[Love in The Dark]
Mereka berlima yaitu, woojin, wooyoung, jihoon, mark dan yeji sudah berada di lantai lima, yaitu tempat dimana daniel dirawat.
Saat hampir mendekati ruangan daniel, "kak?" panggil yeji. Ke empat seniornya itu otomatis langsung menoleh kebelakang tepatnya ke arah yeji. "kenapa?" tanya mereka bersamaan, dan setelahnya mereka saling melihat satu sama lain.
"hehe, aku mau ke toilet dulu. Ntar aku nyusul." kata yeji sambil terkekeh pelan melihat tingkah seniornya.
"ok. Lo masih ingat kan ruangannya?"
"ntar nyasar lagi."
"ntar ribet."
Mereka menyerang yeji, yang diserang hanya memasang muka datarnya.
"iyaiya aku masih ingat kok. Tenang aja."
Tanpa mendengarkan balasan dari para seniornya, yeji langsung saja melesat ke toilet.
"udah gatahan bgt pasti." kata jihoon sambil memiringkan kepalanya lucu.
Yeji memasuki bilik toilet dan segera melakukan aktivitasnya disana. Saat hendak keluar, ia menyadari sepasang tali sepatunya lepas. Ia menghela nafas dan mulai mengikat ulang tali sepatu itu.
Tiba-tiba ia mendengar seseorang masuk ke dalam toilet sambil menelfon. Yeji awalnya hanya acuh tak peduli atas pembahasan wanita itu. Namun satu kalimat langsung membuatnya menghentikan aktivitasnya secara otomatis.
"Yeonjun belum sadarkan diri juga pa."
"nanti kalau udah di bandara telfon mama lagi ya."
"mama udah nelfon pihak kampusnya, dan ngabarin keadaan yeonjun."
"ada temannya pada jengukin dia."
Setelah itu suara itu semakin samar dan menghilang. Yeji yang sempat termenung pun sadar dan dengan cepat membenarkan tali sepatunya. Ia melesat cepat keluar dari bilik, namun setelah dilihatnya wanita tadi benar-benar sudah pergi. Ia berlari keluar toilet, melihat ke arah kanan dan kiri tetapi kosong.
"ah, kayanya beda orang deh."
"yang namanya yeonjun pasti ada banyak."
"duh mikirin apasih yeji." yeji tampak memijat pelipisnya.
Yeji mencoba melupakan kejadian tadi dan kembali fokus ke tujuan awalnya. Yaitu mencari ruangan dimana daniel berada.
Ceklek
Yeji memasuki ruangan itu. Daniel belum juga sadarkan diri hingga saat ini.
Yeji memilih duduk di samping wooyoung, terdapat satu kursi kosong lagi disana.
Sedangkan yang lainnya duduk di sofa."prihatin banget gue sama dia ji." sepertinya wooyoung akan memulai sesi curhat saat ini pada yeji.
"eh?" yeji menoleh ke arah wooyoung.
Wooyoung menghela nafas "gue ini sahabatnya sejak kecil. Jadi gue tau gimana dia. Ini bukan daniel yang gue kenal. Akhir-akhir ini dia berubah, sifatnya beda. Dia jadi orang yang pendiam, jarang banget ngomong udah kaya orang bisu asal lo tau." kata wooyoung menoleh ke arah yeji, ia menghela nafasnya berat, "gue gatau masalah apa yang dia hadapi sekarang. Masalah yang dia hadapin benar-benar udah ngubah sosok daniel dari sebelumnya." yeji hanya menyimak dengan seksama perkataan wooyoung, "sekarang dia malah ketimpa musibah kaya gini lagi."
Mendegar cerita wooyoung membuat yeji sedikit tertarik mendengarkan tentang daniel lebih banyak. Katakanlah yeji itu labil, dia tidak ingin berurusan dengan daniel tapi ia malah ingin tau lebih banyak informasi tentang daniel. Rasa penasaran itu muncul dengan tiba-tiba.