Chapter 20

24 16 5
                                    

Mengerang frustasi, gulungan kabel putih kulempar ke lantai. Kudapati hati seperti gelas-gelas berisi amarah dan kesedihan, yang saling dituang dalam satu wadah sempit.

Teleponku bermasalah. Aku tak mau barang itu jadi legenda di dalam kotak kardus. Sialnya, hanya bekerja dengan kabel pengisi baterai milik kakak. Dan, parahnya, aku sedang tak ada uang.

Mulailah aku berpikir ini disebabkan do'a kakak, biar bergantung lagi padanya. Atau mungkin Allah ingin menunjukkan, kalau aku tak bermaksud mendiamkannya, melainkan tak ingin berurusan banyak dengannya.

Seolah dibenturkan dengan kenyataan, aku tak bisa berbuat apa-apa. Isi dalam wadah sempit meluber.

Aku kecewa, entah untuk siapa.

~Fin~

RubikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang