Belum aku edit ya, lagi gak sempat.
Pagi ini jihyo masih bergelung tak nyaman dalam selimutnya, hidungnya terasa sangat sesak, ya dia menangis semalaman yg ada dipikirannya hanya daniel, daniel dan daniel dia bahkan tidak tahu kenapa dia bisa sampai sangat merindukan pria brengsek itu.
Taehyung yang sudah rapi semenjak setengah jam lalu kini merasa heran mengapa jihyo belum juga bangun dari tidurnya padahal dialah yg biasanya untuk membangunkan dirinya setiap harinya
melirik jam sebentar, setelahnya ia mulai menaiki anak tangga.
tok..tok.. "jihyo ?" tak ada sahutan
ceklek! pintu di buka begitu saja oleh taehyung dan terlihatlah sebuah gulungan selimut yg bisa dipastikan di dalam sana terdapat jihyo
taehyung sampai heran melihatnya, bagaimana bisa wanita itu tahan berada dalam selimut, apa tidak sesak bernafas?
"jihyo, bangun ?"
"cepat mandi lalu sarapan, hey..." ucapannya diabaikan begitu saja, apa jihyo se nyenyak itu ?
"kau baik-baik saja?" ada rasa khawatir di dalam dirinya mengingat tadi malam jihyo menangis
dan tiba-tiba saja tubuh jihyo bergetar yg menandakan bahwa dia menangis sekarangdengan cepat taehyung menyingkirkan selimut yg menutupi seluruh tubuh wanita itu, lihatlah sekarang wanita ini jauh dari kata baik, hidung yg merah, mata bengkak dan tubuhnya sedikit panas, ini akibat karena dia yg terlalu lama menangis
"ya..ada apa ?" tanya nya sekali lagi, jihyo mulai duduk diranjang namun masih sesegukan
tanpa kata lagi jihyo langsung saja memeluk tubuh taehyung "tae, aku merindukan daniel hiks..hiks"
taehyung hanya bisa menghela nafasnya kasar, kenapa rasa rindu wanita ini begitu kuat ? dia pikir setelah tadi malam ia akan melupakannya begitu saja.
"kau istirahat saja hyo, nanti setelah kau merasa baikan aku akan mengajakmu bertemu dengan daniel" ucapnya seraya mengelus lembut punggung jihyo
"benarkah?" jihyo mendongak menatap taehyung dengan wajah sembabnya
"hm, jika kau sudah baikan"
.
.
di lain sisi kini daniel terlihat mondar mandir seraya berpikir entah apa yg ia pikirkan, seharusnya ia sudah berangkat bekerja setengah jam yg lalu namun ia tak juga kunjung pergi padahal pakaiannya sudah rapi.
"kau tak pergi oppa ?" yuna menyembulkan kepalanya di pintu kamar daniel
daniel mendecih kesal saat adiknya itu mengganggu aktivitasnya, tapi yuna mengabaikan itu dan malah masuk lalu duduk di ranjang daniel
"oppa, ranjangmu besar" katanya yg mulai mengelus tempat tidur
daniel memutar bola matanya malas "memangnya tempat tidurmu kecil ? tidak bukan, kenapa kau ini aneh ?" ia menatap yuna heran
"tapi oppa lebih aneh" jawab yuna
"apanya?" ketusnya
"oppa aneh, tempat tidur oppa hanya oppa yg menempati padahal sudah punya istri"
ucap yuna dengan smirk menyebalkannyadaniel menggeram, rupanya yuna datang kesini hanya untuk mengejek dirinya
"kau! jika kau datang kesini hanya ingin untuk mengejek pergi saja, oppa tidak tertarik" daniel kini ikut duduk di samping yuna dengan wajah kesalnya
"jika tak ingin di ejek lebih baik oppa...."
"apa ?"
"bagaimana jika oppa.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story With Jihyo
Romancemenceritakan tentang kisah cinta park jihyo dengan banyak idol