Sepuluh

11.1K 607 13
                                    


"Aku tak pernah membenci ataupun menaruh dendam padamu, aku hanya mengingat fakta-fakta mengecewakan tentangmu,
Sekelumit asa yang dulu terbang dengan pancaran kedamaian harus berakhir dengan
Ketetapan yang menyakitkan"

********

Ternyata menjadi seorang sarjana tidak semudah yang orang lain pikirkan, untuk meraih gelar itu seseorang harus berjuang mati matian untuk tak menyerah.

Beberapa rangkaian ujian dan persyaratan menjadi kendala utama untuk menuju keberhasilan, belum lagi cobaan cobaan lain yang datang bertubi tubi.

Tetapi hari ini nashwa membuktikan bila ia berhasil melewati seluruh cobaan dan ujian itu, melangkah dengan berani menghadapi satu persatu rintangan yang kadang membuatnya ingin menyerah dan berhenti.

Gadis itu berdiri tegap di atas panggung, menanti pengukuhannya menjadi sarjana dengan jantung yang berdebar.

Sementara indah sudah di wisuda beberapa saat sebelumnya karena mereka memang berbeda jurusan, indah yang mengambil ahwal as-syakhsiyyah hukum-hukum islam dan nashwa yang lebih memlilih jurusan tafsir hadist.

Keadaan pesantren begitu ramai saat acara besar itu terlaksana, sampai sampai banyak wali santri dan tamu tamu yang menggelar karpet di depan gedung asrama karena wisma yang tak memadai saking membuncahnya para tamu.

Nashwa menangis penuh haru sembari berlari untuk memeluk kedua orang tuanya, mereka pun mencium kening putri kedua nya itu dengan sisa air mata yang masih mengalir di ujung dagu.

" selamat sayang, Bunda berdoa semoga nashwa bisa mengamalkan ilmu yang Nashwa punya dengan baik" ucap Bunda sembari memeluk nashwa untuk kedua kalinya.

Setelah menemui nashwa, Bunda dan aya beralih menuju ke ndalem kyai, selain sudah lama tidak sowan mereka juga hendak membicarakan kelanjutan hubungan nashwa dan Gua alif dengan kedua orang tua Gus yang sudah menunggu di dhalem kiai kholiq.

Hubungan putra dan putri mereka sudah menemukan titik terang setelah nashwa menerima khitbah gus alif beberapa waktu lalu, menerima dengan lapang dada, mencoba kembali lagi membuka hati untuk pria yang berbeda.

Sementara gus alif terpaksa tidak menghadiri wisuda nashwa karena dia juga tengah di sibukkan oleh beberapa urusannya di yaman.

Agendanya sangat padat di sana, bimbingan terakhir dan beberapa penelitian akhir sebelum di lanjutkan dengan wisuda S-2 nya yang di adakan dua bulan lagi.

Sebelum berangkat nyai saidah sempat memintanya untuk mengantar zara ke pakistan, tetapi entah dorongan dari mana gus alif berani menolaknya dengan keras membuat zara merasa kecewa.

Bukan karena apa apa, gus alif hanya tak ingin mengingat ngingat lagi semua luka itu, cukuplah kedatangannya yang membuat pertahanannya goyah untuk mengikhlaskan.

Niatnya sudah mantap untuk memperjuangkan nashwa, ya bila di pikir pikir memang sangat aneh dan terlalu terburu-buru untuk seseorang yang baru saja patah hati, tapi ini sudah keputusannya, hal yang sudah pria itu pikirkan seribu kali dan penuh dengan pertimbangan.

Ia mencoba menelpon umminya beberapa kali untuk menanyakan keadaan nashwa, sayangnya tidak di angkat, setidaknya dia ingin mengucapkan selamat atau paling tidak meminta maaf karena tidak bisa datang. Tunggu..

Taqwiat Alruwh (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang