Biasanya akhir pekan adalah waktu dimana para pekerja kantoran menyisihkan waktu mereka bersama keluarga. Baik itu hanya memasak dan makan bersama didalam rumah ataupun pergi keluar menuju taman hiburan. Tapi berbeda dengan Seulgi. Dia jauh-jauh dari pusat kota pergi ke daerah sub-urban hanya untuk meluapkan perasaannya selama ini kepada salah satu orang yang dipercayainya.Gaya urak-urakan Seulgi ia tunjukkan hanya kepada sahabat yang telah dianggapnya sebagai kakak kandung, Joohyun. Pikirnya kacau setelah mendapat kabar jika mantannya akan menikah tidak lama lagi dengan wanita lain. Sehabis melakukan audit akhir bulan di apartemen Jungkook, esok harinya dia langsung bergegas ke rumah Joohyun hanya untuk mengeluarkan semua kekesalan yang dia pendam selama ini. Termasuk juga sikap sang idol Jeon Jungkook pastinya.
"Unnie..." Gumamnya manja dengan rambut yang berantakan. "Ada apa denganmu Seulgi? Jika si doi sudah kawin yah bersyukur saja. Lagian yang meminta putus duluan kan kamu." Kalimat itu sukses menusuk hati Seulgi. Memang Joohyun semenjak berkeluarga lebih sering memberikan wejangan yang terkesan savage bagi Seulgi. Apalagi setelah mempunyai satu anak. Joohyun menjadi pribadi yang realistis dan tegas. Apalagi memperhatikan Seulgi yang seringkali labil dalam pilihannya.
"Lalu si Seungwan juga, unnie. Dia sering menjodohkanku dengan Jungkook padahal bocah itu sudah mempunyai pacar." Adu Seulgi terdengar merengek bak anak kecil. Maklumlah ini kali pertama mereka bertemu setelah dua bulan tidak ada kontak sama sekali. "Lalu kenapa kamu tidak mengajaknya kemari bersamamu? Biar kita habisi langsung dia disini." Mendengar itu Seulgi pun tertawa dan diikuti Joohyun. Seulgi sangat merindukan sahabatnya yang satu itu. Dia sangat tahu bagaimana menyikapi keluh kesah Seulgi tanpa harus berdebat panjang dan selalu sukses memberikan saran yang terbaik untuknya.
"Seulgi-ah." Panggil Joohyun.
"Hmm?"
"Fokus saja pada karirmu untuk sekarang. Soal Sehun, dia adalah masa lalumu. Jika dia memberikan undangan nanti, ya kamu datang. Show up that you're mature enough for your decision." Ucap Joohyun. Dia mengambil gelas teh yang sudah diseduh lalu meminumnya. "Aku tahu ini menyakitkan, tapi aku tahu kamu kuat dan bisa menghadapinya, walaupun tidak membawa pasangan." Lanjutnya lagi dan memperhatikan air muka Seulgi yang menjadi murung. Joohyun tahu Seulgi tidak menyetujui ucapannya kali ini. Tetapi dia percaya bahwa Seulgi lambat laun akan memahaminya. Dia tahu sekali Seulgi.
"Soal Jungkook, tidak perlu di gubris lah. Tak perlu dibawa kesal seperti sebelumnya oke? Jangan membuang amarah sia-sia hanya karena gurauan seperti itu."
"Nanti kerutan di wajah kamu semakin banyak kalau sering marah-marah." Tambah Joohyun lagi sambil menunjuk bagian dahi dan ujung mata Seulgi.
*^*
Di pagi yang mendung itu Seulgi baru saja membaca berita online yang mengatakan bahwa hubungan Jungkook dan Lisa telah kandas dengan alasan Jungkook melakukan kekerasan terhadap Lisa. Apakah benar Jungkook melakukannya? Seulgi pikir tidak. Jungkook adalah tipikal pria yang menurutnya suka menggombal tapi menghormati wanita. Intinya, Jungkook tidak sembarangan menyentuh wanita. Dia merasakan hal itu. Dimana Jungkook tiada hari tanpa bualan gombal tapi tidak pernah berani menyentuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iwis
Fanfiction[completed] Semuanya berawal dari Seulgi yang berniat ingin bebas dari segala yang diatur oleh keluarganya, dan Jungkook yang didesak untuk berkeluarga. Bagaimana kisah mereka? Iwis means certainly For dearest kalliopius, cloudies ☁️ Impressive top...