" Aku hanya takut kamu semakin ragu padaku, ketika seseorang datang, dia akan mengambil hatimu dan menenggelamkan harapku."(Nashwa Zahira Alesha)
*****
Dua hari sebelum menjelang acara inti, beberapa rangkaian acara yang lain di selenggarakan, pameran kreasi tangan dan kerajinan, pencak silat dan bazar besar besaran juga di didirikan atas persetujuan pengasuh.
Bazar tersebut di dominasi oleh para santri putri yang banyak menjajakan berbagai macam makanan, kreasi tangan dan kerajinan.
Para santri juga menyambut dengan antusias dan mengapresiasi dengan ikut ambil bagian dalam acara ini.
Bazar tersebut di tempatkan di sebuah lapangan besar yang ada di belakang pesantren, di sana, seluruh orang dari kalangan manapun bisa mencari barang yang di minati dan juga sekedar melihat lihat.
Di kesempatan yang teramat sangat langka ini seluruh santri juga di anjurkan memanfaatkan waktu mereka dengan sebaik baiknya dan mengisi nya dengan berbagai macam kegiatan positif. terutama saat bersosialisasi dengan masyarakat langsung tanpa harus menghilangkan nilai nilai ke santriannya.
Di saat seluruh orang tengah sibuk bersenang senang mempersiapkan segala kebutuhan melayani semua pembeli, nashwa malah harus berkutat dengan berbagai macam dokumen di kantor pribadi milik Gus Daffa.
Dia sempat menolak beberapa kali untuk menggunakan nya, tapi lagi lagi ia harus kalah beradu pendapat dengan laki laki itu hingga sekarang harus berakhir disini. Di tempat yang tak seharusnua dia masuki. Miris memang
Matanya yang mulai merah masih menatap nyalang kearah layar laptop, menolak rasa lelah yang sesekali hinggap dan kembali fokus untuk menyelesaikan seluruh tugas yang gus daffa berikan agar bisa cepat cepat keluar dari tempat ini.
Finish.
Nashwa mengusap keringat dan menutup mata sembari membaca hamdalah, ia sangat bersyukur semuanya telah terselesaikan sebelum adzan maghrib berkumandang. Setidaknya dia masih punya waktu untuk bersih bersih dan membaca al-quran sebagai penawar kepenatan.
"Ceklek."
Pandangannya beralih pada pintu ketika tiba tiba seseorang membukanya tanpa mengucapkan salam. Ia terdiam sebentar.
" kamu sudah selesai?"
Nashwa mengangguk kikuk dan langsung membereskan beberapa berkas dan dokumen yang masih berserakan di meja yang di tempatinya tadi.
" s-sudah gus, kalau begitu saya pamit" tanpa berpikir lagi ia langsung berdiri dengan sedikit tergesa-gesa tak lupa membawa seluruh barang barangnya.
Melihat itu gus daffa yang berdiri cukup berjauhan dengannya hanya melipat tangan sambil bersender di tembok. Memperhatikan gerak gerik nashwa yang gugup dan jelas sekali mencoba menghindar.
"Suasananya tetap sama kan ?" Ucap gus daffa bermonolog sendiri. Tetapi berhasil membuat nashwa yang sudah memegang kenop pintu menghentikan langkahnya.
Gus daffa tersenyum kecut. "Menyedihkan"
Sementara nashwa hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Menahan tangis yang selalu saja akan tumpah ketika suara pria ini menggema di telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taqwiat Alruwh (TERBIT)
RomanceKisah terumit dari cinta yang pernah Nashwa rasakan. Gus Alif menawarkan hati saat dirinya masih sangat mencintai Gus Daffa- kakak sepupu dari Gus Alif. Sedangkan Gus Daffa yang dulu berjanji akan mencintainya selamanya malah berubah arah karena kei...