"Di bilik hatiku hubby, ada rindu yang tiap detiknya menggedor gedor dadaku, karena Raga yang berjauhan dan mata yang tak bisa saling memandang, bukan karena jarak yang memangkas tetapi hati yang tak seiras."
(Dafa ahsan hidayat)
******
Happy Reading yesh😊😍😍
Cahaya mentari pagi bersinar cerah, Menyapu dedaunan menghijau yang tampak begitu segar dengan sisa sisa embun.
Gus dafa menghirup nafas dalam dari atas bukit tinggi. Menyapa gelayutan kabut kabut tipis pagi hari yg telah bermanja pada langit.
Menenangkan. Menyejukkan. Pria itu memejamkan mata sebentar, menikmati udara segara yg masuk hingga ke rogga dadanya yang mulanya sesak.
Dalam hati, ia kagumi maha karya ilahi rabii yang membentang luas bagai lukisan. Tak lupa pujian, tak lupa sanjungan, tak lupa pula pula ribuan syukur akan kehidupan.
Setelah pergi untuk menenangkan diri dari pesantren gus dafa memilih menjadi musafir, ia mengelilingi setiap sudut pulau untuk mencari ketenangan yg haqiqi. Ketenangan dari rasa takut dan rasa tak ingin di benci.
Tanpa ia sadari telah dua bulan lamanya tanah kelahirannya telah ia tinggalkan. Pergi mencari tanah baru yg tak membuatnya mati karena kerontang. Mencoba menguji diri sendiri pada dahsyatnya jarak demi memangkas egoisme.
Dalam perjalannya ia sering menjumpai pesantren pesantren kecil yg minim santrinya tapi dalam agamanya. Ada pula pesantren besar yang begitu melimpah ruah santrinya tetapi ajaran sesat yg menjadi andalannya.
Naudzubillah bila melenceng nantinya. Mereka yang menyebut diri sendiri santri bisa menjadi duri dalam negeri bila tak ada solusi. Biang makar dan sumber masalah yg membenarkan yg salah dan menyalahkan yg benar karena menganggap tinggi ilmu dalam diri.
Sejauh ia susuri tanah jawa ini banyak tempat tempat baru yg ia ketahui. Tempat tempat indah dan hamparan pesona bumi yg jauh dari dunianya yang dulu. Dunia yg terkekang hingga keburukan dan kekuranh harus di paksa terhapus padahal, manusia memang tempatnya salah dan kurang.
Allah maha adil dan allah maha pemurah. Tapi ini adalah kodrat dan tanggung jawab berat. Dari awal gus dafa tak ada niatan menyerah dalam kehidupan nya ia hanya ingin mencari hal yg baru dan beristirahat sejenak. Hanya sebentar sebelum kembali kepada garis takdir yg telah allah berikan sejak ia lahir.
Kini, di tanah jawa yg sejuk ini ia kembali di hampiri oleh rindu yang menggebu. Rindu terhadap seorang wanita yg telah bersamanya selama dua tahun dalam ikatan suci pernikahan.
Wanita yang bahagianya selalu ia gantungkan dan deritanya selalu ia berikan tanpa tanggung tanggung. Wanita pemaaf yg maafnya sering di sia siakan. Perempuan yg peragainya membuat dirinya merasa menjadi pra paling kejam dan jahat di dunia.
Dan kali ini rasa bersalah itu akan lepas berikut dengan kebahagiaan wanitanya. Gus dafa pikir dengan berpisah zalfa akan menemukan bahagia ketimbang bersamanya tapi selalu tertekan.
"Mas" salah seorang pria tiba tiba menepuk bahunya. Gus dafa menoleh kearahnya. Ternyata naufal, seorang santri di pesantren yg kini di tempatinya sementara.
"Ada apa kang?"
"Panjenengan di dhika ni pak yai subhan.. di konkon teng dhalem" ujar naufal sambil tersenyum sementara gus dafa terlihat bingung.
"Kulo kang?"
"Injeh.. mangga" ajaknya langsung. Gus dafa menurut dengan mengikuti langkahnya dari belakang untuk turun dari bukit selepas olah raga pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taqwiat Alruwh (TERBIT)
RomanceKisah terumit dari cinta yang pernah Nashwa rasakan. Gus Alif menawarkan hati saat dirinya masih sangat mencintai Gus Daffa- kakak sepupu dari Gus Alif. Sedangkan Gus Daffa yang dulu berjanji akan mencintainya selamanya malah berubah arah karena kei...