LITD : 4

3.5K 486 58
                                    

Budayakan vote sebelum membaca🤗

................................................

SU High School

"nancy!". Merasa dirinya dipanggil, nancy langsung berbalik arah ke suara itu.

"sayang?" ucap nancy dengan senyuman nya. Dia hanya diam ditempat sambil memperhatikan sang kekasihnya yang tampan berjalan menghampirinya.
Tak lupa hyunjin memberi satu kecupan hangat di kening nya.

"cantik banget sih." ucap hyunjin gemas sambil memberi cubitan kecil di pipi nancy.

"hehe bisa aja kamu." balas nancy sambil memegang ujung hoodie yang dipakai hyunjin.

"mau ngapain kesini pagi-pagi gini?" tanya hyunjin sambil melihat ke arah pintu suatu ruangan yang diketahui adalah tempat biasanya anak-anak cheerleader melakukan rapat dan latihannya.

"aku kan sekarang kaptennya sayang, tau sendiri kapten sebelumnya kan gak becus. Terus aku mau atur jadwal baru untuk latihan, maunya sih seminggu itu latihannya 2 kali aja."

"barengin ajalah jadwalnya sama basket. Biar aku makin semangat latihannya karna ada bidadari." goda hyunjin yang menaikkan sebelah alisnya.

"ih kamu bisanya. Ide bagus juga sih, hehe."

Asik berduaan, tak lama datanglah lia dan ryujin menghampiri nancy dan juga hyunjin.

"hai nancy." sapa lia dengan senyum manisnya.

"hai. Ada apa?" tanya nancy to the point.

"selamat ya, lo terpilih jadi kapten lagi." kata lia yang segera mengulurkan tangannya pada nancy.

Nancy pun menjabat tangan lia, "thanks."

"sebenernya kita ga setuju sih waktu yeji tiba-tiba gantiin posisi lo." sambung ryujin.

Merasa tidak mengerti dengan pembahasan ini, hyunjin memutuskan untuk pergi dari sana. Tak lupa pamit pada sang kekasih dan juga pada dua temannya itu.

"loh kenapa? Kan dia temen kalian?" tanya nancy yang matanya masih melihat ke arah pergi nya hyunjin sebelum mengalihkan pandangannya kembali pada dua gadis di hadapannya ini.

"walaupun dia temen kita ya tetep aja ga suka. Apalagi dia baru gabung di cheerleader, beda sama kita-kita. Dan ya lu liat lah, wajah dia kan agak belagu gitu."

"yaudah tenang aja, lagian anak itu udah gak berguna lagi. Dia juga udah pergi dari sekolah ini. Kalian harus bersyukur akhirnya bisa di jauhkan oleh tuhan dari makhluk aneh itu."

Lalu mereka bertiga tertawa bersama seakan tak memiliki rasa iba terhadap kondisi yeji sekarang.


--Love In The Dark--

Seperti hari-hari sebelumnya, setiap pagi dan sore yeji akan duduk di bangku taman yang terletak di teras rumahnya. Ya, yeji melakukan itu selama sebulan terakhir ini.
Ia merasa senang ketika menikmati suasana saat angin berhembus. Menerpa kulitnya dengan lembut, benar-benar mampu menenangkan hati dan pikiran yeji.
Sebelum yeji kehilangan penglihatannya, tidak pernah sekalipun ia akan menghabiskan waktu untuk sekedar duduk menikmati indahnya suasa di pagi hari ataupun sore hari, ia hanya akan menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-temannya atau sekedar menonton film favoritnya di dalam kamar. Kini yeji menyadari betapa luar biasanya sejuk hati ketika menikmati alam. Ditambah dengan alunan suara biola yang beberapa hari ini ikut menemaninya.

Sore ini adalah hari ketiga yeji mendengar alunan suara biola yang berasal dari rumah sebelah. Itu makin membuat hati yeji bahagia dan membuat yeji bersemangat untuk duduk di depan teras. Ketika siang hari, yeji pasti selalu tak sabaran agar sore segera tiba. Mungkin sedikit aneh bagi yeji, karena suara biola itu akan muncul ketika sore hari saja, dimana saat akan mendekati jam biasanya yeji akan duduk di teras. Tapi tak terlalu di pikirkan yeji, yang penting saat ini dia hanya akan menikmati alunan indah itu.

Sedang asik menikmati, tiba-tiba saja suara itu terhenti. Membuat yeji membuka kedua matanya yang tadi tertutup karena terlalu menikmati suasana. Hal itu cukup membuat yeji terheran, karena biasanya lelaki itu akan berhenti bermain ketika yeji kembali masuk kedalam rumah. Entah itu hanya kebetulan saja atau bagaimana, yeji juga tidak mau ambil pusing.

"hai."
Yeji cukup terkejut karena ternyata lelaki itu berhenti memainkan biola dan malah mengunjunginya kesini.

"h-hai." ucap yeji sedikit takut, karena ia tak bisa melihat apapun. Dan bagaimana jika lelaki yang sudah berada dihadapannya ini memiliki niat buruk padanya.

Yeonjun menyadari gerak-gerik yeji yang terlihat sangat ketakutan. "gausah takut yeji. Aku gak jahat kok."

Yeji merasa tak enak pada yeonjun sekarang. "maaf." ucapnya sambil mencoba menerka dimana arah yeonjun berdiri.

"Hei, aku disebelah kiri kamu." kata yeonjun sambil tersenyum manis, walau ia tau yeji tak akan bisa melihat senyumnya itu.

"ah iya maafin aku." ucapnya sambil menunduk malu.

"kamu terlalu banyak meminta maaf yeji. Kamu suka duduk disini ya?" yeonjun mencoba semakin mendekat pada yeji dan langsung mendudukkan dirinya dikursi panjang itu,
"gak apa kan aku duduk disini?" sambungnya sebelum yeji menjawab pertanyaan-pertanyaannya tadi.

"ah silahkan. Aku memang suka duduk disini, rasanya sangat menenangkan. Bosan kalau di kamar terus tau." yeji menjawab dengan nada yang lucu di akhir kalimatnya, tak lupa dengan bibirnya yang sedikit mengerucut. Hal itu mampu membuat yeonjun merasa gemas.

"hmm gitu. Kamu pengen belajar main biola ya?" tanya yeonjun sambil memperhatikan rambut lurus yeji yang terurai itu bergoyang di tiup angin.

Yeji mengangguk, "tapi sekarang udah nggak lagi." jawab yeji pelan.

"kenapa?"

Yeji tak membalas, hanya sebuah senyuman yang ia tampilkan. Yeonjun merasa tak enak dan tak mau menyinggung hati yeji.

"yaudah kalau gitu, aku aja yang mainin ya."

Mendengar itu, wajah yeji terlihat berubah senang dan langsung menghadapkan tubuhnya ke sebelah dimana lelaki itu duduk. "kamu bawa biolanya?" tanyanya dengan senyum yang tak luntur diwajahnya .

"bawa dong." yeonjun pun langsung memainkan biola itu. Sangat indah sekali alunan yang ia dengarkan.

Selama yeonjun memainkan biolanya, pandangannya tak pernah lepas dari yeji. Ia memperhatikan bagaimana gadis itu tersenyum senang dan menikmati alunan indah itu. Melihat yeji tersenyum membuat hati yeonjun menghangat.

Setelah cukup lama, yeonjun pun menghentikan kegiatannya yang di barengi dengan tepukan tangan oleh yeji.

"kamu seneng gak?"

Yeji mengangguk cepat, "seneng banget."

Melihat yeji senang, yeonjun pun ikut senang "kalau kamu seneng, aku bakal sering kesini dan mainin biola ini buat kamu."

"hah serius?" terlihat mata yeji berbinar ketika mendengar penuturan yeonjun.

"tapi ada syaratnya." ternyata tak semudah yang dipikirkan yeji.

"emang apa syaratnya?"

"kamu harus jadi teman aku. Karena aku mau mainin biola ini untuk orang-orang terdekat aja." sebenarnya yeonjun hanya iseng pada yeji. Tapi siapa sangka, "OK! Teman." yeji mengacungkan jari kelingkingnya. Tentu saja hal itu membuat yeonjun senang bukan main.

Yeonjun tersenyum lalu menautkan kelingkinnya pada yeji "Teman."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

[Love In The Dark : Chapt 4]

Love in The Dark [ Yeonjun x Yeji ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang