24

14.3K 1K 6
                                    

Bugh!

“Akh, hyung. Kenapa kamu melempar sepatumu ke wajahku?!” Jungkook melontarkan protes tak terima lantas mengusap wajah menyedihkan yang baru saja di hantam oleh sepatu Kim Taehyung.

“KAMU, BAGAIMANA BISA KAMU MEMBERIKAN JENNIE FOTO ITU?! BEDEBAH!”

Jarang-jarang Taehyung berteriak keras seperti ini, Jungkook merengut seraya mengambil soda di atas meja makan dan meminum santai.

“Biarkan saja, biar kalian cepat putus.”

Bukan begitu caranya, astaga. Taehyung sangat kesal sekarang tanpa Jungkook lakukan itu juga mereka akan putus.

Mau bagaimana lagi? Taehyung sudah putus dengan Jennie tapi mood nya sudah hancur lebur untuk bersikap baik pada Jungkook.

Grep!

“Hyung sudah putus, 'kan?” Jungkook bertanya sembari memeluk dari belakang, menaruh dagu di bahu tipis Taehyung ringan.

Taehyung mendelik, mencibir sinis pada Jungkook. “Menurutmu?!”

Entah bagaimana perasaan Jungkook, walau ada rasa senang tapi ada juga rasa tak nyaman. “Hyung, apa kamu putus dengannya karena terpaksa? Apa kamu tidak suka?”

Bukan begitu!

Ah, Taehyung mau bilang tapi dia gengsi. Dia ikhlas, rela lahir batin putus dengan Jennie. Untuk Jungkook. Lagipula memang itu keinginannya sejak awal.

“Yang benar saja, kalau kamu memang merasa terpaksa, aku minta maaf. Mungkin kamu memang tidak pernah menyukaiku, 'kan? Aku salah, aku minta maaf.” Pelukan hangat Jungkook terlepas. Taehyung termangu, pikiran dia kosong karena terkejut.

Ingin bicara tapi lidah seolah kelu tanpa bisa digerakkan.

“Hyung, lain kali jangan memberiku harapan jika memang tidak suka. Kamu melukaiku.”

.

.

.

Terkadang kenyataan memang tidak pernah berjalan sesuai ekspektasi, 'kan? Bayangan Taehyung, bahwa dia akan berakhir manis dengan Jungkook sudah buyar.

Pemuda itu marah, enggan bicara barang sedetik. Cenderung menghindar.

Taehyung bingung, ingin minta maaf tapi tidak tahu bagaimana caranya.

“Jungkook-ah ayo bicara.”

“Aku mau keluar. Nanti saja.”

“Jungkook, kita bicara sebentar.” Tubuh Taehyung menghalangi arah jalan Jeongguk dan merentangkan kedua tangan dengan sikap tegas.

Jungkook mendengus, bersandar pada dinding seolah menunggu Taehyung bicara. “Hanya 5 menit.”

Melihat sikap dingin Jungkook mau tak mau memberikan rasa sesak di dada seketika. Ugh, apa sikap Taehyung sudah keterlaluan?

Jungkook tidak pernah seperti ini semarah apapun dia.

“Aku memang sudah putus dengan Jennie tapi bukan berarti aku terpaksa melakukannya. Jungkook-ah, tanpa harus kamu lakukan semua itu, aku juga sudah memutuskan untuk meninggalkan dia.”

Menggelikan, demi Tuhan Taehyung tidak pernah melakukan ini.

Untuk pertama kalinya, dia, Kim Taehyung, berbicara melankolis tentang sebuah hubungan dan perasaan.

“Maaf jika perkataanku sempat membuatmu terluka, maaf jika sudah membuatmu marah. Jungkook-ah kamu tahu, aku buka tipe orang yang secara terbuka mengungkapkan apa yang aku rasa. Terkadang aku akan berkata 'tidak' walau hatiku berteriak 'Ya'. Jung-ie, apa kamu mau memaafkanku?”

Tidak ada jawaban, wajah Jungkook masih datar seperti semula. Taehyung kesal, dia sudah susah payah membuang gengsi dan ego jauh-jauh tapi reaksi Jungkook hanya diam tanpa niat membalas?

Wah, keterlaluan!

“Sudah selesai? Minggir, aku masih ada urusan.” ujar Jungkook datar, mendorong tubuh Taehyung agar menyingkir ke samping.

Wajah Taehyung merah, bukan karena malu tapi karena marah.

Spontan, dia berbalik, menarik tangan Jungkook kencang dan memojokkan ke dinding secara kasar. Mata hazel Taehyung berkilat tajam, mencengkram kemeja putih Jungkook sebelum mencium dengan amarah membara.

Sesaat, jantung Jungkook hampir berhenti berdetak. Tubuhnya kaku sebab menahan keinginan untuk membalas ciuman Taehyung di bibir.

Dia masih ingin melihat, sejauh mana Taehyung membujuknya. Sejauh mana, Taehyung meminta maaf padanya.

Pria ini sudah kehilangan akal sehat, hati dia diliputi oleh amarah dan rasa bersalah. Ketika Taehyung memutuskan untuk mencium Jungkook, sungguh terasa luar biasa malu tapi tertutupi oleh emosi.

Geram, Taehyung menggigit bibir Jungkook saat dirasa pemuda ini tidak memberinya ruang untuk berbuat lebih. Cukup keras hingga membuat bibir Jungkook bengkak dan membuka mulut refleks.

Ini pertama kali Kim Taehyung berinisiatif untuk mencium Jeon Jungkook. Memalukan.

Mata dia hampir basah oleh air mata, Jungkook tetap diam. Sial, dia sudah kehabisan ide.

Ah, masa bodoh.

Pangutan mereka terlepas, meninggalkan jejak saliva tipis yang terhubung diantara kedua bibir. Ragu, Taehyung berlutut di antara kaki Jungkook. Tangannya gemetar hebat, sedikit mendongak untuk melihat raut dingin dari yang lebih muda.

Mengambil napas sebentar Taehyung mendekatkan kepala pada celana Jungkook. Menggigit zipper tersebut dan menurunkan perlahan-lahan. Pipi dia kembali memerah lantas memegang kedua sisi kaki Jungkook kelewat erat.

Harga dirinya runtuh sudah.

“Taehyung.” Jungkook bergumam rendah, menaruh tangan diatas kepala Taehyung dan mengusap kelewat lembut.

“Kamu mau aku memaafkanmu, 'kan? Kalau begitu lakukan.”

Oh, harapan Taehyung hancur. Dia kira Jungkook akan menghentikan dan memaafkan Taehyung secara percuma.

Bad Bunny | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang