35 - Janji Masa Lalu

95 20 21
                                    

Why Dont You Stay Away?

.....

“Sadar, Jinyoung! Serena—nggak—akan—pernah—suka—sama—lo—lebih—dari—adek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sadar, Jinyoung! Serena—nggak—akan—pernah—suka—sama—lo—lebih—dari—adek.”

Kalimat Daniel perlahan-lahan masuk ke kepala Jinyoung. Membuat jalanan yang penuh lalu lalang kemudian berubah samar. Di sana, di ujung jalan dekat kedai roti, Jinyoung lantas melihat sosok Seohyun yang tersenyum sembari melambaikan tangan padanya.

Dengan waktu yang lambat, Jinyoung melihat bagaimana cara Seohyun berlari padanya. Cewek itu meneriaki namanya dengan suara lantang. Tapi semakin mendekat, semakin Jinyoung bisa melihat jika Seohyun tidak tertawa lagiㅡcewek itu menangis. Menatapnya dengan ketakutan.

Kemudian meski tanpa suara, Jinyoung seolah bisa mendengar dengan jelas apa yang Seohyun katakan.

Kamu sakit, Jinyoung!”

Kepala Jinyoung mendadak pusing. Telinganya berdengung. Campuran teriakan yang entah berasal darimana bergantian menyahut di dalam kepalanya. Kepalanya sakit. Sangat sakit.

“Lo gak papa?”

Suara familier itu membuat Jinyoung mendongak perlahan. Sembari masih memegangi kepalanya, dia kemudian menemukan sosok Seohyun dengan raut khawatir, memegang kedua bahunya dan melempar tanya dengan suara yang lembut. “Lo gak papa, kan?”

Situasinya tampak sangat familier di mata Jinyoung. Rasanya seperti dejavu.

“Tangan lo berdarah,” ucap Seohyun lagi yang kemudian mengambil pergelangan tangannya. Jinyoung lantas menunduk, menemukan tangannya berdarah seperti yang cewek itu katakan.

Jinyoung tertawa. Baru kali ini dia setuju bahwa dia sudah gila. Dia bahkan yakin jika perkelahiannya dengan Daniel tidak membuat tangannya berdarah sama sekali. Dia juga yakin bahwa dia cuma sedang duduk di halte bus sendirian, tetapi kemudian Jinyoung ada disini.

Tiba-tiba saja Jinyoung terlempar ke masa dimana dia bertemu Seohyun. Di tempat yang samaㅡdi halte bus.

“Ini kenapa?” Seohyun mendongak menatapnya. Membuat Jinyoung berjengit kaget. Tapi bukannya langsung menjawab, Jinyoung malah mengambil kesempatan itu untuk menatap Seohyun lamat-lamat.

Mau berapa kali pun dia melihatnya, Seohyun masih tampak sama. “Gak papa, kak. Cuma luka dikit.”

“Bohong,” dengus Seohyun persis seperti apa yang Jinyoung ingat dalam kepalanya. “Lo pasti ngelukain diri lo sendiri, kan?”

Dulu, pertama kali Jinyoung mendengar kalimat Seohyun, dia mungkin kaget. Bagaimana mungkin ada orang lain yang dengan mudahnya menebak semua itu, disaat tidak ada satupun orang yang menyadarinya selama ini.

Tapi kali ini, di tempat ini, masih di tempat yang sama seperti dulu, Jinyoung tidak lagi merasa kaget.

Dia tahu jika Seohyun adalah cewek yang sangat baik. Dia cewek yang perhatian, dia cewek yang bahkan bisa melihat semua hal yang tidak pernah orang lain sadar. Tapi satu hal yang tidak pernah Jinyoung tahu adalah karena Seohyun melakukan nya pada semua orang.

LOVE VIRUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang