15 - PAARIIISSS

394 29 0
                                    


GAB POV

"PARRISSSSS...." Seruku begitu kakiku baru saja menginjak lantai salah satu hotel mewah di kota ini, yang ternyata masih milik Harrison juga.

" Seruku begitu kakiku baru saja menginjak lantai salah satu hotel mewah di kota ini, yang ternyata masih milik Harrison juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" kenapa kau begitu senang ?" albert bertanya dan menawari untuk membawakan koperku. Aku menggeleng dan menolak tawaran nya. "kenapa belum ada kru yang terlihat datang ?" tanyaku begitu melihat tidak ada satupun dari orang yang berlalu lalang yang kukenal.
Albert tampak melirik Mr. Harrison yang berjalan dengan langkah panjang nya didepan kami, dan kembali menatapku dengan senyum ramah di wajahnya. apa yang sebenarnya terjadi ? ini semua membuatku bingung. " ini kunci kamarmu, masuklah, nanti sore akan meeting untuk persiapan fashion week besok ," Ucap Mr. Harrison Singkat sebelum masuk ke dalam kamarnya sendiri disebelah kamarku. kenapa kamar kami harus bersebelahan ? , fikirku.

---
SORE HARINYA,

Aku mematut diriku di cermin berkali kali , aku tidak habis pikir kenapa untuk meeting saja Mr. Harrison memberiku pakaian ? memangnya kita akan meeting dimana dan dengan siapa saja ? Aku masih terus berkutat dengan fikiran ku sampai dering ponselku membuyarkan segala nya.
"aku sudah diluar kamarmu, cepatlah.." ucap Mr. harrison datar, suara bariton nya masih terdengar cukup seksi meski melalui sambungan telepon.

 harrison datar, suara bariton nya masih terdengar cukup seksi meski melalui sambungan telepon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mr. Harrison mengamati blouse putih dan rok pendek hitam yang kukenakan, dan tampak mengangguk angguk sekilas. Aku baru menyadari, pakaianku senada dengan jas yang dikenakan nya saat ini.
Aku berfikir untuk memastikan sesuatu menimang kami sudah cukup dekat menurutku saat ini. Aku berjinjit dan mengalungkan lenganku di lehernya. Tidak ada yang terjadi, kristal cincinku tidak bercahaya sama sekali, bagaimana bisa ? apa dia tidak bahagia aku peluk ? tapi sebelumnya ... ? Mr. Harrisn mendorongku sedikit dan melepas pelukanku. Aku menatapnya sebal, " bukankah kau harusnya bahagia ketika aku peluk ? kenapa kau tidak bahagia" tanyaku kesal. "siapa bilang ?" dia meninggikan suaranya dan langsung menyeretku masuk kembali ke kamar begitu sadar ada beberapa pengunjung yang sedang berlalu lalang. Aku masih menatapnya dengan kesal dan bingung, bagaimana bisa itu tidak bereaksi ?
Mr. Harrison menatapku tajam dan mengunci tubuhku dianta pintu dan lengan nya. Dalam hitungan detik, dia mendaratkan bibirnya telak di bibirku, menciumku dengan lembut dan intens.
Perutku tiba tiba tergelitik, dan kakiku menjadi lemas, untung saja aku berpegangan pada jas yang dikenakan nya, atau aku mungkin sudah meleleh ke lantai karena lemas dan terkejut oleh ciuman nya.
Dia menyelesaikan ciuman nya dengan kecupan singkat dan merapikan tatanan rambutku yang dirusak oleh jemarinya saat berciuman tadi.
"astaga... ini berhasil..!!!" pekikku melihat pendar yang mulai dikeluarkan cincin dijemariku. "astaga , aku membuatmu bahagia saat ini.." ucapku lebih kepada diri sendiri. " kalau begitu harusnya aku lebih sering mencium mu.." ucapanku membuatnya terkejut dan memasang wajah bingung. " tidak boleh ?" tanyaku ragu. "a.. itu anu... bukan begitu.." ucapnya tergagap. " kalau begitu bolehkan.." sahutku. Aku tersenyum kearahnya, dan mendekatkan wajahku. Mr. Harrison menutup matanya perlahan membuatku terkekeh pelan "sudah cukup untuk hari ini, ayo pergi meeting .."bisiku tepat ditelinganya, membuat dia membuka kelopak matanya seketika dan wajahnya berubah merah.
Aku berjalan mendahuluinya dan menghentikan langkahku di depan pintu kamar, "ah.. kenapa anda menutup mata tadi ? apa yang anda harapkan ?" godaku, membuat dia menatapku tajam.
Aku hanya tertawa melihat reaksinya barusan. kenapa aku merasa sesenang ini ?.

KEVIN POV

Kami menyelesaikan meeting dengan pihak penyelenggara acara dengan cepat . " albert kau kembalilah ke hotel dulu, aku ada urusan sebentar, antar Ms. Calandra kembali.." pintaku .
Aku sedang ingin sendiri saat ini. harus.


GAB POV

Aku bisa melihat auranya menggelap tapi aku tidak tahu apa yang sedang ada dalam fikiran nya saat ini,aku tidak bisa membacanya. aku melirik albert dan ada aura biru gelap dalam tubuhnya, apa ini ? aura kesedihan ? batinku. tunggu... bukankah albert pernah bilang dia bekerja untuk keluarga Harrison sejak dulu, kalau aku tidak bisa membaca Kevin Harrison, bukan kah aku bisa mencoba membaca albert ? siapa tahu ada yang bisa aku temukan dalam ingatan laki-laki ini.
---
Aku terkesiap begitu kembali kedalam kesadaranku, aku mengusap butir bening yang aku tidak tahu kenapa bisa menetes begitu saja setelah membaca potongan potongan gambar dalam memori albert .apa itu sebuah kesedihan ? penyesalan atau kebencian ? aku tidak bisa melihatnya dengan jelas melainkan hanya seperti potongan adengan yang terputus dan mungkin tidak berkaitan satu sama lain.
Aku melihat pecahan kaca dan botol minuman keras dilantai, detik berikutnya aku mendengar suara teriakan dan tangisan seorang wanita, suara pria yang putus asa dan laki-laki muda yang terus merasa ketakutan.
apa ini ? bukankah kekuatan dan keajaibanku sudah kembali sepenuhnya ? tapi kenapa itu tidak berhasil pada albert seperti itu berhasil pada Gabriella ? aku bisa gila, bantinku kesal mengikuti Albert berjalan kedalam BMW hitam yang di parkir diujung jalan. 

G A B !   (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang