Salah Paham

11K 633 81
                                    

" wanita itu punya tabiat pencemburu maka ada baiknya jangan menceritakan  kelebihan perempuan lain di hadapannya meskipun hanya sekedar gurauan"

(Ali bin Abi Thalib)

*****

Happy reading yesh😍😍

Nyai saidah menangkap keanehan saat melihat nashwa dan gus alif lagi lagi turun tidak bersamaan. Biasanya setiap pagi mereka akan turun berdua dan menebar nebar virus merah jambu pada seluruh abdi dhalem yang melihat kemesraan mereka pada pagi hari.

Biasanya tanpa tahu malu mereka akan bergandengan tangan meski di dalam rumah. Duduk bersebelahan dan bercanda tawa. Bahkan saat nashwa sedang memasak dan kebetulan tidak ada abdi dhalem di dapur alif seringkali membantunya. Lebih tepatnya merecokinya.

Tapi akhir akhir ini tak lagi di temukan pemandangan romantis seperti itu. Pemandangan yang bagaikan menonton drama korea secara live bagi mbak mbak dhalem yang rata rata tidak tahu perkembangan dunia luar.

Saat ini  Mereka sedang pada fase sama sama ingin di mengerti. Berhari hari  berperang dingin dan tak lagi terlihat mesra seperti biasa. Bahkan lebih pada menghindar satu sama lain. Namun meski begitu nashwa tak melupakan tugasnya sebagai seorang istei. Setiap pagi dia akan selalu mempersiapkan seluruh kebutuhan suaminya meski tak bicara sedikitpun.

Tawa ceria dan kebahagiaan jelas terpancar dari senyum gus alif yang seolah sejak dulu tak pernah mengenal rasa bahagia sejak menikah dengan nashwa.  susana dhalem  ini juga tak pernah sepi oleh tawa dan canda. Sesekali mereka sekelurga kerap kali berkumpul untuk sekedar memusyawarahkan masalah masalah di pesantren secara kekeluargaan.

Tapi pagi ini berbeda. Suasana kembali berubah senyap sepi karena sang pembawa bahagia tengah di landa rasa kecewa yang demikian banyaknya hanya karena satu kalimat yang di ucapkan oleh sang suami

Tampak saat ini Gus alif telah turun. Pakaian kantornya sudah lengkap membalut tubuh gagahnya seperti biasa.  Itupun tanpa nashwa yang menemaninya. perempuan itu saat ini sedang menyiram tumbuhan di halaman samping dhalem.

dasi pria itu masih tampak tak rapi. Begitu pula dengan kemeja abu abu gelap yang di paakainya masih terlipat hingga siku.  sementara  raut wajahnya kusut tak bersemangat.

Jangan lagi di tanyakan mengapa.  karena sejak malam itu nashwa dan gus alif sudah bagaikan dua orang asing yang tinggal dalam satu kamar.

Berhari hari tak saling bicara ataupun saling sapa. Tak saling bertukar pendapat atau memandang lama penuh cinta. Hal itu sudah di rasakan nyai saidah saat baru saja datang dari pasuruan beberapa hari lalu.

nyai saidah sudah bisa menangkap gelagat tak nyaman dari putra dan menantunya. Tampaknya mereka memang sedang ada masalah.

"Le? ndak sarapan?" Tegur nyai saidah saat gus alif malah berjalan gontai menuju ruang tamu. Dia menggeleng dan memutar arah lantas segera menghampiri ibundanya untuk berpamit pergi.

"Nanti di kantor saja mah..." gus alif melangkah ke arah yai kholil yang tengah membaca koran dan turut mencium punggung tangannya "hati hati di jalan le" ujarnya.

"Injeh..Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Tepat saat punggung gus alif menghilang dari balik tembok nyai saidah menghampiri sang suami "bah.. abah ndak merasakan ada yg aneh pada nashwa dan alif?"

Taqwiat Alruwh (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang