#23. (Siapa lagi?)

13 2 0
                                    

Lima bulan berlalu... .

Raylin pun mulai melupakan semua tentang Bintang. Bukan melupakan kehadiran laki-laki itu, Raylin hanya melupakan apa yang menurut Raylin menyakiti hatinya. Kematian laki-laki itu contohnya?

Liburan akhir tahun pun telah Raylin lalui. Raylin sekarang kembali aktif sekolah lagi sejak seminggu lalu, dan Leon juga telah lulus dan sekarang menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia.

Bukan membuka hati, tapi Raylin hanya menerima kehadiran Leon dalam hidupnya. Selama ini Raylin tidak merasa apa itu kesepian saat berada di sisi Leon. Laki-laki itu selalu memberi candaan untuknya lalu melupakan semua beban di hidupnya.

***

"Gue capek sekolah." Aurel menyandarkan tubuhnya di pohon rindang taman depan SMAINUDA.

Raylin melepas earphone port pink nya lalu menoleh menatap Aurel yang tengah memejamkan matanya. Raylin memutar bola matanya malas, Aurel mengeluh lelah bersekolah sejak tadi pagi pada Raylin. Raylin muak!

"Lo bisa gak sih gak usah ngoceh capek sekolah terus kayak gitu?"

"Nggak lah."

Raylin menutup novelnya kasar. Tidak habis fikir dengan Sahabat nya ini, andai saja Raylin seorang mafia atau physco Raylin ingin menyayat bibir yang terus mengoceh milik Aurel. Sungguh.

Raylin menghela nafas. "Seandainya lo capek, bosen ada di sekolah terus lo berhenti sekolah lo mau apa?"

"Nikah!"

Raylin menepuk jidatnya. Ya Tuhan, jika membunuh itu tidak dosa dan tidak dihukum penjara biarkan Raylin membunuh gadis di sampingnya itu.

"Gue ke kelas." Raylin bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kelas dengan menenteng novel dan juga earphone nya.

Raylin berjalan tanpa melihat kanan dan kiri hingga tiba di belokan koridor tanpa sengaja Raylin menabrak salah satu siswa.

"Aduh maaf gue gak sengaja, maaf yah." Raylin mengangkat kepalanya menoleh kepada laki-laki di depannya.

Laki-laki itu tersenyum. Lalu mengulurkan tangannya di hadapan Raylin. "Gue Keano."

Raylin mengangkat sebelah alisnya. Laki-laki itu tidak marah? Kok bisa? Ntah lah Raylin tidak ingin ambil pusing dengan hal itu. Raylin membalas uluran tangan itu lalu tersenyum. "Gue Raylin. Anak baru yah?"

"Nggak, gue cuman siswa pertukaran pelajar aja dari sekolah sebelah. Kelas duabelas?"

"Iya, mau ke ruang guru? Gue anterin mau?"

Laki-laki itu mengangguk. "Boleh dari tadi gue muter-muter di sini-sini doang capek. Yuk."

Raylin dan Keano berjalan beriringan menuju ruang guru, tatapan dan juga ungkapan dari siswa-siswi SMAINUDA pun terdengar jelas di telinga Raylin.

"Sumpah, Raylin beruntung banget. Udah cantik, pinter, ditaksir cogan semua lagi, itu 'kan Keano siswa dari SMANDA yang populer karna Sains sama MTK nya ganteng banget yah Allah!!"

"Ganteng banget yah Allah."

"Cocok banget!"

"Gue gak iri kok, cuman pengen kayak Raylin aja."

Sudah, omongan netizen tidak terlalu penting 'kan?

***

Raylin mengantar Keano hingga depan pintu ruang Guru. Raylin mengulum senyum ke arah Keano saat Laki-laki itu ingin memasuki ruangan.

"Makasih."

Raylin mengangguk. "Sama-sama, gue ke kelas dulu ada pr MTK yang belum gue selesain mau nyontek. Dadah."

Raylin berlari meninggalkan Keano yang masih mengamati kepergian gadis itu. Keano sedikit tertawa saat melihat Raylin hampir terjatuh karena tersandung kaki kirinya sendiri. Raylin menatap ke belakang lalu tersenyum canggung.

Akan kah itu sebuah awal? Lalu apa kabar dengan Leon? Apakah Leon akan kembali mengalah? Atau sebaliknya?

***

Leon menunggu di pintu gerbang sekolah SMAINUDA bersama pak Joko si penjaga gerbang. Leon mengetuk-ngetukan kakinya ke tanah bosan. Hpnya lowbat dan Raylin belum juga keluar kelas padahal Aurel sudah pulang dijemput Rizky.

Langgeng ternyata.

Sebuah senyum manis terukir di wajah Leon saat melihat Raylin keluar dari area sekolah. Beberapa detik kemudian, senyum itu pudar saat melihat seorang laki-laki mengacak rambut Raylin dan membuat gadis itu tertawa sesekali memukul lengan laki-laki itu.

Cemburu? Jelas! Dia menunggu sejak lama tapi hati Raylin tak kunjung terbuka untuknya. Tapi laki-laki itu? Huh! Bolehkah Leon membunuh satu manusia, satu saja.

"Eh Kak Leon, yuk pulang." Raylin beralih berdiri di samping Leon.

"Hm."

"Ken, Aku pulang dulu yah, see you." Raylin melambaikan tangan sebagai selama perpisahan sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil merah milik Leon.

"Udah cepet masuk!" Leon mendorong tubuh Raylin pelan. Jangan sampai Leon benar-benar membunuh si Ken-ken itu.

"Iya, see you." Balas Keano.

Leon masuk dalam mobil menutup pintu dengan sedikit membanting lalu melajukan mobil dengan kecepatan yang lebih cepat dari biasanya. Tidak ada yang mulai berbicara. Raylin, gadis yang memang tidak pernah peka dengan sekitar itu bermain ponsel sesekali dia tersenyum.

Apa karna si Ken-ken? Ah! Ken-ken itu memang perusahaan hubungan Leon. Ingin marah tapi Leon bukan siapa-siapa Raylin. FriendZona atau apa?

Tunggu hubungan? Resmi aja belum bang!

"... ," ucap Leon.

.
.
.
.
.
.

TBC!

Gak jelas, typo atau lainnya silahkan kasih tau dikritik dan dikasih saran! Aku butuh:(

Raylin story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang