G A B ! (COMPLETED)

10 - TH E RED DRESS

KEVIN POV

" Sudah kubilang bukan, JANGAN MENGGUNAKAN WARNA MERAH...!" Desisku begitu aku sampai di Harrison Hotel dan melihat koleksi dress yang akan dipakai untuk iklan hari ini. " ARE YOU GUYS IDIOT, OR SOMETHING ?? WHY ARE YOU GUYS WEARING RED ? AKU BILANG PILIH WARNA WARNA YANG TERLIHAT POLOS, INGAT TEMA KITA INNOCENT !" Bentaku membuat semua orang disana terkejut dan membeku.
"cepat revisi dan ganti semua koleksinya ..., aku.." baru saja aku akan menyelesaikan kalimatku ketika mendengar seseorang tiba tiba menginterupsi dan memotongnya.
" Bagaimana kalau aku bisa ..?" aku melihat gab berdiri dengan ekspresi ragu diantara kru - kru yang tampak lelah dan cemas. " bagaimana kalau aku bisa memenuhi gambaran innocent kalian meski dengan gaun berwarna merah itu ?" tanyanya ragu. Aku mengalihkan pandanganku dan kembali menatap semua kru dengan tatapan dingin dan tajam. "trust me...just let me try.." ucapnya lagi berusaha meyakinkanku. Aku menghela nafas berat sebelum memberi isyarat menyetujui kalimat gab dengan terpaksa.

AUTHOR POV

Semua pasang mata mengamati gab yang sedang berpose dengan anggun dibalik beberapa kamera yang disiapkan. Gadis itu tampak begitu sempurna dengan balutan gaun merah mengembang yang memperlihatkan pundak mulusnya. dia terlihat sempurna.

Kevin terkejut bukan main, warna yang paling dia benci dalam hidup, yang membuat dia harus mengalami xantophobia bisa terlihat begitu natural dan cocok dengan gab. Kevin berjalan keluar ruangan untuk menangkan jantungnya yang mulai berdetak tak berirama.

GAB POV

"Thanks.." ucapku kepada semua kru sebelum meninggalkan lokasi syuting. Aku berjalan lamban menyusuri koridor dan lobi hotel yang begitu mewah dan membuatku terkesan ini.

bayangkan saja seberapa kayanya pria bernama Kevin Harrison itu, aku tidak akan bisa menebak berapa banyak angka nol dalam tiap kartu di dalam dompetnya. berapapun itu, aku yakin tidak akan pernah habis selama berpuluh-puluh tahun.

---

aku melihat Mr. Harrison duduk sendirian di side bar hotel sambil memijit kepala nya, dia belum pulang rupanya. Aku berjalan mendekati nya, langsung mengambil tempat duduk tepat disebelahnya."bukankah ini masih terlalu siang bagi manusia untuk mabuk ?" tanyaku mengejutkan nya. Aku melihat ekspresi tidak senang diwajahnya begitu melihatku. Aku menatapnya dengan tajam dan teliti, mengamati setiap inchi wajahnya dengan baik, dia terlihat tampan dan sempurna.
Aku mendesah, " bagaimana aku bisa membuatmu bahagia ?" tanyaku lebih pada diri sendiri.
Mr. Harrison mengernyit, "kau gadis aneh yang menyebalkan" runtuknya sembari mengetukan gelas minuman nya keatas meja kaca yang gelap. dia mulai mabuk, sepertinya. " maaf apa ada kamar kosong, tolong bawa bapak ini, dia mabuk.." ucapku pada barternder yang terus menyajikan minuman padanya. "Mr. harrison memiliki satu suite room disini Nona, kami akan mengantarnya.." sahutnya ragu. "tapi... tidak ada pegai hotel yang tau passcode kamar nya .." imbuhnya.

AUTHOR POV

Sial... kenapa jadi aku yang mengantar nya ? runtuk Gab kesal selama merangkul tubuh disamping nya yang tidak terasa berat sama sekali. Laki-laki yang dirangkulnya terlihat tidak mampu berdiri dengan benar. Gab memastikan kamar yang didatangi nya benar milik Mr. Harrison yang hampir tertidur dalam pelukan nya saat ini, dengan sedikit keajaiban gadis itu membuka pintu kamar tanpa menggunakan kode apapun.
Gab terkejut melihat suite room milik Kevin.

dia benar benar kaya, wanita yang akan jadi istrinya nanti tidak akan kekurangan apapun, batin gadis itu terkagum. Gab menjatuhkan tubuh kevin keatas tempat tidur dan memutuskan untuk pergi. Tapi baru saja gadis itu akan beranjak ketika dia merasa seseorang meraih pergelangan tangannya. Kevin menariknya hingga terjatuh dalam pelukan nya diatas ranjang. Gab mencoba melepaskan diri dari pelukan Kevin, namun gadis itu mengehentikan usaha nya ketika mendengar denguran halus dari laki-laki disampingnya. dia sudah tertidur.