Chapter 6

50 23 14
                                    

Bagas lontang-lantung di pinggiran jalan. Telepon jeniusnya mati. Sepeda motornya mogok. Dan sekarang, terparkir horizontal di dekat parit pemisah aspal dan pepohonan jati. Kabarnya, banyak korban begal di hutan kecil ini. Gusar mulai mendera hati.

Sesekali kendaraan melintas, tetapi tak mau berhenti. Dari kejauhan, seorang pengendara motor tampak melaju kencang. Bagas segera melambai-lambaikan tangan. Beruntung dirinya tak ikut disangka pohon. Pengendara itu pun berhenti.

"Kenapa, Bang ... eh, Bagas?" Pengendara itu melepas helm.

"Ridwan?" Tak mampu menahan rasa senangnya, Bagas memeluk kawan karib di depannya. "Penyelamat gue!" soraknya.

"Eh, apaan sih, Gas. Lepasin gue." Ridwan menggeliat dengan tampang jijik.

~Fin~

RubikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang