“Turun sana.”
Hari ini Taehyung kembali mengantar Jungkook sekolah dengan mobilnya. Semua kembali berjalan seperti semula, Jungkook tidak pernah membicarakan tentang perasaan lagi dan Taehyung tidak ingin membahas untuk sementara waktu.
Suasana di sekolah bisa dibilang cukup ramai, sekitar kurang dari 5 menit lagi sebelum bel berbunyi.
Jungkook menghela napas, sedikit enggan beranjak dari kursi mobil. “Hyung, nanti kamu bisa jemput aku?”
“Tergantung kondisi.”
“Aku masih ingin disini.”
Taehyung diam, bersandar pada jendela dan menatap wajah Jungkook dari samping. “Kamu sudah dewasa.”
Mendengar perkataan Taehyung membuat sudut bibir yang lebih muda terangkat sesaat. Ikut menyandarkan kepala pada jendela mobil sebelum balas menatap wajah Taehyung.
“Kalau begitu apa kamu mau menikah denganku, hyung?”
“Jangan membahasnya lagi Jungkook.”
“Hyung masih ingat 'kan, pertama kali kita melakukannya. Tepat pada hari ulang tahunmu.”
“Jeon Jungkook.”
“Itu hadiah yang kamu inginkan, berdua denganku.” Wajah Taehyung memerah, memalingkan muka dengan bibir terkatup rapat. Walau begitu dia masih mendengarkan setiap kata yang terucap dari mulut Jungkook.
“Aku juga masih ingat, malam itu kamu memakai sweater pemberianku. Sempurna, kamu sangat indah hyung.”
Lagi, jantung dia kembali bermasalah. Taehyung meremat lengan sendiri gugup. Berusaha menenangkan degup jantung yang tak beraturan.
“Berdiri seorang diri di atas balkon, memegang segelas wine dan berbalik menghadapku sembari tersenyum.”
‘Kamu tidak ingin memberiku hadiah?’
Mata hitam Jungkook melembut, ada rona merah samar yang hadir disisi pipi.
“Aku tahu kamu mabuk tapi kita melakukannya. Aku menyukaimu hyung, sungguh.”
Jungkook bergerak mendekat, menarik tangan Taehyung untuk digenggam dan mengecup ringan berulang kali.
“Aku tahu kamu juga menyukaiku, jangan berbohong dan tatap mataku sekarang juga. Taehyung, apa aku kurang baik untukmu? Apa kamu tidak merasakan apapun setelah kita melakukan semua itu bersama?”
Jemari tangan Jungkook mengusap punggung tangan yang lebih tua. Sedikit mendongak sebelum menangkup rahang bawah Kim Taehyung menggunakan sebelah tangan. “Hyung bilang padaku... ”
‘Aku menyukaimu Jungkook-ah.’
Oke, sekarang Taehyung ingat semua bagian masak lalu. Dia pikir setelah Jungkook pergi ke Busan bocah ini tidak akan mengingat apapun dan bersikap seperti biasa tanpa mengungkit-ungkit kenangan nostalgia.
“Hyung, kalau kamu memang menyukaiku lalu kenapa bersama orang lain setelah aku datang?”
“Jungkook.”
“Aku kira hyung akan menungguku, aku kira kamu tidak akan melupakan keberadaanku.”
Kali ini mata hitam dia meredup, membelai rahang hingga dagu Taehyung dengan sangat ringan dan halus. “Hyung, apa sekarang kamu masih menyukaiku?”
Kringgg!
“Bel-nya sudah bunyi, cepat keluar. Masih ada kelas yang harus aku hadiri.”
Tubuh besar Jungkook di dorong menjauh, Taehyung tidak menoleh. Pandangan dia lurus ke depan.
“Hyung.”
“Jungkook-ah.”
Jungkook menunggu, masih ingin mendengar apa yang akan Taehyung katakan.
“... Pergilah.”
Yah, sepertinya dia harus merasakan kecewa untuk sekarang. Mungkin, dia terlalu banyak berharap. Tidak mungkin secepatnya ini, Jungkook masih butuh waktu untuk bisa memiliki Taehyung.
“Aku pergi.”
.
.
.
“DUARRR.”
Teriakan Mingyu mengejutkan seisi kelas, niat hati ingin mengejutkan Jungkook tapi pemuda itu tidak bereaksi apapun. Datar tanpa emosi. Yugyeom mendengus, mendorong Mingyu agar minggir ke samping.
“Kamu kenapa, huh?” Yugyeom bertanya dengan kerling penasaran, sedikit menggeser kursi agar lebih dekat dengan Jungkook.
“Mungkin cintanya habis ditolak.” celetuk Eunwoo santai, memberikan cengiran polos saat tatapan tajam Jungkook mengarah padanya seketika.
“Santai kawan, kamu terlihat menyeramkan.”
“Mau ikut dengan kami tidak?” Mingyu kembali bicara, menarik kursi dan ikut duduk disebelah Yugyeom.
“Kita akan pergi ke bar nanti malam, ayo ikut.”
Bar?
Jungkook ragu tapi memikirkan penolakan yang Taehyung berikan tadi pagi seolah menyulut emosi kalut kembali.
“Hm, aku ikut.”
Senyuman Eunwoo sedikit memudar, mata berkilat samar lantas berujar pelan tanpa arti. “Jangan buat masalah yang tidak penting, Jungkook-ah.”
.
.
.
Jungkook benar-benar pergi ke bar, penampilan sempurna tampak berbeda dari yang biasa dia pakai. Terlihat lebih jantan dan dewasa.
Taehyung ingin bertanya tapi kala melihat wajah dingin Jungkook Taehyung sadar lebih baik dia diam. Mungkin, perkataan Taehyung tadi pagi membuat Jungkook marah.
“Jungkook-ah, jangan pulang terlalu malam.”
“Aku tahu.”
Sorot mata Taehyung sedikit sayu seraya ulas senyuman kecut. Yah, dia tidak bermaksud menyakiti Jungkook. Taehyung hanya butuh waktu,
Untuk memastikan perasaannya.
Untuk memastikan hubungan mengambang dengan Jennie.
Dia butuh waktu sampai benar-benar yakin. Taehyung bukan orang yang akan dengan mudah menjalin suatu hubungan. Dia sungguh berharap Jungkook bisa mengerti, untuk kali ini.
Hanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Bunny | KV ✓
FanfictionTadinya Kim Taehyung hanya berniat mengurus adik sepupunya yang manis dan menggemaskan. Tapi kenapa sekarang bayi kelincinya berubah menjadi serigala yang menyeramkan?! "Hyung, mau tidur denganku tidak?"