Chapter 22

28 16 5
                                    

Dibanding teman-teman yang ngamen di lampu merah, Ujang justru berkeliaran di simpang tujuh. Tempatnya biasa melancarkan aksi copet.

Dan kali ini, ia merasa harus lebih mawas diri. Dua hari belum setoran ke Warok Gondel, preman yang paling berkuasa di daerah itu.

Ujang melengos keras. Bocah itu masih duduk menonton acara dangdutan. Mendadak matanya langsung terbeliak seperti melihat hantu.

Warok Gondel datang!

Secepat kilat ia masuk di antara jubelan manusia. Niatnya minggat dari simpang tujuh, demi menghindari lelaki yang seenaknya menyuruh membayar upeti. Bisa-bisa dijadikan gado-gado kalau ketahuan.

Di saat yang bersamaan, ia mengincar sebuah dompet di saku.

~Fin~

RubikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang