Part 29

4.5K 140 9
                                    

Irfan Pov

Setelah jadwal mengajar selesai di kampus aku kembali fokus di kantor memeriksa berkas kerjasama beberapa perusahaan.

Aku juga melakukan meeting dadakan untuk meningkatkan kinerja pegawai.
Saking sibuknya aku jadi tak punya waktu untuk menemui Amanda.

jangankan untuk menemuinya, menanyakan kabarnya saja aku belum sempat .Menurut informasi dari orang kepercayaanku Amanda kembali bekerja di cafe padahal kondisinya belum pulih.

"apasih yang ada di kepala Amanda, sungguh dia benar-benar keras kepala?" gumamku.

Aku berencana menemuinya besok malam membuktikan seberapa keras kepalanya dia satu hal lagi selagi aku tak bertemu dengannya seperti ada yang hilang dalam diriku.Entah mengabarinya atau mengirimkan pesan tak kulakukan tuk memudahkanku fokus bekerja

Apa ini yang di sebut rindu, aku menggeleng selama ini aku belum pernah merasakan ini sebelumnya biasanya hanya bermain beberapa wanita tanpa melibatkan perasaan.

Pov end.

Irfan berada di depan cafe Amanda, menunggu di dalam mobil seraya mendengarkan lagu favoritnya.

Amanda pov.

Sejam lagi kerjaanku kelar, aku menghela nafas karena kecapean dan kembali kepalaku terasa sakit tapi tetap kupaksaan agar teman kerjaku tak khawatir.

Wajahku pucat mungkin pengaruh kelelahan. Setelah membersihkan cafe, aku pamit duluan pada Trisa rencananya aku ingin naik taksi pulang.

Baru di trotoar aku di kagetkan seseorang yang berdiri di samping mobilnya yah siapa lagi kalo bukan Pak Irfan entah darimana datangnya karena sudah 5 hari ia menghilang tak ada kabar .

Ada rasa kecewa untuk apa juga menanyakan kabarku, aku bukan siapa siapanya aku menatapnya lidahku keluh jujur aku merindukannya .

"Udah selesai kerjanya, ayo aku anterin pulang"

Kirain dia akan mengomeliku

"aku udah pesan taksi pak,mungkin sebentar lagi sampai"jawabku.

"Aku gak terima penolakan Manda..masuk"

Aku tetap kekeuh berdiri dan menolak ajakan Pak Irfan. "Tapi aku udah pesan taksi pak" suaraku meninggi.

"Jalan atau aku gendong"

Tanpa menunggu persetujuanku Pak Irfan menggendongku masuk ke mobil jangan lupa tatapan tajam yang di berikan padaku.

Seketika nyaliku ciut, ia mendudukanku di mobil tak lupa memasang seatbealt.

"Duduk yang anteng jangan coba coba kabur" ancamnya padaku.

Aku mendengus kesal kulihat dia sudah berada di sampingku.

" Sudah makan" tanya Irfan

"udah"jawabku singkat.

Pak Irfan keluar dari mobil menghampiri taxi yang berhenti di depan mobilnya kulihat ia mengobrol dengan sopir taxi yang sudah ku pesan tadi.

Aku menyenderkan kepalaku di kaca kulihat Pak Irfan telah duduk di balik kemudinya.


Love My LecturerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang