18

17.3K 1.2K 10
                                    

“Jangan tutup telepon nya atau aku buat kamu menyesal sekarang juga!”

Berengsek, sejak kapan dia jadi pandai mengancam?

.

.

.

“Besok? Bisa, kamu mau bertemu dimana?” Perasaan Taehyung sangat tidak nyaman, mata dia melotot nyalang sembari menggertak jengkel akan tingkah semena-mena Jungkook.

Bagaimana bisa membuka celana Taehyung begitu saja dengan sangat mudah?

“Dia masih lapar, hyung.”

Taehyung menggeleng, menolak dengan keras pernyataan sepihak Jungkook. Sial, Taehyung masih waras untuk tidak melakukan kegiatan tercela lagi.

“Hyung, ingat apa kata paman Kim? Turuti semua keinginanku atau kamu mau kekasihmu melihat kegiatan kita tadi sore, hm?”

“Apa maksudmu?”

Taehyung bertanya tanpa suara, menggertakkan gigi kala melihat Jungkook menunjuk satu arah pada sisi laci meja.

Kamera.

Menyala.

Berengsek, apa bocah ini merekam semua hal yang terjadi tadi?

Bahkan sekarang?

“Turuti saja keinginan, oke.”

Apa ada cara bagi Taehyung untuk menolak? Dia bahkan tidak tahu sejak kapan Jungkook memasang kamera sialan tadi.

Taehyung hanya bisa menghela nafas panjang, berusaha mengabaikan Jungkook dan fokus pada suara kekasih yang sedang berbicara di seberang sana.

Membahas mengenai keadaan sang nenek atau rencana kencan yang akan mereka lakukan.

Jungkook menggeram tak suka, menarik celana pendek Taehyung kasar lalu membuangnya ke sembarangan arah. Menempatkan kejantanan yang sudah mengeras tepat di depan lubang sempit tersebut.

Mata Taehyung menurun sayu, mengepalkan kedua tangan erat menahan erangan vulgar yang lagi-lagi membuat dia stress luar biasa.

Kejantanan keras itu menggesek lubang sempit dengan ritme acak. Seolah menggoda Taehyung untuk bertindak lebih jauh.

Jungkook sengaja, sudah pasti.

“Taehyung”

Si pemilik nama menunduk, berusaha mengatur nada suara agar tidak terdengar aneh dan tetap stabil.

“Jennie-ah kamu mau kencan dimana?”

Jungkook terkekeh, menghentak sekali jalan dan mendesis merasakan penis besar terjepit manis.

“Ah!”

Fuck!

“A-aku baik-baik saja, hanya sedikit pusing.”

Dia sungguh memasukan kejantanan tebal tanpa aba-aba, tanpa pelumas bahkan tanpa persiapan apapun. Rasanya perih.

“Kamu sempit sekali, hyung.”

“J-jangan, hmpt!” Taehyung menutup mulut dengan cepat, mengerang tertahan saat Jungkook kembali menghajar dinding rektum tanpa ampun.

“Ah hyung, kamu benar-benar cantik.”

Sudut mata Taehyung basah, menggeleng pelan dengan tubuh terhentak cepat.

Jungkook terkekeh lirih kemudian membalik tubuh Taehyung hingga menghadap padanya. Kini, mata hazel itu bisa menangkap dengan jelas perubahan mimik wajah Jungkook.

Lebih dekat dan lebih jelas.

Mata hitam itu berubah menjadi tajam dengan kilat samar. Rahang kokoh dan juga keras, lekuk hidung dan bibir yang sempurna.

Tampan, sangat tampan.

“Bergerak hyung, lakukan semuanya sendiri.” Taehyung melenguh, mematikan sambungan telepon dengan cepat dan melempar entah kemana.

Masa bodoh, nafsu birahi dia sudah terpancing sejak tadi. Taehyung tidak bisa menahan godaan Jungkook.

Tubuh dia bergerak naik-turun dengan cepat dan tak beraturan. Menjadikan bahu tegap Jungkook sebagai pegangan sendiri.

Haa, kamu terlalu besar sialan!

“Apanya yang besar hyung?” Tanya Jungkook geli, mengulur tangan kanan dan membantu mengurut organ genital Taehyung diselingi gerakan menggosok.

“M-milikmu, ngh.”

“Kamu suka?”

Bagian favorit Jungkook adalah saat Taehyung sudah berkata kotor seperti tadi. Sangat menggoda nan seksi.

“Kamu mau punyaku lebih dalam lagi, hm?”

Taehyung mengangguk dan mengetatkan lubang anal dengan rona merah padam. Setiap erangan dan lenguhan dia sudah tidak tertahankan lagi. Terdengar nyaring bersamaan dengan suara becek yang menghiasi keheningan malam di dalam sana.

“Hah, Jungkook please~”

Bruk!

“Akh!” Jungkook membaringkan tubuh ramping Taehyung tanpa aba-aba, mengangkat kedua kaki yang lebih tua untuk dia simpan pada bahu tegap kelewat santai..

“Hyung, lihat ke sisi kiri.”

Taehyung menoleh, mengikuti perkataan Jungkook. Seketika, jantung dia hampir meloncat keluar. Disana ada cermin, cukup besar hingga Taehyung bisa melihat dengan jelas kegiatan diantara mereka berdua. Bahkan dia bisa melihat bagaimana kejantanan keras Jungkook memasuki dirinya sedikit demi sedikit.

“Orang tuaku, bagaimana k-kalau... ”

“Tidak akan, selama hyung tidak berisik.”

“Hngg, Jung-ie.”

Wajah Jungkook bersemu merah, hati keras segera terasa lembut hanya dengan melihat dan mendengar Taehyung terus meracaukan namanya seperti ini.

“Aku menyukaimu, aku sangat menyukaimu hyung.”

Bad Bunny | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang