#29 (Dia milik gue sekarang!)

5 2 0
                                    

Raylin membuka pintu mobil Keano perlahan, kakinya turun dari mobil lalu menutup pintu mobil perlahan. Raylin berjalan menuju depan mobil, di sana Keano tengah menunggu dirinya.

Raylin menatap sekitar, hanya ada bangunan dengan lampu depan yang mulai redup, halaman yang luas nan kumuh tidak terawat, lalu Raylin mendengar suara rusuh dari dalam gedung. Raylin takut.

Keano menggenggam tangan Raylin. "Gak usah takut, ini markas geng Venus, gue yang bakal jagain lo. yuk masuk."

Keano membawa Raylin memasuki markas, baru saja Keano membuka pintu suara yang tadi rusuh kini hening.

"Bangsat! Gue kira setan," semprot David yang tengah memegang PlayStation di depan tv dengan satu laki-laki.

"Lo duduk di sana dulu, gue mau ganti baju." Keano mengantar Raylin untuk duduk di sofa dekat Devan.

Dengan ragu Raylin duduk di samping laki-laki yang tengah bermain ponsel itu.

Semua pasang mata menatap kehadiran Raylin, gadis itu takut. Raylin kira dia akan dibawa menuju cafe atau restoran romantis tapi ...  .

Ah kenapa Keano lama sekali jika hanya mengganti pakaian.

"Pacar Keano?" tanya Devan.

"Bukan, temen sekelasnya," jawab Raylin mencoba untuk setenang mungkin yang ia bisa.

Devan mengangguk.

David yang sejak tadi fokus bermain game di depan tv besar itupun kini sudah beralih duduk di samping David. Raylin baru sadar mereka agak mirip.

"Kita saudara," ucap David. Padahal Raylin tidak menanyakan hal itu.

Gue juga nggak tanya kok, batin Raylin.

"Gue ngasih tau," ucap David.

Raylin membulatkan matanya. "Lo bisa baca pikiran gue?"

Devan tertawa pelan mendengar ucapan Raylin karna adiknya itu. "Gue tinggal dulu, lanjut aja."

"Nggak lah! Gue cuman suka nebak dan kebanyakan tebakan gue bener. Lo kenapa mau diajak Keano ke sini? Lain kali jangan deket-deket Keano lagi yah. Sayang banget cewek kayak lo cuman di--"

Ucapan David terhenti saat Keano langsung melempar nya dengan jaket milik Keano.

"Lo kira gue apaan main lempar-lempar aja. Lama-lama gue lempar juga lo ke rawa-rawa."

"Dia milik gue! Jangan ada yang sentuh!" Keano memukul tangan David yang tidak sengaja bersentuhan dengan tangan Raylin.

"Sante bro! Gue pergi." David bangkit dari duduknya lalu pergi menuju teman-teman yang sejak tadi ada di luar. Sudah sebuah stradisi jika sang Ketua membawa gadis maka semua akan keluar ntah lah kenapa mereka begitu.

Tepat di dekat Kenal Leon berbisik. "Cari gadis lain yang lebih pantes jangan dia, cewek itu terlalu baik."

"Bukan uru--"

"Gue tau, sedendam apapun lo sama Leon. Please cari cewek lain jangan dia. Kalau lo tau siapa dia lo bakal nyesel. Percaya sama gue." David menepuk-nepuk bahu Keano lalu berjalan keluar dari markas dan bergabung dengan yang lain di luar.

***

Raylin menghela nafas, sejak tadi dirinya ha nya duduk dan diam di sini. Sedangkan Keano, laki-laki itu bersandar di punggung kursi dengan mata yang tertutup bulan tidur tapi Raylin rasa dia tengah banyak pikiran.

Raylin membuka ponselnya. Jam setengah sembilan. Itu tandanya dia sudah lama di sini, dan dia hanya duduk dan diam di sini.

"Ken, gue mau pulang." Raylin menatap ke arah Keano.

Raylin story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang