Sial!
Rasanya seperti ada arus listrik yang mengalir di setiap nadi pria bermarga Jeon itu. Nafas dia kian berat dengan mata gelap pekat. Kembali memangut bibir merah Taehyung intens dan mendorong tubuh ramping tersebut untuk berbaring di atas meja.
Tubuh mereka menempel sempurna, saling membuka pakaian yang melekat dengan tergesa-gesa hingga sepenuhnya polos tak tertutup sehelai benang pun.
Taehyung menggigit bibir bawah kencang, melenguh lirih kala ujung lidah tajam Jungkook menyapu lubang sempit main-main. Mencari celah untuk melesakkan benda lunak tak bertulang itu lebih dalam.
“Ngh r-rasanya aneh.”
Yah, rasanya aneh walau jujur, Jungkook sering melakukannya tapi Taehyung tetap tidak terbiasa. Seluruh tubuh dia selalu bertambah sensitif, telak menambah sensasi panas yang hadir tanpa diminta.
Kepala Jungkook sedikit terangkat, terkekeh geli kala netra hitam melihat penampilan kacau Taehyung yang sudah tak karuan dengan nafas tersengal.
“Kamu sudah tak sabar, eh?”
“Sial, cepat masukan saja barangmu bodoh. Aku—ah!”
Bajingan idiot.
“Apa yang kamu lakukan? Bilang dulu kalau mau menusuknya!”
Jungkook mendengus kasar, bukankah tadi Taehyung bilang masukan lalu kenapa sekarang malah marah?
Cerewet sekali.
“Hyung, jangan banyak protes, mendesah saja dengan kencang.”
“You, shut up!”
“I will but you might moan a little hyung.” kekehnya pelan, menjilat pucuk dada Taehyung dengan wajah jenaka.
Taehyung melotot, menjambak rambut gelap Jungkook emosi. “Hyung, kamu suka BDSM ya?”
Bedebah, apa mulut Jungkook tidak bisa diam?
“Kamu, ah sialan.”
Tawa Jungkook membuat Taehyung lebih kesal tapi rasa nikmat yang menjalar dari arah bawah menghentikan umpatan terlampau telak.
Kedua mata dia terpejam lantas meremat surai sang dominan sebagai ganti perasaan menggelegak hebat.
Punggung sewarna tan tersebut melengkung samar, membuka lebih lebar kedua kaki jenjang tanpa sadar. Sukses, menarik kekehan Jungkook untuk kesekian kalinya.
Taehyung merenggut, menggigit bawah bibir kelewat kencang.
“Ugh, jangan ditahan hyung, keluarkan.”
“L-lebih dalam, please~”
Jungkook mengikuti permintaan kekasihnya, menghujam kejantanan keras lebih dalam nan cepat. Sedikit brutal hingga membuat Taehyung kesulitan mengimbangi permainan Jungkook.
“Ngh a-ah.”
“Seksi, kamu sangat seksi Tae.”
.
.
.
Mereka selesai, entah setelah berapa lama. Yang pasti pantat Taehyung terasa perih nan nyeri sekarang. Jungkook tidak pernah bisa bersikap lebih lembut saat bermain. Bocah kelebihan hormon ini sangat kasar dan brutal, seperti hewan liar.
Mata Taehyung sedikit sayu karena letih, bajunya belum terpasang benar terlalu lemas untuk sekedar bergerak.
Di depan saja ada Jungkook yang sedang memakai kemeja putih polos. Entah sadar atau tidak, kedua netra hazel Taehyung menatap lekat otot-otot keras pria rupawan tersebut.
Taehyung jarang memperhatikan tubuh Jungkook, ah, terakhir menyentuh pun sudah lama sekali.
“Jungkook-ah.” Pria itu menoleh, menatap bingung pada Taehyung.
“Kemari.”
Yang lebih muda menurut, berdiri di depan Taehyung dengan wajah polos. Menggemaskan.
Bukan maksud mesum, Taehyung hanya penasaran. Jari telunjuk dia terangkat, menyusuri otot keras Jungkook perlahan. Tidak sadar bahwa napasnya tertahan sejenak.
Entah untuk alasan apa, sudut bibir Taehyung tertarik membentuk seringai penuh arti. Jungkook berdengung bingung, berniat menghentikan tingkah si kakak sepupu. Dia tidak ingin kelepasan lagi.
“Hyung, lebih baik kita u-ugh.”
Punggung Jeongguk menegang, menunduk sedikit untuk melihat perbuatan 'tak senonoh' Taehyung.
Ah, tidak bisa diteruskan. Jungkook benar-benar bisa kelepasan kalau begini caranya.
Tangan kiri dia mendorong dahi sang submissive untuk menjauh. Sedikit mengernyit saat gigi tajam Taehyung menggigit cukup keras.
“Kamu meninggalkan banyak jejak di tubuhku, sedangkan tubuhmu bersih tanpa noda apapun. Itu tidak adil.” keluhan Taehyung membuat Jungkook meringis.
Berganti mengusap surai ash grey dengan lembut. “Kalau begitu lakukan sebanyak yang kamu mau.”
Mata kucing Taehyung berbinar cerah, melingkarkan kedua lengan pada leher Jungkook dan menandai setiap inci kulit halus tersebut tanpa malu.
Jungkook mendesis, terkekeh gemas akan tingkah laku Taehyung. “Sudah?”
“Hm, itu lebih baik.”
Taehyung mengangguk puas, sedikit bangga dengan hasil karya seni sendiri. Tubuh kekar Jungkook sudah penuh dengan tanda kemerahan. Ada juga yang berwarna biru hampir ungu. Tanda bahwa dia menggigit dengan sangat keras.
“Jungkook-ah, bantu aku berpakaian.” pintanya manja, merentangkan kedua tangan ramping itu ke sisi kanan dan kiri. Bibir merah mengerucut kecil, mengedip polos kala Jungkook menggeram rendah.
Terlampau gemas ini memakan Taehyung.
“Hyung-ie, setelah ini ayo bertunangan denganku.”
“A-apa?”
”Setelah bertunangan, tunggu aku bekerja lalu kita menikah.”
“Sial, bukankah khayalanmu terlalu tinggi?”
Hei, kenapa nada bicara Taehyung terdengar seperti tidak terima. Bukankah bagus jika mereka merencanakan hal itu dari sekarang?
“Hyung, kamu tidak bisa menolak. Kalau sampai kamu tidak mau, aku bersumpah akan mengikatmu di atas ranjangku dan tidak melepas sedetik pun.”
Apa menurutmu setelah mengancam seperti itu Taehyung masih bisa menolak?
Toh, dia juga sebenarnya menginginkan hal yang sama. Walaupun tidak mau mengakui. Terlalu gengsi.
“Berikan aku cincin yang indah.”
“Tentu”
“Berikan aku rumah yang besar juga.”
“Akan aku lakukan.”
“Dan jangan tinggalkan aku sampai kapan pun, tidak sekalipun aku yang meminta.”
Wajah Jungkook memerah sedikit malu dengan perkataan Taehyung. Spontan, mendekap erat yang lebih tua dengan senyuman manis.
“Tidak akan, aku berjanji. Janji seumur hidup.”
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Bunny | KV ✓
FanfictionTadinya Kim Taehyung hanya berniat mengurus adik sepupunya yang manis dan menggemaskan. Tapi kenapa sekarang bayi kelincinya berubah menjadi serigala yang menyeramkan?! "Hyung, mau tidur denganku tidak?"