Chapter 2

104 29 26
                                    

'Jangan pernah lewat gang itu! Di sana dijaga siluman kelabang!'

Kata-kata itu terngingang di kepalamu. Namun, kau memilih abai. Kau menapakkan kaki di gang sempit. Suram dan gelap. Jalan tercepat menuju rumahmu, daripada kemalaman.

Rintik hujan membasahi tanah. Kau mempercepat langkah, nyaris tak mendengar suara ribut yang menggelitik. Hawa dingin yang entah berasal dari mana seolah meniup-niup tengkuk. Jalan yang kau lalui terdistorsi layaknya lorong panjang tak berujung.

Hatimu mendadak tak tenang. Kau seperti melupakan sesuatu. Dan, samar kau ingat kata-kata yang tadi sempat terputus.

'Kalau kau jalan dan gangnya terus menyempit, kau bakal masuk alam demit.'

~Fin~

RubikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang