lihat?" Dalam hati Nandira agak takut jikalau Kakak sepupunya itu melihat perbedaan dirinya.

"Apa kau baik-baik saja? Kau pucat dan kurusan." Savana mengerutkan keningnya, merasa tidak suka.

Nandira menggeleng pelan lalu memegangi pipinya, "Aku agak kelelahan. Tapi baik-baik saja." Katanya tanpa menghilangkan senyuman dari bibir mungilnya itu.

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang