22

14.9K 1.1K 25
                                    

Hampir pukul 3 dini hari,

Batang hidung Jungkook belum juga terlihat. Taehyung cemas terlebih Jungkook tidak mengatakan kemana dia akan pergi.

Ayolah, dia masih punya tanggung jawab untuk menjaga Jungkook. Taehyung tidak pernah lupa akan tugas pemberian pihak keluarga.

Kakinya berjalan mondar-mandir dengan raut gelisah, mengusak surai kasar guna menyalurkan emosi.

Sesaat ada ketakutan yang tidak bisa Taehyung jelaskan. Jungkook, Jeon Jungkook, Taehyung bersumpah akan melempar pukulan jika dia tidak juga muncul saat ini juga.

Tok-tok!

Mata hazel-nya berkilat tajam, menggeram rendah saat pintu apartemen digedor dengan kasar. Taehyung sudah bisa menebak siapa pelakunya.

“KIM TAEHYUNG BUKA PINTUNYA, SIALAN!”

Kurang ajar!

Cklek!

“KAMU— benar-benar sialan!”

Kedua bola mata Taehyung membulat tak percaya, bocah ini

Mabuk?

“Aku membencimu.”

"Kamu mabuk?"

"Aku? Mabuk? bagaimana menurutmu, hm?”

Kacau, keadaan Jungkook benar-benar kacau. Seluruh tubuh dia berbau alkohol, jaket yang tadi dia pakai entah raib kemana. Menyisakan kaos hitam polos yang memperlihatkan otot lengan teramat maskulin.

“Masuk, jangan buat aku susah.” Nada suara Taehyung sedikit melemah, dia tidak ingin mendapatkan masalah. Taehyung tidak ingin bersikap keras pada Jungkook.

Setidaknya untuk malam ini.

“Tidak mau, Taehyung, kenapa kamu menolakku?”

Taehyung terdiam, meraih tangan Jungkook untuk dia rangkul. Ini masih pukul 3 dini hari, Taehyung tidak ingin penghuni apartemen sebelah sampai mendengar keributan yang Jungkook buat.

“Jangan banyak bicara, akan aku ambilkan air minum untukmu.”

Tubuh besar yang lebih muda dia lempar ke atas kasur. Sial, berat sekali.

“Kamu masih di bawah umur dan sudah berani mabuk? Mengejutkan.”

Taehyung tidak habis pikir, bagaimana Jungkook bisa sampai mabuk seperti ini.

Grep!

“Jangan pergi, temani aku disini.”

“Jungkook, lepaskan tanganku.”

“Tidak, kalau aku lepaskan nanti kamu pergi.”

Merepotkan, Taehyung benci mengurus orang mabuk.

“Lepas!”

Bruk!

“Akh!” Ringisan Taehyung terdengar cukup keras, punggung belakang luar biasa nyeri, pandangan mata dia bahkan sedikit buram.

“Taehyung, jangan pergi."

Tubuh Taehyung sontak menegang, menahan dada bidang Jungkook yang hampir menindih kuat-kuat. Leher pria manis tersebut terasa panas karena hela napas Jungkook terlalu dekat.

"Minggir!"

“Aku menginginkanmu.”

.

.

.

Taehyung panik, dia tidak mau melakukannya lagi. Untuk saat ini.

Ayolah, Taehyung baru sembuh total.

Bagaimana bisa Jungkook 'menghajar' nya lagi dengan begitu mudah. Tidak, Taehyung tidak mau.

"M-minggir, kamu mabuk!"

“Aku tidak mabuk tadi itu hanya pura-pura. Kamu tidak tahu? Aku ini tahan alkohol.” elak Jungkook santai, menjilat daun telinga Taehyung yang memerah dengan gerakan seduktif.

“Aku ingin memasukimu hyung, sial, penisku sudah keras.”

Kalimat kotor yang Jungkook ucapkan entah bagaimana menghantarkan sensasi panas di dalam diri Kim Taehyung. Terus mengelak dan berusaha untuk tidak tergoda bisikan Jungkook.

“Tidak mau, kamu terlalu kasar.”

Oh, seharusnya dia tidak bilang begitu.

“Benarkah? bukankah, kamu suka saat aku melakukannya dengan kasar?” Taehyung tidak bisa menjawab, itu benar, Taehyung suka Jungkook bersikap kasar saat mencumbunya.

“Taehyung-ah, mendesah untukku malam ini, oke?”

.

.

.

Yah, Taehyung tidak bisa menolak, tubuh dia berbicara lebih jujur daripada mulut. Sentuhan panas Jungkook, entah sejak kapan mulai menjadi candu baginya dan benar-benar mendesah untuk pemuda ini.

“Hhn, perlahan.”

Taehyung mengerang lirih, mencengkram bahu telanjang Jungkook dengan begitu erat.

Napas mereka memburu, berusaha mencapai puncak kenikmatan masing-masing.

“Shh, Jangan diketatkan Tae!”

Gerakan Jungkook kian cepat, mendorong masuk kejantanan keras lebih dalam dan intens. Seringai dia terulas, menarik kedua kaki Taehyung untuk dibuka lebih lebar.

“Ah ngh.”

Mulut Taehyung terus meracau mengeluarkan erangan kotor bahkan mendongakkan kepala agar memberikan akses pada Jungkook untuk meninggalkan jejak kepemilikan di leher jenjang tersebut.

“There isn't one person in this world I want more than you—”

“Hyung, you're mine, just mine.” bisikan Jungkook telak membuat pikiran Taehyung lebih kacau. Matanya terbuka sejenak, mengecup bibir tipis Jungkook dengan gerakan ringan.

“Aku milikmu.”

Mata Jungkook berkilat cerah, meraih pipi tirus Taehyung dan balas mencium. Lebih dalam, lebih beringas.

“Eungh haam”

Pagutan basah oleh saliva yang terjalin menyatu hanya sebentar, Jungkook lebih suka mendengar Taehyung mendesah menyebut namanya.

“You're so hot, you should have been born with a warning label.”












Bad Bunny | KV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang