Dua puluh enam

8.2K 501 32
                                    


"Ketika angin saja bisa mengingatkanku padamu, betapa rindu ini begitu mendesak untuk segera di tumpahkan. Bagaimana lagi dengan hatiku kala irish bening mu menemukan ku?"

****

Happy reading 😚❤❤

Ning Nafisah menerima sebuah boneka teddy bear besar hadiahnya setelah memenangkan salah satu permainan tembak kelereng di pasar malam.

Anak itu tampak senang memeluk dan menciumi teddy bear berwarna coklat itu, membuat nashwa gemas sendiri saat melihatnya.

" mbak... habis ini kita naek bianglala ya.. ya?"rayu ning nafisah sembari mengedip ngedipkan matanya. Menampilkan puppy eyes paling menggemaskan yang ia punya.

" bentar lagi.. mbak masih mau ke ATM bentar. Nafisah tunggu di sini ya"

Ning Nafisah menurut. Dia duduk di kursi yang tersedia di tengah tengah pasar malam. menunggu dengan sabar nashwa selesai dengan urusannya.

Untuk membuang kebosanan dia melihat lihat isi ponselnya yang telah sekian lama tak ia buka. Beberapa pesan dari gus daffa dan umminya meramaikan isi whatsappnya. Wajarlah mereka khawatir. sudah hampir satu minggu dirinya tidak pulang ke rumah.

"Kamu mau beli permen kapas?" ning Nafisah mendongak dan segera memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas saat melihat nashwa sudah berdiri di depannya.

" beneran boleh?" Tanya nya antusias. Nashwa mengangguk mengiyakan.

" yeay... beli permen kapas yuhuu" soraknya norak. Dia mengait bahu nashwa dan menggiringnya heboh menuju penjual permen kapas beraneka ragam

Melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah ning nafisah membuat nashwa bersyukur. Dia sudah mau bicara dan tersenyum. Ia berharap hiburan yang selama ini dia berikan bisa mengalihkan sedikit perhatiannya dari kepergian ibrahim.

Pasar malam yang terletak tepat di alun alun kota membuat suasana semakin ramai. Semakin malam semakin banyak pula pengunjung berdatangan. Terlebih lagi malam ini malam minggu. Malam yang identik dengan sebutan malam spesial bagi pasangan kekasih untuk memadu rindu atau menciptakan temu.

Seperti dua orang yang kini duduk di kursi tepat di hadapan nashwa. Bisa di pastikan mereka adalah sepasang kekasih atau bahkan sepasang suami istri yang lama tak berjumpa. Terbukti Karena sejak tadi si pria sering memuji penampilan gadisnya. Semburat senyum tak henti hentinya mereka perlihatkan sebagai pertanda bahagia.

Melihat pemandangan di depannya nashwa ikut tersenyum. Ia pernah ada di posisi itu. Merasa di butuhkan dan begitu di inginkan. Tapi itu semua hanya tipu daya nafsu semata, Ia berharap bila perempuan ini adalah kekasihnya mereka akan berakhir dengan manis. Semanis gula kapas di tangannya. Dan bila mereka adalah pasangan suami istri semoga allah melimpahkan rahmat dan kebaikan pada keluarga bahagia mereka ini.

"Haduh.. aku capek habis keliling. Mana tadi di kejar badut. Ngesselin emang" celoteh ning nafisah. Ia baru kembali setelah tadi pergi untuk buang air kecil dan membeli minuman.

" beruntung bukan di kejar jambret. Lebih parahnya lagi hantu" celetuk nashwa asal. Membuat ning nafisah memandangnya aneh.

" amit amit mbak.. aku kelangan ati ae ojho picis" nashwa tertawa sambil meminum es teh yang baru saja ning nafisah berikan. Ah.. nafisah ini, ada ada saja ucapanya yang menimbulkan gelak tawa.

Taqwiat Alruwh (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang