#12. (Bolos bareng Leon)

18 4 0
                                    

Pagi ini Raylin pergi menuju sekolah dengan Ayahnya, ntah ada angin apa ayah Raylin mengantarkan Raylin ke sekolah. Ini adalah hal pertama yang dilakukan ayah Raylin selama Raylin sekolah di sini. Mata Raylin tidak pernah lepas menatap kepergian ayahnya yang semakin menghilang di telan jalanan. Setelah memastikan ayahnya benar-benar hilang Raylin memasuki sekolahan tak lupa dia juga menyapa bapak penjaga gerbang, Itu rutinitas setiap paginya.
Raylin berbelok ke koridor menuju kelasnya, tiba di depan kelas sudah ada Leon yang ntah menunggu siapa di sana. Leon kakak kelasnya untuk apa dia di depan kelas Raylin atau modus dengan Adek kelas? Hmm .. .
Raylin berjalan melewati Leon dengan santainya lalu masuk ke dalam kelas.

"Tunggu!" ucap Leon dengan memegang tangan Raylin.

Raylin berhenti lalu tatapan itu turun menuju tangan yang sudah Leon pegang, ada apa dengan laki-laki ini. Aneh sekali. "Ada apa kak? Gue mau masuk ke kelas, sebentar lagi udah bell. Lagian lo udah kelas 12 juga gak baik telat atau bolos."

"Bolos sehari gak papa 'kan?" tanya Leon pada Raylin.

Alis Raylin berkerut tidak mengerti. "Siapa?"

"Kita lah, ikut gue!" Leon menarik tangan Raylin menuju tangga Rofftop sekolah, tempat ini sepi jelas ini sudah bell masuk, jangan khawatir dengan guru. Guru sangat jarang melewati ini.

Raylin berdecak. "Kak, kemaren gue udah bolos dan sekarang gue bolos lagi? Gue bakal bilang apa ke guru nanti?!"

"Gak perlu bilang apa-apa besok gue anterin Lo ke kelas terus biar gue yang jelasin oke."

"Lo mau ngomong apa sih?!"

"Bintang udah nembak Lo?"

Astaga, pertanyaan macam apa itu? Tidak kah laki-laki di depan nya ini tidak mengerti jika raut wajah Raylin tengah galau seperti taman tanpa bunga itu? Dia baru saja menerima kenyataan bahwa pria idaman nya menjadi kekasih sahabatnya sendiri. Dan sekarang, dengan entengnya Leon berbicara demikian.

"Lah kok?" Raylin masih tidak mengerti dengan ucapan Leon, apa dia bilang tadi? Bintang menembak nya? Kenal saja baru kemarin-kemarin ini, mau menjadian. sesempit itukah pemikiran seoarang Leon Alexander?!

"Belum yah? Kalau gue nembak Lo sekarang, Lo terima gue gak?"

Raylin melotot kaget ke arah Leon, apa-apaan ini? Dia diajak bolos hanya karna ucapan-ucapan unfaedah itu? Astaga, ntah berapa banyak kali Raylin mengucap kalimat ngeluh pagi ini, dan itu hanya karna Leon. Senyuman tadi pagi karna ayahnya mengantarkan dia ke sekolah pun hilang sejak tadi. Raylin benar-benar tidak habis fikir dengan pemikiran laki-laki aneh ini.

"Lo salah makan apa sih kak?" tanya Raylin jengkel.

Mereka tengah membicarakan hal yang tidak jelas hari ini, dan Raylin sama sekali tidak mengerti dengan kode-kode dari Leon.
Leon mendengkus sebal, setidak peka itukah Raylina Oktavia jika tentang hati? Bisakah gadis di depannya ini mengerti jika dia menyukai nya?
Leon bangkit dari duduknya begitu pula Raylin yang mengekor di belakang Leon.

Raylin merasakan lelah di kakinya, laki-laki itu terus berjalan mengelilingi sekolah. Jika dia bolos hanya untuk patroli dan bermain kejar-kejaran dengan guru pengawas seperti ini dia lebih memilih mengerjakan soal matematika dari Bu Lutfia yang banyak rumus yang tidak ia mengerti itu, setidaknya dia tidak akan naik turun tangga, lari di koridor sekolah. Naik turun pembatas sekolah, kadang Raylin juga berfikir kalau cara bolos Leon hanya berjalan menggantikan pak Anton selaku guru penjaga yang biasa patroli di sekolah untuk memastikan murid yang bolos, tapi hebatnya Leon sama sekali tidak pernah tertangkap bolak oleh pak Anton.

Raylin berhenti mengikuti Leon yang terus-menerus berjalan itu, kaki pendeknya yang harus mengikuti langkah panjang dari kaki panjang Leon itu menyerah, dia sudah berjuang dua kali lipat dari cara jalannya lagi ini, kakinya seperti mati rasa sangat lelah sungguh. Leon sangat menyebalkan, mengatakan hal yang sedemikan rumitnya untuk Raylin mengerti saat di tanya kenapa? Maksudnya? Dia malah pergi dan membawa Raylin berjalan sejauh ini, sudah berapa kali Raylin melewati koridor sepi ini dan keliling sekolah. Bahkan perutnya pun sudah demi di pagi hari ini. Padahal dia abdi sarapan.

"Kak, gue capek!" ucap Raylin saat berhenti dari jalannya.

Leon berbalik masih tetap dengan wajah bete' dan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana itu. "Jalan gitu doang capek?"

Raylin mengangkat sebelah alisnya. "Kak percaya deh ukuran panjang kaki lo sama kaki gue tuh jauh! Jauh beda kak!"

Leon yang mulai mengerti akan ucapan Raylin pun segera menghampiri Gadis itu lalu mengangkat tubuh gadis itu seperti di drama-drama Korea, Raylin refleks mengalungkan tangannya ke leher Leon. Leon sedikit membenarkan cara gendongnya sehingga wajah Raylin tepat ada di dada bidang Leon. Jantung Leon berdetak kencang bukan karena berat badan gadis ini tapi Karan gugup. Masalah berat badan dia bisa menggendong Raylin dengan satu tangan, sepertinya Raylin Tidak diberi makan oleh orang tuanya.

Leon membawa Raylin menuju UKS sekolah yang sepi di sana. Tunggu UKS? Untuk apa ke UKS harusnya kantin! Pikir Raylin.
Leon mendudukkan Raylin di Ranjang UKS lalu mengambil bangku dan duduk di hadapan Raylin.

Raylin lagi-lagi di buat bingung. "Gue laper kenapa malah UKS?"

"Gue males bawa lo kantin nanti temen-temen lo ambil lo dari gue jadi gue bawa lo ke sini biar gue bisa sama lo doang berdua." Raylin dibuat kaget dengan ucapan Pria aneh di depannya ini.

"Terus?"

"Nanti makanan bakal dianterin adek kelas ke sini, tadi gue udah suruh."

"Kapan?"

"Yah tadi, apa sih yang Leon gak bisa?" Leon menyombongkan dirinya sendiri. Percaya diri sekali manusia ini hmm.

"Lo belom jawab pertanyaan Gue!"

"Yang aman sih ya ampun."

"Kalau gue tembak Lo, Lo terima gak?"

***

Di sisi lain, di waktu yang sama, di tempat yang sama. Bintang ada di UKS, jangan tanya di mendengar, dia melihat atau tidak interaksi antara sahabat dan gadis yang ia suka itu. Sudah jelas dan sudah pasti iya. Bintang sama sekali tidak menyangka bahwa Leon akan menyukai Raylin, Jika Leon menyukai Raylin kenapa dulu dia mendukung Bintang untuk mendekati Raylin?!
Jika seperti ini sama saja Leon merebut Raylin dari Bintang.

Bintang ada di UKS karna di kelas tadi dia tiba-tiba merasakan pusing yang sangat kuat, bahkan Dia kembali mimisan. Rizky yang melihat sahabatnya tengah mimisan dan memegangi kepalanya pun segera meminta izin untuk mengantarkan Bintang ke UKS lalu menyuruh Bintang istirahat dan Kembali ke kelas. Kadang Bintang berpikir bahwa penyakit ini tidak akan pernah sembuh. Hanya 0,1% dia bisa sembuh. Sejak berumur 7 tahun, bayangkan dan saat ini dia sudah berumur 17 tahun dan hampir berusia 18 tahun malah.
Sembuh atau tidak Bintang akan merimanya, dibiarkan hidup selama ini pun Dia sudah bersyukur. Bahkan sangat.

" ... ."

TBC!

Raylin story'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang