Kepalaku pening aku memejamkan mata di mobil aku berharap supaya cepat tiba di apartment.
“kamu pucat lagi” seraya tangannya memegang dahiku.
“Nggak kok ”jawabku membantah.
“Nggak salah lagi maksudnya”
Aku kesal sampai gak sadar sebuah cubitan mendarat tepat di lengan Pak Irfan.
“Auww...Manda kamu galak juga ternyata”
“habisnya Pak Irfan ngeselin banget ”ujar Manda kesal.
“Ya udah tidur aja dulu begitu sampai aku bangunin”
***
Amanda Pov
Begitu sampai di aparment aku mendudukkan diriku di sofa,kepalaku semakin berat aku juga tak ingin terlihat lemah di mata Pak Irfan.
“Bapak gak pulang?”tanyaku.
“Dengan lihat kondisi kamu kayak gini,gak usah pura-pura kuat kamu masih sakit tapi tetap maksain masuk kerja,apa sih yang ada di kepalamu”ujar Pak Irfan.
Aku memegang kepalaku lagi mendengar perkataan Pak Irfan yang begitu menohok
sebentar lagi aku akan menangis“Please,jangan nangis Manda” gumamku.
Aku berusaha menahan air mataku tapi cairan bening lolos terjatuh di pipiku.
Pak Irfan menghampiriku “Eh maaf Manda bukan maksud aku bikin kamu nangis kayak gini,aku khawatir lihat kamu kayak gini sekali aja jangan ngebantah...di apartment dulu sampai kondisi kamu sudah fit”
Pak Irfan mengusap air mata di pipiku
“jangan nangis entar cantiknya hilang loh kepalamu makin sakit,kamu butuh istirahat ”
“Lagian apa hubungannya sih Pak kalo nangis gak cantik” protesku.
Pak Irfan tertawa tiba-tiba ia memapahku ke kamar otomatis aku mengalungkan tanganku dilehernya kemudian membaringkanku di ranjang. Aku menurut saja
“ Besok aja debatnya,Istirahat jangan bandel lagi”
Aku mendengus kesal “kok bandel emang aku anak kecil, lagian ya Pak Irfan kemarin kemana aja nggak pernah ada kabar seharian tiba-tiba muncul di depan cafe” timpalku.
Pak Irfan terpaku sejenak,ia tersenyum tipis jarang-jarang aku liat tersenyum gini dan harus kuakui ia terlihat lebih ganteng kalo sedang tersemyum
“Maaf tadi aku udah bikin kamu nangis dan maaf lagi aku gak ngasih kamu kabar biar aku nyelesain kerjaanku dan gak kepikiran kamu terus, terus bisa cepat pulang secepatnya”
Pak Irfan menghela nafas “ Tapi ternyata caraku salah udah bikin kamu berpikiran negatif tapi tenang aja aku gak menghilang sama sekali Manda”
Aku terdiam menatap Pak Irfan lidahku kelu aku gak tau harus berkata apa.
“Gimana gak bandel ini obatnya kamu gak minum teraturkan” seraya menatap obat yang kusimpan di atas meja.
“Lupa...”jawabku singkat.
“Aku baru tau selain keras kepala sekarang kamu pelupa juga,besok-besok aku bikin kamu gak jadi pelupa,gimana??”Tak ingin berdebat lebih panjang lama aku mengalihkan pembicaraan saja
“Pak Irfan pulang ya” pintaku.
“Abis kamu istirahat, saya pulang Manda ingat harus jaga kesehatan “ ucapnya tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love My Lecturer
RandomLove My Lecturer Aku Amanda Stevanie,umur 22 terlahir dari keluarga sederhana dan kuliah di salah satu universitas di Surabaya. Selain,menjadi mahasiswa aku juga bekerja sebagai waitress di sebuah cafe. Irfandy Hadi Wijaya usiaku s...