#18. (Ujian. Fighting, Ray!)

18 4 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama bagi Aurel, Rizky, Bintang dan Raylin melaksanakan ujian terakhir. Iya terakhir sebelum Raylin dan Aurel naik kelas 12 dan terakhir sebelum Rizky, Leon dan Bintang pergi meninggalkan sekolah dan pergi ke universitas impian mereka masing-masing.

Raylin berjalan dengan memegang tangan Aurel di sampingnya. Berjalan dengan setengah melompat, berjalan dengan tawa karna candaan receh dari Aurel. Gadis bule-bule itu tidak pandai membuat candaan namun masih bisa membuat Raylin tertawa. Raylin tidak lagi menginginkan Rizky, bagi Raylin Rizky milik Aurel dan Bintang miliknya. Mungkin ....

Raylin dan Aurel berjalan memasuki kelas, sudah terlihat jelas di sana ada Rizky yang tengah duduk di bangku Aurel sembari bermain game, Leon yang tengah duduk di atas meja dekat meja Raylin dengan bercanda dengan kawan sekelasnya dan Bintang yang berdiri dengan bersandar di tembok yang tak jauh dari bangku Raylin dan Aurel.

"Ngapain di sini Kak?" tanya Aurel.

Leon mengalihkan pandangannya yang sedari tadi bercanda dengan teman laki-laki Aurel kini menatap Aurel dengan tersenyum.

"Nggak, cuman sepi aja di kelas yaudah nyamperin kamu." Leon turun dari meja yang ia duduki.

"Gue keluar dulu yah Ray." Leon tersenyum ke arah Raylin lalu pergi meninggalkan kelas.

"Rel, ikut aku yuk." Rizky menarik tangan Aurel keluar kelas juga. Hanya tersisa Raylin dan Bintang di kelas ini. Oh ralat Raylin, Bintang dan teman kelas yang lainnya.

Raylin berjalan menghampiri Bintang yang tengah menatapnya kosong, mungkin tidak menatap Raylin hanya wajah laki-laki itu blank atau melamun? Hm, apa mungkin tubuh bintang di sini namun pikirannya di sana?

"Pagi." Raylin mengulum senyum pada Bintaang yang berstatus kekasihnya. Hm, Kemarin kalian tau 'kan moment dua insan itu.

Bintang tersadar dengan segera dia mengulum senyum paling manis nya dan menatap Raylin.

"Pagi." Bintang mengecup kening Raylin sekilas. Membuat kelas menjadi gaduh. Sudah pasti akan menjadi bahan gosib paling hot ini sama lambe turah di sekolah.

Raylin tersenyum lalu menaruh tasnya di mejanya yang 'tak jauh dari sisinya. Lalu menatap wajah Bintang lagi, ntah lah wajah Bintang sangat membuat Raylin candu, sungguh.

Kring ... kring ... kring ... .

Bel pertanda masuk telah berbunyi, Raylin terkejut dengan bunyi itu tapi dengan cepat menetralkan wajahnya dan nasadnya. Bintang tersenyum lalu mendekat kan wajahnya ke wajah Raylin.

"Semangat ujiannya sayang," bisik Bintang tepat di telinga Raylin.

"Ya ampun! Itu Kak Bintang nyium Raylin? Yah Allah!!"

"Astaga, hatiku hancur Bang Bintang huwee ...."

"Potek hati adek bang!"

"Huweeee, sungguh Ter-la-lu kau bang!"

Hmm, seperti itulah sekiranya heboh di kelas Raylin, mereka mengira Bintang mencium nya tapi nyatanya? Hanya membisikkan kata-kata indah di telinganya yang sukses membuat hatinya berdemo dan jantungnya akan kita dah ke lambung. Oke sepertinya itu terlalu lebay. Haha.

"Makasih!" Raylin membalas dengan bisikan pula, Bintang tersenyum lalu berjalan meninggalkan kelas Raylin.

"Biarkan Hamba lulus dan membuat Gadis hamba bahagia Tuhan, beri aku waktu sedikit lagi. Setidaknya sampai gadis itu tersenyum karnaku, selalu karnaku." Bintang membatin, akan kah itu terjadi? Oh mungkin tidak, tidak sama sekali.

***

Raylin keluar dari kelas sendiri karna Aurel pergi dengan Rizky sejak jam istirahat berbunyi dari awal. Sedangkan Raylin baru keluar setelah bel istirahat berbunyi lima menit. Jangan tanya Raylin sedang apa tentu saja mendengarkan musik dan membaca buku.
Raylin berjalan menuju kantin masih setia dengan earphone port pink yang melingkar di leher jenjangnya. Raylin juga sesekali bersenandung mengikuti lirik lagu yang ia dengar samar-samar, karna earphone nya tidak terpasang rapi di telinga.

Raylin duduk di salah-satu bangku kantin 'sendiri' lalu memesan bakso dan segelas eh teh manis.
Senyuman indah kembali terukir saat Bintang yang notabennya adalah Kekasih Raylin berjalan menghampirinya.

Bintang duduk di bangku depan Raylin. "Kok gak ngajak kalau mau ke kantin? Kan kalau gini kamu sendiri."

Raylin tersenyum Bintang sangat jauh dari ekspetasi nya. Dia kira dulu laki-laki ini dingin dan cuek. Iya memang dia sedikit cuek dan tidak peduli dengan Gadis SMA ini yang selalu meneriaki namanya kala bertanding. Ntah lah Raylin rasa Bintang tidak cuek hanya padanya saja. Iya mungkin.

"Tadi tuh aku udah ke kelas Kakak, tapi Kakak masih ujian dari pada aku ganggu yaudah aku ke kantin duluan."

Bintang mengangguk lalu menyuruh Raylin untuk makan baksonya sementara dia hanya melihat acara makan Raylin, sesekali Bintang mengusap sudut bibir Raylin dengan tissue saat kotor karena bakso.

Raylin memakan baksonya dengan lahap. Menurut nya bakso ini bakso yang sangat enak dan sedap, walau masih dengan bumbu, kuah, bahan dan penjual yang sama. Tapi bakso ini sangat spesial saat Bintang yang menemaninya. Haha, oke kalian bisa menyebut Raylin ini bucin, silahkan karna itu benar. Sangat benar.

Kedua bola mata Raylin membulat saat melihat cairan merah segar keluar dari hidung Bintang. Raylin menaruh sendok baksonya lalu menatap khawatir ke arah Bintang.

"Kakak sakit?" Raylin memegang pipi Bintang, tidak panas dan tidak dingin juga.

"Nggak, kenapa emang?" Bintang menatap heran ke arah Raylin.

"Hidung Kakak berdarah lho, itu liat!"

Bintang membulatkan matanya, tangan kanannya beranjak menyentuh hidungnya, benar dia datang lagi. Dia datang di saat waktu tidak tepat. Bintang benci itu!

"Eum ... gue cuman dehidrasi Ray." Bohong! Munafik memang laki-laki ini.

"Jangan banyak fikiran Kak, banyak minum air putih terus banyak istirahat biar gak sakit. Jangan sakit-sakitan, Ray gak suka yah liat kakak sakit!" Mata Raylin berkaca-kaca. Cengeng? Iya tentu saja!

"Iya sayang iya." Bintang mengusap surai Raylin pelan lalu mengecup kening Raylin sekilas. Bintang akan merindukan gadisnya nanti, sungguh.

TBC.

Raylin story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang