GAB POV
Aku meletakan semua keperluan syuting selama seminggu kedalam koper dan siap berangkat ke bandara untuk pergi ke paris, untuk membawa nama HarDress ke fashion week terbesar di dunia.
Aku memilih mengenakan kaos putih dan mantel juga kacamata hitam dalam perjalanan ke paris , karena aku sangat menyukai hal hal yang nyaman.Baru saja aku akan memasuki area keberangkatan ketika aku menemukan albert menungguku disana dengan senyum ramahnya. "albert ? kenapa kau kemari ?" tanya ku penasaran.
" bos memintaku menjemput anda.." jawabnya singkat. Ya... albert memang hanya bicara seperlunya dengan siapapun. "bos memintaku membawa anda melalui jalur khusus , nona Gab.." ucapnya ramah dan sedikit formal. " just gab, you can call me gab.." sahutku sebelum berjalan mengekorinya.
---
Kami tiba disebuah jet pribadi dengan interior super mewah, yang mungkin belum tentu akan bisa kubeli meski aku model papan atas sekalipun.
Jet ini bahkan memiliki, kamar, ruang tamu, ruang meeting dan bar yang luas dengan koleksi barang barang mewah yang sudah pasti sangat mahal didalamnya. aku rasa aku tahu ini milik siapa.
" Mr. Harrison sudah menunggu anda di dalam kamarnya Ms. calandra.." surara merdu perempuan tiga puluh tahunan menyambut aku dan Albert yang baru saja masuk. Aku melirik albert yang hanya mengangguk dan mengisyaratkan ku untuk pergi sendiri.
---
Aku langsung membuka pintu kamar tanpa mengetuknya. Aku terkejut dan nyaris berteriak begitu mendapati pemandangan Mr. Harrison yang baru saja keluar dari kamar mandi hanya menggunakan lilitan handuk dibagian bawah tubuhnya.apa ini ? dia mencukur rambut rambut halus di wajahnya ? dia terlihat jauh lebih muda dari biasanya.
Aku mematung mengamati lekuk tubuhnya yang begitu sempurna. Bagaimana bisa seorang peri memiliki hasrat seperti ini, batinku.
Susah payah aku menelan salivaku sendiri dan membiarkan kata-kata meluncur dari kerongkonganku yang terasa kering dan tercekat.
" a.. ma.. maaf saya lupa meng.. mengetuk pintu.." ucapku terbata. Aku sungguh tidak bisa berkonsentrasi saat ini.
Mr. Harrison menatapku ragu sebelum mulai berbicara " kau bilang ingin membuatku bahagia bukan ? kenapa berdiri sejauh itu ? mendekatlah.." ucapnya dengan suara bariton yang berhasil menyapu kesadaranku. Aku menggerakkan kakiku dua langkah dan berhenti. Mr. Harrison mendengus."sejauh itu ? kurang dekat.." godanya. Aku tak bergeming dari tempatku berdiri. Aku sangat gugup saat ini.
Mr. Harrison berjalan mendekatiku, sehingga menyisakan beberapa centi jarak diantara kami, "much much closer..." ucapnya dengan suara yang berhasil membuat kakiku mendadak lemas.
Aku tidak tahu bagaimana tapi detik berikutnya, aku sudah berada di bawah kurungan lenganya diatas tempat tidur. Deru nafas dan detak jantungku seakan berlomba untuk saling berpacu dan tak bisa kuhentikan. Mr. Harrison mendekatkan wajahnya, membuatku reflek mentutup kelopak mataku erat , dan meletakan kedua tanganku diantara tubuh kami yang akan saling bersentuhan.
Satu detik...
Lima detik...
sepuluh detik...
Tidak terjadi apa-apa.
Aku membuka mata dan melihatnya terkekeh. untuk pertama kali. aku melihatnya tertawa, pertama kali.KEVIN POV
sudah kuduga. Gadis ini memang tidak berniat menggodaku seperti wanita-wanita lainya yang bersedia menyerahkan dirinya diatas ranjangku tanpa undangan dariku, dia berbeda.
Aku menarik tubuhnya dan menduduk kan nya. "kenapa kau menutup matamu ? apa yang kau harapkan " godaku membuatnya merengut sebal. dia terlihat semakin imut kalau begitu." kenapa kau memanggilku .." tanya nya angkuh . "aku kan harus menghadiri Paris Fashion Week.." imbuhnya dengan nada kesal. Aku terkekeh, " kita memang akan pergi kesana, hanya saja kita menggunakan transportasi yang berbeda dari kru lain..." jawabku membenarkan rambutnya yang berantakan. " sudah sana keluar, nanti albert mengira aku melakukan hal yang tidak tidak denganmu..." imbuhku mendorong tubuh langsingnya keluar dari private roomku.
Aku masih bisa mendengar dia mendengus kesal sebelum pergi.
Aku mengamati diriku didepan cermin dan mencoba melakukan nya lagi, tersenyum, tertawa. aku mencoba melakukan semua itu.
AUTHOR POV
Gab meluruskan kakinya yang terasa pegal dan melirik Albert yang menatapnya dengan tatapan penasaran . "ada apa albert ?" tanya nya frustasi karena merasa diperhatikan sedari tadi. Albert hanya tersenyum. "kau mau minum gab ?" tanya laki-laki tua itu dengan ramah. Gab menggeleng."aku belum pernah minum, aku takut mabuk, saat mabuk peri bisa saja mengungkapkan rahasi...." Gab buru-buru memotong kalimatnya sendiri. "peri ...?" albert bertanya dengan wajah bingung. "iya peri... orang tuaku sering memanggilku begitu albert... iya peri, panggilan nama panggilan.." dustanya. "setahuku orang tuamu sudah meninggal gab, dari CV mu bukan . . ." jelas albert membuat gab gelagapan. "i..iya..maksudku ketika aku kecil, mereka memanggilku begitu.." Gab mencoba memutar otak dan mencari topik lain. "apakah, Mr. Harrison pernah mengeluarkan ekpresi nya selain marah ? seperti kesal, ngambek atau tertawa..?"tanya gadis itu cepat, untuk mengganti topik. Ekspresi Albert tampak menimang sesuatu sebelum mengangguk ragu. " saat bersama ibunya dan..." ucapnya ragu. "kau..." . Jawaban Albert membuat Gab terdiam di kursi tempat duduk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
G A B ! (COMPLETED)
RomantizmJudul : G A B ! Genre : Fantasy, Romance Main cast : - Gabriella Calandra / Romanova - Kevin Harrison Apa kalian percaya peri ? mahkluk mitos yang digambarkan orang - orang dengan bentuk mungil dan memiliki sayap dipunggung nya ? aku percaya ! tapi...