kisah andara

10.1K 638 80
                                    

"Dari awal seharusnya aku tahu keputusan kamu untuk membatalkan pertunangan kita dulu hanya untuk dia. Kamu pasti sudah tahu begini akhirnya kan bila hidup berdampingan dengan dafa? maka dari itu kamu menolak kita langsung menikah dulu. Aku tidak bisa pergi darinya karena ikatan persaudaraanku dengannya. Tapi kamu bisa"

(M. Alif rizky Ramadhan)

********

Haappy Reading yesh❤❤😥

Mengikuti langkah ainun nashwa berlari hingga ke kamar nyai saidah. Di sana sang mertua sudah tak sadarkan diri dan tengah di kerumuni oleh beberapa khadamah yg tampak cemas dan panik.

"Ning... bu nyai"

"Ummah kenapa bisa seperti ini? Kenapa bisa sampai pingsan?" Nahswa memberondong tanya sembari duduk di sisi dipan. Memeriksa suhu tubuh dan keadaan sang mertua yg belum jua membuka matanya.

"Eumm... " khadamah di sana hanya saling lirik. Takut untuk melaporkan hal apa yg terjadi pada bu nyai mereka.

"Aku tanya apa yang terjadi!!" Nada nashwa naik beberapa oktaf membuat mereka semua makin merunduk takut.

"Bu nyai mendengar pembicaraan abahyai dan gus dafa tadi di teras ning.. " ujar salah satunya menunduk. "Kemudian beliau pingsan" lanjutnya.

"Astaghfirullah..." lirih nashwa menutup mata. Keadaan semakin runyam. Pasti gus dafa sedang membicarakan tentang perceraiannya itu pada yai kholil Sampai sampai nyai saidah pingsan seperti ini ketika mendengarnya.

"Sekarang gus dafa masih ada di luar?" Tanya nashwa dengan suara berat.

"Ada bersama abahyai ning"

" dimana?"

"Di teras belakang ning "

Nashwa bangkit dari duduknya dan segera melangkah keluar dari kamar nyai saidah menuju teras. Di sana tampak yai kholil sedang duduk berhadapan dengan gus dafa yg merunduk di hadapan.

Wajah tua yang biasanya selalu menampilkan kelembutan dan kesehajaan kini terlihat menatap kosong. Tak ada seulas senyum pun saat beberapa santri dhalem menyapanya dengan takdzim. Kemarahan dan kekecewaan terlihat jelas menumpuk di sana.

Hati nashwa mencelos saat menyadari keluarga suaminya ini tak lagi seperti biasa. Hanya karena mendengar putri pertamanya hendak di cerai oleh sang suami seluruh kebahagiaan seolah lenyap. Seluruh dunia terasa hampa. Semuanya seperti hilang tanpa bekas.

Begitulah orang tua. Jangankan yai kholil dan nyai saidah, nashwa saja merasa begitu terpukul atas pilihan yang gus dafa ambil ini. Hingga dengan beraninya dia mencoba menemui nya di tempat asing dan mengajaknya bicara. Memberinya pengertian, memberinya pertimbangan lain meski ia tahu akibatnya bila gus alif sampai mengetahui hal itu.

Entah apa yang gus dafa katakan pada pria tua itu hingga kesedihan begitu menguasai perasaannya. Hal buruk seprti apa? Jangankan bicara, gus dafa yang duduk di hadapan sang paman justru saat ini hanya bisa terdiam dengan menunduk. Tanpa bisa berkutik sedetikpun.

Lagi lagi Nashwa menghela napas berat. Tetapi pandangannya teralihkan saat mendengar bunyi mobil masuk ke dalam pekarangan. Secara Tiba tiba dari luar pagar pembatas muncullah Gus alif dg wajah semrawutnya. Langkah pria itu begitu terburu buru.

Taqwiat Alruwh (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang