Jungkook kira yang terjadi semalam hanya mimpi tapi saat dia membuka mata dan melihat siluet familiar itu, Jungkook sadar semua bukan mimpi semata.
Senyumannya mengembang sempurna, mengeratkan pelukan di sekitar pinggang ramping Taehyung sembari tertawa kecil. Ah, hati dia terasa hangat dan lapang.
“Hyung, aku harap kamu masih mengingat perkataanmu semalam. Kamu milikku.”
Jungkook bahagia, jelas.
Apa yang selalu dia impikan akhirnya dia dapatkan, walau tidak ada ikatan resmi tapi setidaknya Jungkook tahu Taehyung sudah menjadi miliknya.
Selalu.
Ah, menyenangkan sekali.
Dia tidak bisa berhenti tersenyum dan tertawa.
Pandangan mata Jungkook melembut, membuat siapapun yang melihat akan meleleh karena tersentuh.
“Kamu tahu hyung, aku kira cintaku akan bertepuk sebelah tangan saat tahu kamu sudah memiliki kekasih. Tapi aku sadar, kamu belum sepenuhnya melupakan perasaanmu.”
Gerak napas Taehyung yang teratur, memberikan kenyamanan tersendiri bagi diri Jungkook.
“Aku mencintaimu, Kim Taehyung.”
.
.
.
Taehyung tahu ada yang berubah, hubungan dia dengan Jungkook. Walau begitu Taehyung masih belum bisa memberikan kepastian secara gamblang, bukankah sudah dia bilang, tunggu sebentar.
“Jennie-ah, ada yang ingin aku pastikan.”
“Apa?”
“Apa kamu mencintaiku?”
Jennie diam, ada raut tak percaya di wajah cantik mempesona tapi Taehyung tidak peduli, dia hanya butuh menyelesaikan masalah ini secepat kilat.
“Tae, kenapa kamu bertanya begitu?”
“Kai menghubungiku, dia bilang ingin mengambil kembali miliknya.” Ujar Taehyung jujur.
Ya, Kai memang sempat menghubungi Taehyung. Jika boleh jujur, dia agak kecewa ketika mendengar hal tersebut.
Jennie, gadis ini, masih berhubungan dekat dengan sepupu hitam keparat.
Sialan memang,
“Aku bisa menjelaskan semua.”
“Jennie-ah, kenapa tidak bilang padaku kalau kamu butuh bantuan untuk biaya pengobatan nenekmu? Bukankah aku ini kekasihmu? Kenapa harus berjanji untuk tetap bersama kai dan meminjam bantuannya?”
Ada embun bening di mata gadis ini. Ah, dia menangis. Taehyung tidak pernah tega melihat Jennie menangis. Selain itu, ini adakah kali pertama Kim Jennie menangis di hadapan Taehyung. Padahal mereka sudah saling mengenal cukup lama.
“Aku tidak mau membuatmu lebih repot. Maafkan aku.”
“Aku mengerti tapi kamu belum menjawab pertanyaanku. Apa kamu benar-benar mencintaiku? Atau kamu masih mempunyai perasaan untuknya?”
Bukan tanpa alasan Taehyung bertanya begitu, bisa di bilang dia itu sangat sensitif terhadap perasaan seseorang. Taehyung paham, untuk beberapa waktu terkadang gadis ini seolah menatapnya dengan rasa bersalah atau malu. Terkadang, Jennie seolah ingin mengatakan sesuatu yang tidak pernah bisa terucap.
“Jennie-ah, kalau kamu masih mencintainya tidak apa-apa. Kai, walaupun dia pria berengsek yang selalu bermain wanita tapi aku bisa melihat kalau dia hanya mencintaimu. Pertunangan dia dengan Yoora juga batal. Untukmu.”
Penjelasan Taehyung telak menghantam hati Jennie, sesaat Taehyung bisa melihat binar bahagia di mata bening bagai kucing. Lihatlah, Kim Jennie tidak pandai berbohong.
“Apa kamu akan membenciku?”
“Bagaimana menurutmu?”
“Ya, aku tahu. Lagipula sudah ada orang lain yang kamu sukai, 'kan?” Kali ini Taehyung lah yang tidak bisa menjawab. Mata dia membulat sempurna, tidak tahu harus berkata apa.
Jennie tertawa pelan, menyodorkan lembaran foto yang sukses membuat Taehyung hampir terjungkal dari kursi detik itu juga.
Sialan, Jeon Jungkook!
Berani sekali dia mengirim foto ini, bajingan. Memalukan. Ah sial, mau di taruh dimana wajahnya sekarang.
Foto itu, jelas memperlihatkan bagaimana dia berciuman dengan Jungkook. Bahkan ada foto saat mereka sedang ber'olahraga' ria di rumah orang tuanya. Yah, walau tidak terlalu jelas dan kotor tapi tetap saja.
Brengsek!
“Kamu tidak perlu marah, aku tidak akan mengomentari foto ini. Aku sudah bisa menebaknya saat aku datang ke apartemenmu. Pemuda itu, dia menyukaimu. Tenang, aku juga bukan homophobic.”
Helaan napas Taehyung terdengar suram, alis dia berkerut dalam, berdecak sebal ketika mengingat kembali ulah Jungkook. “Kapan dia mengirim foto ini?”
“Kemarin?”
Kemarin? Bukankah itu saat Jungkook pergi keluar hingga dini hari?
Sulit di percaya. Dia sudah merencanakan hingga sejauh ini?
“Taehyung-ah kamu ini kejam sekali, apa kamu mau memutuskan hubungan kita dengan membuatku merasa bersalah seorang diri?”
Jangan sebut apapun, sekarang Taehyung tidak punya wajah untuk menjawab.
“Jangan bilang kamu menjalin hubungan denganku juga sengaja untuk membuatnya cemburu?”
“Apa maksudmu?”
“Kamu tahu kan dia akan datang kemari dan sehari sebelum kedatangannya, kamu menerima tawaranku untuk menjalin hubungan?”
Ah, sial.
Taehyung merasa terpojokkan sekarang. Bukan seperti ini seharusnya, hah semua ini gara-gara Jungkook!
“Tapi kamu juga mendapat untung, 'kan? Dia cemburu saat tahu aku jadi kekasihmu? Kamu juga sudah mendapatkan Kai kembali, seperti rencanamu sejak awal, aku tidak bodoh.” ujar Taehyung datar, menyilangkan kedua tangan di depan dada.
Setidaknya masing-masing dari mereka mendapatkan keuntungan tersendiri. Walau Taehyung tidak mau mengakui, dia memang sengaja ingin menguji perasaan Jungkook terlebih dahulu.
“Kai menyesal sudah meninggalkanku lalu bagaimana denganmu selanjutnya?”
Drama menyebalkan ini, sudah berakhir dengan begitu mudah.
Luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Bunny | KV ✓
FanfictionTadinya Kim Taehyung hanya berniat mengurus adik sepupunya yang manis dan menggemaskan. Tapi kenapa sekarang bayi kelincinya berubah menjadi serigala yang menyeramkan?! "Hyung, mau tidur denganku tidak?"