#31. (si bunglon terus?!)

8 1 0
                                    

"Bunglon terus yang gue temuin, kagak ada yang lain apa?!"

Raylin berjalan cepat melewati koridor sekolah, dia malas untuk bertemu dengan bunglon. Kini sebutan Bunglon telah menetap sempurna untuk Keano. Terserah, laki-laki itu suka atau tidak menurut Raylin itu memang cocok kok.

"TUNGGUIN NGAPA, YAH ALLAH, CEWEK JALAN CEPET AMAT! KAKINYA PENDEK PADAHAL," teriak Keano terus mengejar Raylin.

Sekali buat ulah, gue matiin lo sekarang! batin Raylin lalu berbalik.

Raylin melotot saat tubuhnya dan Keano sangat dekat. Dengan cepat Raylin mendorong tubuh Keano untuk menjauh.

"Lo sumpah kayak bunglon, bosen gue!" ketus Raylin.

"Bunglon?" tanya Keano bingung.

"Iya bunglon, tiba-tiba romantis, perhatian, tukang marah, nyeremin, ngeselin. Sumpah pengen gue ceburin ke sungai Amazon biar mampus sekalian lo!"

"Gue aneh dong?"

"Banget, bangsat!" semprot Raylin.

Ah baru tadi malam dia merasa senang karena bisa menulis bait-bait rindu, dan Bintang datang di mimpinya walau hanya sebentar hanya sekedar mengucapkan terima kasih lalu pergi, tapi itu sudah lebih dari cukup.

Tapi semua harus sirna saat Keano datang. Raylin ingin menggantung laki-laki itu di Monas, sungguh!

"Santai dong Mbak."

Raylin kendengkus kesal lalu berbalik meninggalkan Keano yang Kemabli mengejarnya.

Raylin duduk di sebelah Fahda teman sebangkunya, tapi mereka tidak terlalu dekat, bagaimana tidak. Raylin dan Fahda saja bertegur sapa saat ada perlu doang.

Bel sekolah berbunyi dengan gerakan tiba-tiba Fahda berpindah tempat saat hendak Raylin bertanya Si bunglon kembali duduk di tempat Fahda, sedangkan Fahda duduk di tempat bunglon.

"Astaga, ya Allah. Subhanallah, astagfirullah. Allahuakbar!"

Keano menoleh ke arah Raylin. "Tobat juga nih human."

"ARDAVAND KEANO SYAPUTRA!!" teriak Raylin. Membuat seisi kelas menatapnya. Raylin. Tidak peduli!

"Apa sayang?" jawab Keano santai.

Raylin membulatkan matanya lalu menepuk jidatnya. "Bisa gak sih lo jangan ganggu gue dengan sikap berubah-ubah milik lo?!"

Keano menggeleng. "Gue gak bisa, gimana dong? Gue bisanya cuman mencintai lo gak papa?"

"Lo pindah atau gue yang pindah? Cepetan! Bu Fitria bentar lagi dateng, Ken!" geram Raylin.

"Ya terus? Gue harus bilang Waw gitu?"

"Lo kapan balik ke sekolah lo sendiri sih?! Kenapa juga enam bulan ini serasa enam tahun?! Kenapa juga sekolah harus ngadain pertukaran pelajar?! Dan kenapa juga harus bertukar pelajaran kayak elo?!" tanya Raylin menggebu-gebu.

Keano tertawa lepas lalu merapikan rambut Raylin yang berantakan akibat marah-marah.

"Udah-udah jangan marah terus. Masi pagi jangan darah tinggi, bentar lagi Bu Fitria Dateng, duduk manis oke." Keano mengacak rambut Raylin pelan.

Raylin story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang