LITD : 32

3.2K 383 47
                                    

Saat ini yeonjun sedang mengantarkan sang pujaan hati kembali kerumahnya. Dan disinilah mereka sekarang, berada di ruang makan. Yeji menyediakan makanan untuk yeonjun. Sudah lama sekali rasanya yeonjun tidak berkunjung kesini, mengingat dulu ia setiap hari akan kesini untuk menemani yeji.

TIN

Terdengar suara klakson mobil dari luar sana, "nah itu mereka udah dateng."

Yeonjun mengangguk dan ia mengikuti yeji yang berjalan ke luar.

"Mama! Papa!" yeji berlari menghampiri kedua orang tuanya. Ia sudah sangat rinsu, pahadal hanya ditinggal selama tiga hari saja.

"kamu kangen ya?" kata jaebum sambil mengusak rambut anaknya. Sana hanya terkekeh melihat kelakuan anak satu-satunya itu.

"Tante--Om." sapa yeonjun, membungkukkan tubuhnya kepada sepasang suami istri itu.

"Yeonjun!" ucap mereka serempak.

Yeonjun tersenyum manis, "lama ga ketemu ya om, tante. Tante sama om apa kabar?"

"kita baik-baik aja nak. Astaga yeonjun, kamu kemana aja selama ini?" sana menghampiri yeonjun dan memegangi bahunya.

"ada hal yang perlu yeonjun jelasin ke om dan tante."

Jaebum pun mengajak mereka semua untuk masuk terlebih dahulu kedalam rumah, "yaudah ayo kita masuk kedalam."

Mereka semua telah berkumpul diruang keluarga. "jadi apa yang mau kamu bilang yeonjun?" tanya jaebum sambil menyesap kopinya.

Lagi-lagi yeonjun menceritakan ulang seluruh kejadian yang ia alami. Bagaimanapun, orang tua yeji harus mengetahui faktanya.

Ia menceritakan semuanya tanpa ada yang tersisa. Ia tidak ingin menjadi seseorang yang pengecut lagi. Yeonjun aku menerima apapun respon yang diberikan oleh orang tua yeji.

Mengetahui fakta tentang dibalik kecelakaan yeji tentu saja membuat pasangan suami istri itu kaget bukan main. Siapa sangka orang yang menabrak yeji itu dan meninggalkan yeji tergeletak dijalan tanpa ada niatan membantunya adalah yeonjun?

Sana sangat sedih mendengarkan hal itu. Ia ikut prihatin dengan yeonjun. Sana tau betul bagaimana yeonjun sangat menyayangi yeji, dan sana tidak bisa membayangkan beratnya ada diposisi yeonjun saat ia dengan terpaksa harus pergi meninggalkan yeji.

Sana tidak banyak bereaksi,

Tapi lain hal nya dengan jaebum.

Ia sangat marah atas fakta yang barusan yeonjun katakan. Tangannya mengepal sejak tadi.

"gimana bisa ada orang pengecut kaya kamu yeonjun? Kamu bahkan ninggalin anak saya disana. Untung ada warga yang nolongin yeji. Kalau tidak?"

"Yeonjun salah om. Yeonjun juga waktu itu di bawah pengaruh alkohol." yeonjun menatap lurus ke arah jaebum. Ia tak boleh takut, ia harus menanggung segala konsekuensinya. Ia juga sudah mempersiapkan diri untuk ini. Tentu saja yeonjun paham bahwa orang tua yeji akan marah dan kecewa padanya.

"maafin yeonjun om." yeonjun berlutut di hadapan jaebum.

"baik. Saya bakal maafin kamu kalau---










"kamu tinggalin anak saya."

"Papa!" yeji menatap jaebum, tak percaya atas apa yang papa nya katakan.

Yeonjun mendongak ke atas melihat wajah jaebum.

"Om?" panggil yeonjun lirih. Air matanya sudah mulai mengaburkan pandangannya.

"saya bilang tinggalkan anak saya. Yeonjun, saya gabisa mempercayakan anak saya ke orang yang tidak bertanggung jawab seperti kamu."

Sana memegangi lengan suaminya sambil menggelengkan kepalanya. Sana pikir, suaminya tak perlu sampai sejauh ini. Karena itu sama saja menyiksa yeji sendiri.
Namun jaebum tak memperdulikan sana dan juga yeji yang tampak telah menangis.

"tolong om. Jangan kayak gini, yeonjun salah. Tapi ja--

"saya rasa apa yang saya bilang udah sangat jelas untuk kemu pahami yeonjun."

Yeonjun kemudian bangkit dan berdiri dengan tegas dihadapan jaebum, "kalau gitu maaf om."

Yeji berlari ke arah sana dan memeluk mamanya dengan erat. Apalagi ini? Kenapa ada banyak sekali masalah dalam hidupnya. Masalah seperti tiada akhirnya datang menghampiri.

"Maaf kalau yeonjun gak bisa ngelakuin itu. Sampai kapanpun yeonjun gak akan pernah ninggalin yeji."

Jaebum menatap lekat yeonjun, mendengarkan dengan seksama perkataan anak muda itu.

"gak bakal ada yang bisa mencoba misahin yeonjun dan yeji, Termasuk om sendiri. Semua bisa terjadi jika hanya tuhan yang berkehendak."

Jawaban yeonjun membuat sana tersenyum didalam kesedihannya, begitupun dengan yeji.

"kamu ayo ikut keruangan kerja saya." jaebum berjalan lebih dulu meninggalkan ketiga orang itu. Tak lama sana tampak berlari menyusul suaminya itu.

Yeonjun menghampiri yeji dan tersenyum, "jangan khawatir, ok?"

Ia kecup sayang kening yeji dan memberikan senyuman yang menenangkan, berusaha meyakinkan yeji bahwa semua akan baik-baik saja.

Yeonjun menangkup pipi itu, dan menyeka air mata yeji dengan ibu jarinya.

"jangan nangis lagi. Percaya sama aku, semua bakalan baik-baik aja." katanya sambil memeluk erat yeji.

"maafin kata-kata papa ya kalau nanti papa marahin kamu." ucap yeji sambil sesunggukkan.

Yeonjun mengusak rambut yeji gemas, nangis saja anak ini sangat menggemaskan, "tenang aja, aku udah siap dengan segala konsekuensinya. Kamu berdoa ya, semoga papa kamu maafin aku."

"kamu jangan berfikiran yang negatif dulu. Ingat yeji, selagi bisa--aku bakal terus memperjuangkan kamu. Aku bakal terus memperjuangkan cinta aku."

Yeji semakin menangis dibuatnya.

"kalau gitu, aku susul papa kamu dulu ya. Jangan nangis lagi sayang." yeonjun mengecup kembali kening yeji, senyum tak pernah luntur dari wajahnya. Meskipun hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Setelah mendapat anggukan oleh yeji, yeonjun pun menyusul jaebum ke ruang kerjanya. Entah apa yang akan mereka bicarakan. Namun yang pastinya, yeji mengharapkan tidak ada hal buruk yang akan terjadi.

.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

❤❤❤
Selamat malam

❤❤❤Selamat malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love in The Dark [ Yeonjun x Yeji ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang