Kini Aurel dan Raylin ada di sebuah taman depan sekolah, Aurel membawa tumpukan camilan dan Raylin? Apalagi yang dia bawa kecuali novel dan earphone birunya.
"Ray," panggil Aurel.
"Iya?"
"Lo suka sama Rizky?"
Deg!
Kenapa pertanyaan itu sangat menusuk hati Raylin? Kenapa jantung Raylin berdetak lebih kencang dari biasanya?
Apa dia gugup?"Mmm, kenapa emang Rel?" tanya Raylin dia mencoba tidak terlihat gugup atau takut saat ini.
"Gak papa gue cuman tanya, jadi lo suka sama dia nggak?" tanya Aurel lagi.
"Yah nggak dong, dia cuman sahabat kecil gue doang, gak lebih, gue sayang sama dia yah karna dia sahabat gue aja sih Rel, kenapa?"
"Gak papa sih Ray, gue takut aja gitu kita sama-sama suka ke cowok yang sama juga, kan aneh yah," ucap Aurel di akhiri tawa renyahnya.
"Nggak, gue gak suka kok sama Rizky." Raylin mengutuk dirinya sendiri, Kenapa dia sangat lemah ketika berhadapan dengan yang namanya cinta?
"Bagus deh, gue bisa deket-deket sama Rizky. Soalnya waktu itu gue sempet mikir lo tuh penghianat waktu itu kan lo main meluk si Rizky aja," cerocos Aurelia. Kenapa mulutnya tidak bisa direm? Kenapa dia sangat jujur?
"Jahat bener buk?" ucap Raylin dengan tawanya, percayalah untuk sekian kalinya dia berpura-pura tidak apa-apa.
"Ray, lo liat gak? Itu Bintang," ucap Aurel dengan menunjuk seseorang yang tengah berlatih basket sekarang.
"Lo saraf yah Rel? Itu manusia bukan bintang, dan ini masih siang gak ada Bintang!" balas Raylin.
Aurel berdecak "ihh, bukan itu tapi nama cowok yang sekarang diteriakin cewek-cewek labil bin alay binti lebay itu namanya Bintang Erlangga Wijaya."
"Nah lho,terus hubungannya sama gue apaan dah?" tanya Raylin kini dia mulai memasang earphone miliknya, kenapa? Raylin tau sebentar lagi sahabatnya akan mengoceh layaknya burung Pipit, meskipun baru mengenal tapi Raylin sudah hafal bagaimana Aurel itu.
"Yah kan gua itu pengen lo sama dia, Ray, dia tuh yah ganteng, baik, sopan, agak ngeselin sih kalau dateng ke rumah, tapi dia baik dia sering bawa makanan ke rumah, yah buat nyogok aja sih biar gue mau manggilin kak Leon di kamarnya, kak Bintang tuh cuek sih, dia idola di sekolah ini, dia ketua tim basket. Kata fens fanatik atau fansgrils nya kak Bintang tuh pas kak Bintang tanding di sekolah lain, dia ngelap keringatnya pakek baju basketnya Sampek keliatannya tuh otot perutnya kak Bintang katanya kayak roti sobek-sobek gitu uhhhhhh ... Astaga dia cool body banget Raylin," ucap Aurel di akhiri dengan nafas yang tersengal-sengal.
Aurel yang merasa Tidak ada balas pun akhirnya melirik Raylin disampingnya untuk memastikan masih hidup kah sahabatnya ini?
"Ihh, Raylin mah gitu terserah deh," ucap Aurel lalu beranjak pergi.
"Aurel, awassss!!" teriak Raylin saat melihat Aurel yang sudah agak jauh dari dia kini akan terkena bola basket.
"Aaaa!" teriak Raylin.
"Ray lo gak papa?" Tidak ada balasan dari Raylin kepalanya kini pusing, sedetik kemudian semuanya hitam dan gelap.
TBC!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Raylin story's
Teen FictionTentang Raylin, gadis yang tidak pernah beruntung dalam masalah kebahagiaan cinta. Seolah cinta tidak pernah berpihak kepadanya. Raylin gadis cantik yang mencintai sahabat kecilnya namun masa depan berkata lain, sahabat nya mencintai Aurel teman bar...