4

17.3K 1.5K 58
                                    

Netra hazel Taehyung terus memperhatikan penampilan Jungkook yang menggunakan seragam dan mengangguk puas akan hasil pilihan sendiri.

“Mau pergi bersama?”

“Memang hari ini hyung ada kelas?” Tanya Jungkook balik, ia tatap wajah Taehyung lekat tanpa berhenti memakan sandwich yang ada di tangan kanan. Melihat semua tingkah laku manis itu Taehyung hanya tersenyum tipis.

Merapihkan sweater yang dia kenakan dan berdiri untuk mencuci tangan. “Tidak ada tapi aku mau menemui seseorang.”

Mulut Jungkook berhenti mengunyah, mata dia tampak memincing tajam seolah meminta penjelasan.

“Siapa?”

“Rahasia.”

.

.

.

Perasaan Jungkook sejak pagi masih terasa gusar dan tak pernah bisa berhenti menatap wajah rupawan yang tengah fokus menyetir di samping kiri. Dia ingin bertanya atau lebih tepatnya meminta penjelasan secara rinci tentang seseorang yang ingin Taehyung temui.

Jungkook ingin tahu, semua tentang Kim Taehyung.

“Hyung, katakan padaku rahasia tadi pagi.”

Lagi, tidak ada jawaban atas pertanyaan retorik Jungkook. Taehyung hanya diam dengan gulir mata bosan. Jelas, tidak berniat mengatakan apapun kepada adik sepupu tersayang.

Perjalanan selama 10 menit mereka hanya diisi oleh keheningan memuakkan. Ah tidak, sebenarnya terasa aneh juga karena di hari biasa Jungkook selalu memulai pembicaraan dengan bahan apapun dan berakhir dengan Kim Taehyung yang mendengarkan.

Gerbang sekolah yang berdiri kokoh menjadi tempat dimana mobil hitam metalik berhenti. Taehyung melirik Jungkook melalui sudut mata. Bukan ia tak paham, Taehyung tahu alasan pemuda ini terus menutup mulut sejak pagi suntuk.

“Turun, jangan terlambat di hari pertama.”

Tapi bukan berarti Taehyung harus memberi tahu semua tentang dirinya begitu saja. Ini privasi.

“Jungkook-ah."

“Hm.”

Blam!

Jungkook bisa menjadi seseorang yang sulit dipahami. Terkadang manis, terkadang dingin sama seperti sekarang.

Mata hazel Taehyung berkilat samar dengan wajah datar. Total tidak suka perihal sikap acuh tak acuh Jungkook beberapa detik lalu. Belah bibir dia bergerak samar sembari berdesis sinis menggumamkan satu hal.

“Merepotkan.”

.

.

.

Kringgg!

Bel tanda masuk berdengung nyaring memasuki rungu semua murid. Jungkook mendengus sengit selagi menyikap lengan kemeja putih hingga batas siku. Dasi yang tadi terpasang rapih kini sudah raib entah kemana. Sangat berbanding terbalik ketika bersama Kim Taehyung.

Tidak ada wajah manis dan menggemaskan, mata bulat dia berubah tajam dengan binar aura dingin. Lengkung bibir tipis bahkan terlihat kaku seolah tak pernah tersenyum.

Mata murid yang berlalu lalang melirik sesekali, ada yang menatap secara terang-terangan ada juga yang membicarakan secara diam-diam.

Murid urakan tapi sepertinya belum pernah terlihat.

“Wow.”

“Astaga, aku suka postur tubuh dia.”

“Apa dia murid baru?”

Menulikan gendang telinga, seringai tipis Jungkook terulas sempurna disertai langkah kaki penuh percaya diri. Ah, lama sekali tidak merasakan perasaan bebas.

Benar-benar membantu Jungkook melupakan rasa kesal yang sempat singgah di hati.

.

.

.

“Taehyung, apa kamu mengabaikanku?”

Suara manis seseorang mengalun menyadarkan lamunan Taehyung. Kepala dia terangkat sedikit sebelum kembali fokus pada buku yang sedang dipegang.

“Kamu benar-benar mengabaikanku? Yak, Kim Taehyung!”

Helaan nafas Taehyung terdengar malas, kemudian menutup sampul buku cukup kasar dan menatap sepasang mata bening tersebut dengan cebikan kasar.

“Kamu juga mengabaikanku dan memilih berbicara dengan si hitam itu. Kim Jennie-ssi.”

Kim Jennie,

Gadis cantik bersurai panjang termangu sesaat lalu tertawa dengan nada sedikit geli sekaligus mengejek. “Kamu cemburu? Omo, kekasihku ini cemburu pada sepupu dia sendiri?”

“Dia bukan sepupuku!”

Mendengar elakan sinis tadi justru menambah rasa manis di hati kecil Kim Jennie. Sesuatu yang jarang terlihat dari sikap kaku Kim Taehyung. Perasaan baru sungguh menyenangkan.

“Kamu tidak percaya pada kekasihmu?”

“Aku percaya padamu tapi tidak dengan si hitam.”

Menggelikan, mendengar Taehyung terus menyebut sepupu sendiri dengan julukan hitam. Apa se-anti itu dia dengan saudara satu keluarga, huh?

Tangan lentik Jennie terulur perlahan, mencoba meraih telapak tangan Kim Taehyung dan menggenggam erat-erat.

“Namanya Kai, memang dia anjing sampai kamu panggil hitam begitu.”

Sebut saja gadis ini Kim Jennie, menjabat sebagai kekasih hati seorang Kim Taehyung. Paras dia manis dengan gummy smile menyenangkan. Hubungan mereka  juga sangat dekat.

Sedikit orang yang tahu karena memang mereka sendiri tak pernah mengatakan secara gamblang di depan umum atau teman-teman. Pikir dua orang serupa ya cukup jalani saja apa adanya tanpa harus dipandang oleh tanggapan pihak lain.

“Bagaimana dengan sepupumu yang lain?” Jennie bertanya tanpa melepaskan pandangan lekat dari wajah Taehyung sedikit pun. Berniat mengalihkan topik dari 'si hitam' yang akan terus Taehyung permasalahkan jika berlanjut.

“Tidak merepotkan, sedikit.”

“Nama dia Jeon Jungkook, 'kan?”

Hm.”

Untuk sesaat, mereka berdua terdiam entah memikirkan apa. Mata bening Jennie kembali menatap selagi melontarkan sebait pertanyaan singkat menggunakan nada sedikit ragu

“Aku ingin bertemu dengan Jungkook boleh?”

.

.

.

Kim Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Jennie

Bad Bunny | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang