29 FELIX ?

339 30 2
                                    


GAB POV

" thanks.." ucapku begitu kami sudah sampai di mansionku. Aku menatap penuh selidik kearah Kevin yang tak juga beranjak dari tempatnya berdiri. " Mr. Harrison, kau tidak pulang ?" tanyaku. Kevin tampak berfikir sesaat sebelum berbicara, "apa kau tidak menawarkanku masuk ? mungkin kita bisa mengobrol atau minum teh sebentar di kamarmu sebelum aku pulang.."godanya. Aku terkekeh mendengar kalimatnya barusan. Aku menggangguk. "tidak, selamat malam" jawabku sebelum masuk. Aku bisa mendengar dia meruntuk lirih atas kegagalan usahanya barusan.dasar, kekehku dalam hati.

---

Aku merebahkan diriku diatas tempat tidur dan menatap langit langit kamar. aku sangat bahagia hari ini.
Cincin dijari tengahku terus berpendar , menandakan Kevin juga pasti merasa bahagia saat ini, tapi kenapa warnanya belum juga berubah ? bukankah ketika aku bisa membuat kevin percaya atas keajaiban dan kebahagiaan permata cincin ini akan berubah warna menjadi putih dan aku segera bisa kembali ? entahlah, tapi aku senang cincin ini tak juga berubah warna, setidaknya aku bisa memiliki waktu lebih lama di bumi.
Aku melihat kearah sebuat tali yang tergantung di langit langit kamar, aku tidak pernah memeriksa untuk apa tali itu selama ini, aku mencoba menariknya dan terkejut ketika menemukan sebuah tangga menuju atap diatas kamar. apa ini semacam ruang rahasia ? Aku menaiki tangga tersebut dan menemukan sebuah ruangan mirip perpustakaan tapi kecil dengan tempat duduk didekat jendela yang cukup besar yang mengarah keluar mansion.

 apa ini semacam ruang rahasia ? Aku menaiki tangga tersebut dan menemukan sebuah ruangan mirip perpustakaan tapi kecil dengan tempat duduk didekat jendela yang cukup besar yang mengarah keluar mansion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meneliti buku buku yang berjajar rapi didalam rak, sepertinya gab juga suka membaca, batinku. Selama di the hills para peri diwajibkan membaca lima ratus sampai seribu buku per hari nya, karena itu kami memiliki kemampuan pengetahuan diatas manusia pada umumnya.
Ada sebuah buku berjudul sybil karangan flora rheta schreiber yang tergeletak diatas bangku . Aku membuka dan membaca setiap lembarnya , aku merasa heran, gadis ini selalu memberi coretan di bagian akhir kalimat disetiap lembarnya.
Mencari anak laki-laki itu.
Tidak mendapatkan hasil.
Kepribadian aneh tante Sherly.
Tawa tante Sherly.
Hasil nol untuk pencarian.
Bagian paling menakutkan dari kepribadian nya.
sepertinya ini hanya tulisan random, batinku. tapi kenapa yang ditulis kebanyakan tentang wanita bernama sherly dan anak laki laki ? siapa mereka sebenarnya ? . Aku terkejut begitu menemukan sebuah foto lama disana, ada seorang wanita berdiri dengan seorang anak laki laki sekitar tiga belas tahun nan mungkin. Tunggu, kenapa aku merasa familier sekali dengan wanita ini ? apa kami pernah bertemu sebelum nya ? tapi dimana ? astaga bukan kah wanita ini . . .

hayo siapa wanita itu genks readers ??? authornim juga belum tahu wkwkw.


KEVIN POV

Aku memeriksa semua file file diatas mejaku dan melirik jam dinding yang tergantung diatas pintu ruang kerjaku, sudah lewat dari jam empat sore tapi aku masih harus berkutat dengan kertas kertas ini. Dimana gab sekarang ? apa yang sedang dilakukan nya ? aku sangat merindukan nya .
Gadis itu tidak pernah menghubungiku lebih dulu, apa dia tidak pernah merindukan ku ? sial , bagaimana bisa aku berubah menjadi sensitif dan melankolis seperti ini, mantra apa yang telah digunakan gadis itu padaku.


AUTHOR POV


" kalian sudah pastikan dengan kalau wanita itu telah benar-benar telah meninggal tujuh belas tahun lalu ?" albert tampak memsang wajah serius saat berbicara di telepon. " baiklah aku mengerti, pastikan tidak ada yang tahu soal ini, bahkan tuan muda sekalipun" ucapnya sebelum memutuskan panggilan nya dengan orang diseberang.
" aku tidak tahu kalau nyonya Mia sudah meninggal, haruskah aku bersedih atau bahagia ?" ucap Albert lebih kepada diri sendiri.


KEVIN POV

"aku tidak melihat albert seharian ini, ponsel nya juga mati, dimana dia?" runtukku kesal begitu tak mendapat kabar seharian ini dari Albert, apa ada yang sedang dia urus ? tapi apa itu ? selama ini dia tidak pernah menyembunyikan persoalan apapun dariku ? dimana dia sebenarnya ?.



AUTHOR POV

Gab pergi ke cafe tempat V mengajaknya bertemu untuk membicarakan sesuatu yang penting.
" V ... kau sudah menunggu lama, maaf macet sekali tadi" jelas Gab melihat V yang sudah duduk dengan beberapa gelas kosong didepan nya. " jadilah kekasihku.." ucap laki-laki itu kemudian membuatnya terkejut bukan main. "v apa yang kau.." gab ragu, tidak tahu harus menjawab bagaimana. " bukankah aku cinta pertamamu ?" tanya v lagi membuat gab semakin bingung dengan tingkah laki laki di depannya. " v aku.. aku tidak.." gab memutar otak tapi tidak menemukan alasan apapun untuk menolak V. " Aku tidak bisa.."ucapnya lirih.
" princess aku ingin menjadi kekasihmu .." V menarik lengan gab dengan kasar dan membuat gadis itu meringis kesakitan. " v , kau membuat lenganku sakit.." seru gab berusaha mengendalikan kemarahan nya saat ini. " sulit sekali berbicara dengan mu nona calandra, atau harus kupanggil romanova ?" tanyanya membuat seluruh tubuh Gab bergidik seketika.
" Siapa sebenarnya kau ?" tanya gab dengan ketakutan yang tak bisa lagi disembunyikan.

G A B !   (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang