Chapter 4

61 24 9
                                    

Tubuh Hani menggeliat di dalam karung. Sejak siuman, ia tak mengerti kenapa dirinya di dalam sini. Karung goni yang tebal dan apek. Ada lubang yang dibuat untuk ventilasi. Tetap saja, sesak bukan main. Perutnya mulai mual.

Mencoba mengintip lewat lubang. Ada sebuah pisau, gergaji mesin, dan bor ulir.

Sejurus kemudian, ia mendengar siulan berirama. Seseorang datang, membuka tali yang mengikat.

"Halo, Sayang. Kau sudah tak sabar, ya."

Suara lelaki! Apa? Siapa?

Tepat mulut karung terbuka, kepala Hani mendongak. Namun, mendadak karung ditutup lagi dan tawa menggema membuatnya takut. Ia mulai berteriak-teriak. Tak terdengar. Mulutnya disumpal, kaki dan tangannya terikat.

~Fin~

RubikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang