Life Companion 05

635 93 13
                                    

setelah tadi saling tatap-tatapan yg melahirkan kebingungan, kini suasana telah berubah. Sangat berubah. Si kepala rumah tangga tengah bersandar di sofa dengan nafas memburu, ia kelelahan tentu saja lelah itu karena ia baru saja menghajar putranya itu habis-habisan. Penjelasan dari istrinya itu membuatnya mau tidak mau harus memberikan pelajaran, pelajaran yg setimpal atas perbuatannya.

Ayahnya bisa memaklumi kalau dia telah menghamili jihyo karena keadaan yg sedang mabuk, tapi menyuruhnya menggugurkan itu merupakan kejahatan, itu tidak bisa di maafkan.

"Kau tahu apa yg harus kau lakukan ?" Daniel yg sedang tergeletak di lantai pun langsung menganggukkan kepalanya, ia mengerti maksud dari ayahnya itu

"jangan jadi pria yg pengecut! kau harus berani mengambil keputusan" lagi daniel menganggukkan kepalanya

"temui jihyo dan ajak dia kesini, bagaimana pun juga ia kini tengah mengandung anakmu, darah dagingmu"

"besok, aku akan menjemputnya besok" jawabnya seadanya

"kemana kau akan menjemputnya?" setelah tadi diam saja nyonya kang kini ikut bicara, sedangkan yuna sudah pergi ke kamarnya dan tentu saja setelah ayahnya mengucapkan maaf karena telah salah sangka

"dirumahnya eomma" jawab daniel masih dengan posisi seperti tadi

"dia sudah tidak tinggal disana lagi" suaminya yg tadi tengah memejamkan mata kini membuka matanya lebar sedangkan daniel merasa heran kenapa ibunya bisa tahu

tahu dengan tatapan keduanya nyonya kang kembali bicara " semenjak eomma tahu dia kau hamili eomma selalu menyuruh yuna untuk mengikutinya, eomma khawatir terjadi sesuatu padanya"

"dia wanita baik, tidak pantas kau menyakitinya" daniel hanya bisa diam mendengarkan

"tidak banyak wanita yg mau mempertahankan anaknya setelah tahu dia hamil diluar nikah" lagi nyonya kang mencoba meyakinkan daniel.

▪▪▪

Dengan prustasinya daniel berjalan menuju kamarnya, ia bingung apa yg harus ia lakukan sekarang

pikirannya kini tengah di penuhi oleh dua wanita, wanita yg ia cintai juga wanita yg telah ia hamili

ingin memilih dahyun tapi bagaimana dengan nasib jihyo ? ralat, bukan jihyo tapi anaknya, orang tuanya itu bersikeras mengatakan bahwa anaknya dari jihyo harus mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya lalu jika ia memilih anaknya itu bagaimana dengan dahyun ? wanita yg sangat-sangat ia cintai, hatinya tidak sanggup untuk memilih.

"oh astaga, andai saja aku bisa memilih maka aku akan memilih untuk tidak pergi ke club pada malam itu!" setelahnya daniel langsung merebahkan tubuhnya yg hampir remuk itu di atas kasur empuk, saat ini ia membutuhkan tidur untuk bisa mengambil keputusan besok hari.

▪▪▪

pagi ini daniel sudah siap dengan pakaiannya tentu juga dengan pilihannya, ya pilihan mengenai apa yg akan ia lakukan nanti pada kedua wanitanya, wanitanya ?

"kau akan menjemput jihyo ?" tanya nyonya kang saat daniel sudah berada di meja makan dan tentunya disana sudah ada ayah dan adiknya

"aku akan bertemu dahyun" ucapannya mengundang tatapan heran

"aku akan membicarakan hal ini dulu pada dahyun, dia berhak tahu" tuan kang menganggukkan kepalanya mengerti

"baiklah, ku harap kau mengambil keputusan yg tepat" setelah itu tuan kang kembali melanjutkan aktivitas sarapannya

selesai dengan sarapannya kini daniel melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam mobil miliknya, ia akan menemui dahyun terlebih dahulu, ia sudah sangat yakin akan keputusannya itu

Short Story With JihyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang